Hari ini, 189 tahun usia Kabupaten Padangpariaman. Hampir dua abad, sebuah usia matang untuk sebuah kabupaten. Hari ini pula, sejak dilantik gubernur Sumbar, 26 Februari 2021, hampir 11 bulan kepemimpinan Bupati Padangpariaman Suhatri Bur-Rahmang.
Selama hampir satu tahun Suhatri-Rahmang, telah melakukan berbagai langkah konkret. Melanjutkan kegiatan sarana prasarana fisik, membangun semangat spritualitas dan melakukan akselarasi dengan perantau sebagai aset daerah.
Tiga hal yang paling strategis dilakukan Pemerintah Daerah Kabupaten Padangpariaman dalam kurun 11 bulan ini, mencakup; pembebasan lahan tol Pasar Usang-Sicincin-Kayutanam; kedua, menghadapi bencana alam yang datang beberapa kali dalam tahun ini; dan ketiga; menuntaskan target vaksinasi sebagai sebuah tanggung jawab nasional.
”Sepertinya kerja pokok kita, yang tiga ini, selebihnya baru aktivitas rutin lain,” ujar Bupati Suhatri Bur suatu ketika berbicara dengan wartawan. Terlepas dari hal di atas, Suhatri Bur memantapkan kepemimpinannya pada komunikasi dengan pemerintahan pusat.
Duet kepemimpinan yang didukung partai PAN, PDIP dan Nasdem ini berusaha ’menjaring’ sejumlah proyek ke pusat. Terutama yang terkait dengan korban bencana alam yang berbiaya besar.
Sebaliknya, sejalan dengan itu, hubungan dengan perantau juga diperluas jaringannya. Terakhir, Suhatri Bur mendorong perantau Padangpariaman di bawah bendera PAKAR (Persatuan Aliansi Kampung dan Rantau) untuk berperan membangun perekenomian daerah.
PAKAR, sebuah organisasi rantau di bawah kepemimpinan H Mahyuddin Kenek SE. Organisasi ini berinduk kepada Persatuan Keluarga Daerah Piaman (PKDP).
Setidaknya, tiga aktivitas inti di atas, menjadi catatan penting refleksi 189 tahun Padangpariaman yang telah dikerjakan kepemimpinan Suhatri Bur-Rahmang.
Namun, kurun waktu yang tersedia dua tahun lagi, karena periodenya hingga 2024, Suhatri-Rahmang masih punya waktu memacu berbagai aktivitas pembangunan.
Di antaranya, mentuntaskan pusat industri kakao di Lubuk Bunta.
Pabrik cokelat terbesar di wilayah Sumatera itu akan menjadi daya magnet ekonomi tersediri bagi Padangpariaman. Sekarang sudah mulai produksi, namun masih terbatas. Diharapkan kehadiran pabrik ini akan tumbuh kembangnya kembali perkebunan kakao di wilayah Padangpariaman.
Paling tidak kehadiran pusat industri kakao ini, akan menjadi jawaban berjayanya sektor ekonomi Padangpariaman. Pada usia 189 tahun, sejarah produksi kelapa tertinggi yang mengisi ceruk pasar Sumatera Tengah, pusat peradaban dakwah Islam, pusat ekonomi daerah, punya perantau yang ada di seluruh penjuru nusantara, Padangpariaman yang tak akan pernah habis untuk ditulis.
Apalagi, bila bercerita tentang tokoh-tokoh di lintas sejarah dan bidang, serta perjalanan pemerintahah. Daerah ini, pernah begitu luas. Lalu dibagi ke Kota Padang, Kota Pariaman.
Kini, Pemkab Padangpariaman terus bergerak. Kehadiran jalan tol, diperkirakan akan membawa berkah lebih besar di bidang ekonomi. Arus barang, arus perantau, akan lebih deras lagi. Tentu juga arus uang.
”Untuk percepatan pembangunan dan sektor ekonomi dilakukan dengan menggerakan akselerasi OPD baik ke Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan sektor swasta. Pemkab membuka peluang investasi sebesar-besarnya,” ujar Suhatri Bur dalam sebuah acara dialog dengan Padang TV.
Optimisme, itulah model kepemimpinan pemerintah daerah Kabupaten Padangpariaman. Selamat hari jadi, semoga kemakmuran, kesejahteraan, keadilan, dapat dicapai dengan kebersamaan dalam pembangunan. (*)