
Dinas Pariwisata Sumbar bekerjasama dengan Dinas Pariwisata, Pemuda, Olahraga Tanahdatar menyelenggarakan Festival Pesona Adat Nagari di Puncak Pato, Jorong Pato, Batubulek, Kecamatan Lintaubuo Utara, Minggu (4/7). Tema yang diusung pada festival tahun ini, yakni Napak Tilas Sumpah Sati Bukik Marapalam.
Panitia menerapkan protokol kesehatan dengan tanpa penonton dan hanya dapat menyaksikan secara langsung melalui live streaming pada akun Youtube Dinas Pariwisata Sumbar. Kegiatan ini merupakan pokir anggota DPRD Sumbar, Jefri Masrul.
Ketua panitia Hendri Agung Indrianto menyampaikan, atas bantuan banyak pihak acara ini dapat terlaksana pada kondisi Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan. ”Acara ini diselenggarakan sebagai ajang promosi produk dan objek wisata yang berada di Tanahdatar, dalam hal ini Lintau. Saya berharap dengan diselenggarakannya acara ini dapat berdampak besar bagi ekonomi masyarakat Lintau yang telah terkena dampak Covid-19,” tuturnya.
Anggota DPRD Sumbar Jefri Masrul mengungkapkan, festival ini dijadikan pokir dengan tujuan untuk meningkatkan ekonomi dan promosi wisata di Lintau. ”Saya berharap agar sanggar seni yang ada di Tanahdatar dapat ditampilkan dalam festival ini. Tidak lupa ia mengingatkan untuk terus menerapkan protokol kesehatan dan menjaga keasrian dari Puncak Pato,” harapnya.
Kepala Dinas Pariwisata Sumbar Novrial dalam sambutannya menjelaskan, banyak motif bagi wisatawan untuk datang ke Sumbar, salah satunya adalah karena budaya. ”Di Puncak Pato diikrarkan sumpah sati marapalam yang akhirnya lahir rumusan Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah,” ujarnya.
Bupati Tanahdatar Eka Putra menyampaikan virtual iven seperti festival ini dibutuhkan karena dapat mengurangi potensi kerumunan orang dan juga dapat ditayangkan secara online. Sehingga mudah diakses oleh masyarakat. Festival ini diharapkan dapat meningkatkan ekonomi dan menggali wisata Puncak Pato.
Disisi lain, pada festival tersebut penampilan kesenian tari Saka Badarai, tari ini menggambarkan kehidupan masyarakat Pato yang banyak memproduksi saka niro. Pada acara puncak dengan penampilan teater dari ISI Padang Panjang, yang menunjukkan kembali peristiwa yang pernah terjadi di Puncak Pato yaitu perjanjian antara ulama dan tokoh adat hingga lahirnya rumusan ”Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah”. Ini sebagai kesepakatan yang mengatur tata pelaksanaan adat di Minangkabau yang ”bersendikan” dengan syari’at Islam. (rid)