Aqua Dwipayana
Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional
Setiap orang memiliki kesempatan untuk berbagi pada sesama. Waktunya selama 24 jam. Wujud yang dibagikan beragam. Mulai dari yang tidak kelihatan hingga jelas bentuknya.
Meski kesempatan berbagi selama 24 jam, namun sampai sekarang masih ada orang yang enggan melakukannya. Khawatir mengalami kerugian. Takut miliknya berkurang.
Seakan-akan apapun yang berada pada dirinya adalah miliknya. Kekal selamanya. Jumlah dan nilainya akan berkurang jika diberikan kepada orang lain.
Dengan begitu yang ada dalam pikirannya adalah terus-menerus menambah yang sudah ada. Sehingga semakin banyak.
Kesannya orang itu seperti tidak tahu atau pura-pura tidak tahu bahwa hanya menunggu waktu, semua bakal ditinggalkannya. Saat dia meninggal, sebagian besar miliknya tidak ada yang dibawa. Hanya amal ibadah saja yang ikut menemaninya.
Selain itu, Tuhan Sang Pemilik semua titipan tersebut, akan meminta pertanggungjawabannya. Tidak ada satupun yang lolos.
Setelah itu terjadi, baru timbul penyesalan. Kenapa saat masih hidup tidak rajin membagi-bagikan miliknya yang merupakan titipan dari Tuhan. Nasi sudah menjadi bubur. Terlambat…
Ingin Terus Berbuat
Sementara mereka yang telah merasakan nikmatnya berbagi, setiap ada kesempatan berusaha melakukannya secara optimal. Sama sekali tidak pernah merasa rugi, apalagi hingga miliknya berkurang.
Jika dalam sehari belum berbagi, rasanya ada yang kurang dalam kesehariannya. Kalau telah melakukannya, nikmatnya tiada tara. Mengalahkan segala-galanya.
Mereka ikhlas melakukannya. Meyakini bahwa banyak sekali manfaatnya berbagi. Tidak hanya dirasakan oleh orang yang menerima, tetapi paling utama adalah buat dirinya dan orang-orang di sekitarnya.
Mereka yang ikhlas berbagi, biasanya lebih bahagia dari yang menerimanya. Kebahagiaan itu tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata.
Begitu bahagianya sehingga ingin terus berbuat serupa. Bahkan meningkatkan jumlah dan kualitasnya. Sehingga semakin banyak orang yang merasakan manfaatnya.
Kebiasaan berbagi itu bakal meningkat setelah mendapat balasan berlipat-lipat dari Tuhan. Sumbernya dari berbagai penjuru mata angin.
Datang Sendiri
Sering terjadi tiba-tiba rezeki itu datang sendiri. Sama sekali tidak disangka-sangka. Wujudnya beragam.
Hal itu salah satu yang membuat mereka yang biasa berbagi menjadi ketagihan. Apalagi dengan kebiasaan positif tersebut hati dan pikirannya jadi selalu tenang. Otomatis meningkatkan imunitas tubuh mereka.
Perhatikanlah dengan seksama. Mereka yang selalu ikhlas berbagi, hidupnya tenang, dan nyaman. Di samping itu daya tahan tubuhnya relatif baik.
Kesimpulannya agar membiasakan diri berbagi dengan ikhlas. Jangan pernah sedikitpun ragu melakukannya karena aktivitas positif itu merupakan investasi baik di dunia maupun di akhirat kelak yang akan menolong setiap manusia.
Untuk berbuat baik tidak pernah ada kata terlambat. Mulailah sekarang dan konsisten melakukannya hingga akhir hayat. Aamiin ya robbal aalamiin. (*)