Bermacet Ria di Sumbar, Nikmati Tol di Riau

26
Mhd Nazir Fahmi Wartawan Utama

HAMPIR dua tahun tol Pekanbaru-Dumai beroperasi, hingga hari ini belum sempat saya jajal. Selain tidak ada hal mustahak mau diurus di Dumai, juga belum ada hal yang sangat penting untuk melewati jalur tersebut.

Tapi, ketika tol Pekanbaru-Bangkinang dibuka untuk umum, sangat penting bagi saya menjajalnya. Dan, Jumat (6/5) niat itu kesampaian juga. Balik ke Pekanbaru, saya jajal tol sepanjang 40 km tersebut habis bermacet ria di Sumatera Barat.

Dari Kota Bangkinang, belok kiri ke arah Petapahan. 7 kilometer, akan jumpa simpang masuk gerbang tol. Diwanti-wanti kecepatan hanya 60 km per jam. Ada pengumuman pantauan CCTV di beberapa ruas. Tapi, dasar kadang kita ini mada, tergas juga ke angka 100 km per jam. Malah, banyak juga yang lebih di angka tersebut.

Saya coba stabil di angka 100 di spedometer. Tembus 20 menit saja di pintu ke luar arah Pekanbaru. Kalau kecepatan di atas 100 km per jam, bisa-bisa hanya butuh waktu 10-15 menit. Kalau lewat jalan biasa dan dijam sibuk, Bangkinang-Pekanbaru menghabiskan waktu 1 jam 20 menit. Kadang lebih dari itu.

Luar biasa manfaat tol Pekanbaru-Bangkinang. Berhasil mengurai kemacetan di jalur biasa. Kalau musim mudik dan balik, titik macet itu ada di Pasar Kampar dan Airtiris. Tahun ini, semua bisa lancar. Terutama bagi pemudik di siang hari. Berkat tol Pekanbaru-Bangkinang. Walau jam operasinya hanya pukul 08.00-16.00 dan satu arah saja.

Cepatlah berfungsi normal. Itu banyak harapan terhadap Tol Pekanbaru-Bangkinang. Dan, cepat pula selesainya Tol Bangkinang-Pangkalan (Baca: sampai perbatasan Riau-Sumbar). Kita coba hitung-hitungan waktu jika dua ruas tol ini difungsikan. Pekanbaru-Bangkinang hanya 20 menit. Bangkinang-Pangkalan yang hanya 25 km, tentu bisa tembus 10 menit. Berarti 20+10=30 menit.

Bandingkan kalau jalur sekarang. Kalau kita berangkat dari Pekanbaru pukul 04.00 pagi, sampai perbatasan Riau-Sumbar menghabiskan waktu 2,5 jam. Kalau berangkat di atas pukul 07.00, lebih dari 3 jam baru capai perbatasan. Jika rata-rata 3 jam atau 180 menit, bandingkan dengan waktu tempuh tol 30 menit.

Berarti ada 150 menit atau 2,5 jam waktu yang terpangkas. Jadi waktu tempuh Padang-Pekanbaru yang biasanya 7-8 jam, jika lewat dua ruas tol tersebut nantinya akan terkoreksi jadi 5-6 saja. Lumayanlah.

Tol Pekanbaru-Bangkinang, kiri kanan pemandangan kebun sawit dan karet. Tidak ada gunung dan lembah. Bangkinang-Pangkalan dipastikan akan mulai memanjakan mata pengendara. Kiri kanannya akan ada pemandangan perbukitan dan hutan.

Apalagi kalau ruas Tol Pangkalan-Payakumbuh-Bukittinggi-Padangpanjang-Sicincin-Padang sudah jadi, pasti akan jadi ruas tol wisata. Destinasi wisata tol akan tercipta. Ketika tol di Riau sudah nyata, kita di Sumbar masih dalam rasian. Masih bermimpi. Masih berhayal. Ada ruas tol Padang-Sicincin, belum jadi-jadi.

Empat tahun berlalu sejak dimulainya proyek, kini ruas-ruas tol yang sudah jadi seperti mati. Sunyi dan sepi. Orang sudah berlari, kita hanya duduk termangu. Semoga semua kita terbangun dari mimpi dan tol di Ranah Bundo bisa jadi nyata. Walau 1.000 tahun lagi. (*)