Momentum Jaga Kondusivitas Ibadah dan Ekonomi

75
Mahyeldi Gubernur Sumatera Barat

MARHABAN ya Ramadhan. Selamat datang bulan Ramadhan. Kita patut bersyukur pada Ramadhan tahun ini kondisi perekonomian nasional makin membaik seiring meningkatnya interaksi dan mobilitas masyarakat akibat meredanya pandemi Covid-19.

Laporan Perekenomian Bank Indonesia Sumbar Tahun 2022 menyebutkan, pada tahun tersebut terjadi pelonggaran aktivitas masyarakat yang berimbas pada peningkatan permintaan barang dan jasa. Terutama menjelang dan saat Ramadhan.

Akibatnya, terjadi inflasi. Misalnya pada triwulan I. Yaitu pada sejumlah sektor seperti perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar lainnya dengan nilai inflasi sebesar 3,69% (yoy) dan andil inflasi 0,54% (yoy).

Sebagai orang yang beriman, selayaknya kita menyambut kedatangan Ramadhan dengan penuh suka cita. Rasa itu tumbuh seiring dengan pemahaman yang benar dalam memaknai dan mengisi bulan yang penuh berkah, rahmat, dan ampunan ini.

Ramadhan tahun ini tentu berbeda dengan sebelumnya. Terkabulnya doa yang senantiasa kita lantunkan, “Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikan kami ke bulan Ramadhan,” semestinya memacu kita untuk bekerja lebih baik dibandingkan dengan waktu-waktu sebelumnya.

Alangkah celaka orang yang hari ini lebih buruk dibandingkan hari sebelumnya. Betapa merugi orang yang hari ini sama dengan sebelumnya. Sungguh beruntung orang yang hari ini lebih baik daripada hari sebelumnya.

Itulah mengapa kita harus berusaha semaksimal mungkin agar bisa mengisi Ramadhan dengan kualitas iman dan amal yang terus meningkat. Ramadhan bulan berkah. Makna berkah adalah bertambahnya kebaikan atau nikmat. Keberkahan Ramadhan tecermin pada beberapa hal.

Pertama, kemudahan dalam menjalankan amal saleh. Kita merasakan nuansa ibadah dan kekhusyukan ada di mana-mana. Berbeda dengan bulan-bulan lain, suasana dan kondisi Ramadhan tatkala banyak orang melakukan kebaikan membuat kita termotivasi untuk melakukan kebaikan yang sama. Shalat malam, membaca Al Quran, zikir, doa, lebih banyak kita lakukan di bulan Ramadhan.

Kedua, pahala amal yang berlipat ganda sebagaimana disabdakan Rasulullah SAW. Amal sunnah dilipatgandakan pahalanya sehingga sama dengan pahala wajib di bulan-bulan selain Ramadhan. Betapa meruginya kita yang hanya beramal biasa-biasa saja di bulan ini. Maka, mari kita berlomba-lomba bekerja dan melakukan kebaikan.

Ketiga, janji Allah melalui sabda Rasulullah SAW, “Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan sungguh-sungguh mengharap pahala, diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” Kita semua berharap Allah mengampuni dosa-dosa kita lantaran kebaikan yang kita kerjakan selama bulan Ramadhan.

Selain itu, Ramadhan adalah bulan latihan untuk menumbuhkan rasa kesetiakawanan dan kepedulian sosial. Dengan latihan menahan lapar dan haus sejak fajar hingga tenggelam matahari, kita diajari merasakan kesulitan saudara kita yang boleh jadi mengalaminya setiap hari.

Motivasi yang diberikan Rasulullah SAW tentang balasan kepada orang yang memperbanyak sedekah, memberikan makan kepada orang yang berbuka puasa, membayar fidyah bagi yang tidak sanggup lagi berpuasa karena sakit menahun atau berusia lanjut, serta menunaikan zakat fitrah, adalah contoh betapa Islam mengajarkan kita untuk peduli kepada orang-orang di sekitar kita.

Tak dapat dimungkiri, Ramadhan adalah bulan peningkatan roda perekonomian. Hal ini memicu kenaikan harga barang dan jasa. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan laju inflasi Sumatera Barat sepanjang 2022 berada di angka 7,43 persen.

Inflasi ditentukan oleh indeks harga konsumen (IHK) dua kota, Kota Padang dan Kota Bukittinggi. Kelompok yang dominan memberikan andil inflasi (yoy) di dua wilayah tersebut adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 2,84 persen.

Disusul kelompok transportasi sebesar 2,38 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,56 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman atau restoran sebesar 0,54 persen. Pemerintah Provinsi Sumatera Barat senantiasa mengupayakan agar harga barang dan jasa tetap terjangkau masyarakat.

Baca Juga:  Menunggu Titah Angku Datuak

Alhamdulillah, dalam dua tahun masa bakti Mahyeldi-Audy, berbagai capaian berhasil kita raih. Pertama, realisasi anggaran Provinsi Sumatera Barat berada di nomor 4 tertinggi nasional dengan Silpa sebesar Rp281,18 miliar. Angka ini jauh di bawah kondisi Silpa tahun 2021 yakni sebesar Rp484,681 miliar.

Kedua, peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP) dari semula 107,26% pada 2021 menjadi 110,41% pada 2022 dan jauh melebihi target yang dicantum dalam RPJMD yaitu 100.99%. NTP merupakan salah satu indikator dalam menentukan tingkat kesejahteraan petani.

Sebagai wilayah agraris, sektor pertanian mempunyai kontribusi yang cukup besar terhadap PDRB Provinsi Sumatera Barat dengan kontribusi sebesar 21,71% terhadap PDRB. Di bawah sektor pertanian ada sektor perdagangan besar dan eceran serta sektor transportasi dan pergudangan berkontribusi yang berkontribusi masing-masing sebesar 15,55% dan 10,3% dari PDRB.

Ketiga, angka kemiskinan pada 2022 sebesar 6,04% masih lebih baik dibandingkan target pada RPJMD sebesar 6,28. Angka kemiskinan Provinsi Sumatera Barat pada 2022 merupakan angka kemiskinan nomor 6 terendah dari semua provinsi di Indonesia.

Keempat, indikator pelayanan publik mengalami peningkatan signifikan. Pada 2021 indikator berada pada zona kuning dengan nilai 68,52 (kualitas sedang) dan berada para peringkat 25 dari 34 provinsi. Sedangkan, pada 2022 indimator berada pada zona hijau dengan nilai 82,60 (kualitas tinggi) dan berada pada peringkat 11 dari 34 provinsi.

Masih banyak target yang harus kita tuntaskan di sisa waktu pengabdian kami sebagai gubernur dan wakil gubernur. Saya berharap semua komponen pemerintahan maupun masyarakat mendukung sepenuhnya program-program unggulan yang dicanangkan sebagai penunjang perekonomian Provinsi Sumatera Barat.

Program itu adalah Sumbar Sehat dan Cerdas, Sumbar Religius dan Berbudaya, Sumbar Sejahtera, dan Sumbar Berkeadilan. Sumbar Sehat dan Cerdas mempunyai misi meningkatkan kualitas SDM yang berakhlak mulia, sehat, berpengatahuan, terampil, dan berdaya saing.

Program ini berfokus pada peningkatan kapasitas pelayanan kesehatan, penyediaan sanitasi yang layak di sekolah dan fasilitas umum lainnya, pembinaan olahraga prestasi, peningkatan tunjangan guru dan tenaga pendidikan lainnya, penerimaan siswa tidak mampu di sekolah negeri, pemerataan akses pendidikan, beasiswa kuliah, dan bantuan penelitian untuk mahasiswa dan dosen.

Sumbar Religius dan Berbudaya mempunyai misi meningkatkan tata kehidupan sosial kemasyarakatan berdasarkan falsafah Adaik Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah. Program ini berfokus pada pembentukan masjid sebagai tempat pembelajaran dan wisata religi, peningkatan sarana dan prasarana serta bantuan operasional kegiatan keagamaan, mewujudkan pusat kegiatan pendidikan dan wisata IPTEKS, serta alokasi anggaran untuk pembinaan seniman dan kebudayaan.

Sumbar Sejahtera mempunyai misi meningkatkan nilai tambah dan produktivitas pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan; meningkatan usaha perdagangan dan industri kecil/menengah serta ekonomi berbasis digital; serta meningkatkan ekonomi kreatif.

Sementara itu, Sumbar Berkeadilan memiliki misi meningkatkan pembangunan infrastruktur yang berkeadilan dan berkelanjutan. Program ini berfokus pada peningkatan kuantitas dan kualitas infrastruktur pertanian dan perikanan; percepatan, pemerataan, dan konektivitas sarana transportasi; pengembangan wilayah berbasis masyarakat dan komunitas; optimalisasi pengelolaan sampah; dan inovasi dan digitalisasi pelayanan publik.

Dengan kebersamaan dan dukungan kita semua, insyaallah Sumatera Barat Madani yang Unggul dan Berkelanjutan dapat terwujud. Terakhir, saya ingin mengutip pantun:
Rumah gadang maimbau pulang
Tanah rantau menahan kaki
Khilaf jo salah mambuek gamang
Ampun jo maaf mohon dibari. (*)