Pergantian kurikulum dan penerapan konsep merdeka belajar pada sistem pendidikan Indonesia harus kita sikapi dengan bijak. Mengapa? Karena konsep kurikulum direvisi agar tercapai rencana strategi (renstra) pendidikan nasional.
Rencana strategi pendidikan nasional disusun berdasarkan Rencana Pembangnan Jangka Menengah Nasional, hasil evaluasi pelaksanaan pembangunan di sektor pendidikan dan kebudayaan serta aspirasi masyarakat.
Dalam proses penyusunannya, renstra Kemendikbud menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah untuk mengalisis kondisi objektif dengan mempertimbangkan beberapa skenario pembangunan selama periode rencana berikutnya. Termasuk di dalamnya penerapan kurikulum merdeka dan penerapan konsep merdeka belajar.
Merdeka belajar merupakan strategi pembelajaran yang digagas oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim yang terinspirasi dari sistem belajar yang diterapkan oleh bapak pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara untuk mencerdaskan anak bangsa.
Konsep ini dinilai efektif diterapkan kepada guru dan peserta didik untuk mecapai tujuan dari sebuah pembelajaran. Hal tersebut didasarkan pada asas kemerdekaan dalam menerapkan materi yang esensil dan fleksibel sesuai dengan minat, kebutuhan, dan karakteristik peserta didik.
Tidak ada paksaan terhadap peserta didik sehingga tidak menghalangi kreativitasnya dalam belajar. Guru dan peserta didik bebas untuk menerapkan sistem pembelajaran yang efektif dan menyenangkan sehingga nantinya akan meningkatkan kualitas sistem pendidikan nasional.
Guru dan peserta didik dapat memilih materi yang akan dibahas, serta metode yang akan diterapkan pada saat pembelajaran berlangsung. Topik, metode, dan alat pembelajaran yang sesauai dengan keinginan peserta didik dapat menajdi penyemangat bagi peserta didik dalam memahami esensi pembelajaran.
Guru dituntut untuk kreatif agar dapat menerakan suasana belajar yang kondusif, sehingga peserta didik fokus mengikuti pembelajaran. Selain pemilihan metode yang tepat, penggunaan alat dan media pembelajran yang tepat juga berpengaruh terhadap hasil belajar. Disinilah guru diminta sekreatif mungkin sehingga dapat mengakomodasi kebutuhan masing-masing peserta didik.
Guru yang merdeka belajar adalah guru yang terus berefleksi untuk menyesuaikan pemikiranya terhadap perubahan. Guru dan peserta didik dapat memanfaatkan teknologi di kelas melalui telepon pintar semisal menggunakan quizizz untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait materi ajar.
Pembelajaran yang diterapkan bersifat kolaboratif, misalnya pada topik tertentu dengan menerapkan diskusi, dengan metode ini guru dituntut kreatif, sehingga peserta didik terlibat aktif dalam pembelajaran. Sebagai mediator dalam pembelajaran guru diharapkan dapat mejadi model, fasilitator, dan pelatih.
Guru menerapkan sistem belajar berbasis pengalaman, melalui langkah merumuskan rencana pembelajaran yang bersifat terbuka, memberikan motivasi terhadap menciptakan pengalaman dalam proses pembelajaran, membentuk kelompok untuk memecahkan masalah.
Peserta didik yang merdeka dalam belajar sangat diperlukan untuk bangsa Indonesia di masa mendatang, sehingga dapat mandiri dalam memutuskan suatu masalah dan mengambil keputusan. Tidak bergantung kepada bangsa lain yang berujung pada penjajahan.
Langkah-langkah melaksanakan konsep merdeka belajar di kelas dapat dilakukan melalui tahapan mulai dari (1) Memahami profil peserta didik, dan karakteristik kelas, hal ini dimaksudkan agar seorang guru jeli mengenali peserta didik yang akan diajarnya, mengenali peserta didik dapat dilakukan melalui membaca profil singkat peserta didik yang terdapat pada buku kelas.
(2) Memetakan hal-hal apa yang diharapkan dan yang tidak diharapkan peserta didik dikelas selama proses pembelajaran berlangsung, dimaknai guru dapat memberikan aturan yang akan digunakan selama proses pembelajaran, misalnya boleh menggunakan telepon pintar untuk mencari referensi diskusi, tidak untuk bermain game dan sebagainya.
(3) Membuat ketentuan apa saja yang diharapkan dilakukan saat pembelajaran untuk mencapai tujuan bersama, dalam hal ini guru memberikan arahan kepada peserta didik untuk terlibat aktif selama proses pembelajaran berlangsung, agar seluruh peserta didik memperoleh pembelajaran yang bermakna.
(4) Mengajak peserta didik untuk terlibat membuat kesepakatan dan berdiskusi. Guru secara aktif melibatkan peserta didik dalam membuat kesepakatan-kesepakatan utuk pembelajaran yang akan dilaksanakn, yaitu melalu diskusi.
(5) Melakukan refleksi untuk menumbuhkembangkan saling percaya dan tanggung jawab, serta konsisten menjalankan kesepakatan kelas, dalam hal ini guru memimpin untuk kegiatan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Hal apa saja yang sudah dijalankan sesuai dengan kesepakatan, dan hal apa saja yang harus diperbaiki pada pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
Langkah-langkah tersebut dapat dijadikan acuan sebagai strategi menerapkan konsep merdeka belajar di kelas. Suasana yang nyaman pada saat pembelajaran yang terbentuk melalui kesepakatan guru dan peserta didik, akan membantu tercapainya tujuan pembelajaran.
Sekolah-sekolah yang telah lebih dulu menerapkan kurikulum darurat pada sekolah penggerak, akan lebih mudah dalam menerapkan konsep merdeka belajar. Hal tersebut akan berbeda dengan sekolah-sekolah yang masih menerapkan kurikulum 2013.
Sekolah-sekolah yang baru menerapkan kurikulum merdeka pada tahun ajaran 2022/2023 dan mengadaptasi konsep merdeka belajar harus lebih cepat menyesuaikan diri agar dapat menerapkan perubahan dengan baik, sebab setiap lembaga sekolah dan tenaga pendidik harus sigap menghadapi perubahan-perubahan demi pendidikan Indonesia yang lebih baik.
Mari kita sikapi bersama pembaruan yang terdapat pada kurikulum merdeka, serta merta dengan menerapkan konsep merdeka belajar agar tercipta generasi Indonesia yang siap menjadi warga dunia yang baik demi keberhasilan untuk menyongsong kehidupan di era society 5.0. (*)(Lucianda Dwi Mutia, Guru SMAN 2 Painan)