Majukan Wisata Agam: Bangun Kereta Gantung, Buka Jalan Alternatif Kelok 44

250

Bupati Agam Andri Warman ternyata punya gagasan besar dalam upaya memajukan pariwisata di kabupaten yang dipimpinnya.

Apalagi, daerah kelahiran ulama besar Buya Hamka ini, memilikiĀ dua gunung: Marapi dan Singgalang, pantai, danau, terusan hingga destinasi religi dan kuliner.

“Saya punya obsesi, menjadikan destinasi wisata di Kabupaten Agam terbaik di dunia,” tegas bupati yang terkenal dengan panggilan AWR, saat Diskusi Tigabelasan Jaringan Pemred Sumbar (JPS), Rabu (13/10/2021) malam di Lawang Park.

Bupati AWR yang berlatar pelaku pariwisata dan akademisi ini mengaku punya program besar untuk menduniakan destinasi wisata Agam.

Ada empat program utama yang akan dikembangkan selain puluhan objek wisata yang telah ada di Agam. Yakni pembangunan kereta gantung dari Lawang menuju Maninjau, Taman Safari di Canduang-Agam Timur, membangun masjid merah di Pantai Tanjung Mutiara, Tiku serta Bumi perkemahan di Ngarai Sianok.

Dengan adanya kereta gantung yang pertama di Sumatera itu nantinya, kata AWR, wisatawan tidak perlu lagi terbang ke Malaysia untuk berwisata ke Genting Highlands atau ke Langkawi. “Cukup berkunjung ke Agam karena semuanya ada,” katanya.

Kemudian, katanya, selama ini siswa di Agam dibawa berkemah ke luar Agam.

“Kini kita siapkan bumi perkemahan di Ngarai Sianok. Kemudian, kita siapkan kereta gantung dari Lawang ke Maninjau. Rasanya, program itu tidak berat untuk dilaksanakan karena juga ada dukungan dari pemerintah. Pak Menparekraf Sandiaga Uno ketika kunjungan ke Agam sudah menyatakan siap membawa investor untuk bangun itu,” kata alumni Manajemen Transportasi Universitas Trisaksi itu.

Semua obsesi itu, sangat terkait erat program revitalisasi Danau Maninjau yang kini digerakkan bersama pemkab, pemerintah ditangani langsung Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan serta Pemprov Sumbar.

“Jadi, pembangunan kereta gantung itu bisa terealisasi jika telah dilakukan pengerukan sedimen dan keramba di Danau Maninjau berkurang. Begitu juga dengan rencana pembangunan homestay dan restoran terapung di kawasan wisata religi Sungai Batang,” jelas AWR.

Untuk itu, AWR juga menyampaikan terima kasih kepada pemerintah dan pemprov yang mendukung pengembangan sektor pariwisata yang tengah digiatkan di Agam untuk kesejahteraan masyarakat dan pelaku usaha.

“Program revitalisasi Danau Maninjau yang menjadi program pemerintah, telah kita gerakan bersama stakeholder terkait dan masyarakat di Agam agar bisa cepat direalisasikan,” kata AWR.

Untuk mengenalkan anak muda Agam pada sosok dan teladan dari Buya Hamka, AWR juga memprogramkan seluruh siswa SMA di Agam untuk berwisata religi, budaya dan edukasi ke Sungai Batang.

“Saya tadi sudah pertemuan dengan Kepala Dinas Pendidikan Sumbar, Pak Adib Alfikri dan menyampaikan soal itu. Alhamdulillah, beliau support sekali. Kita juga minta support teman-teman media,” imbuhnya.

Baca Juga:  Yuliandre: 800 Artis, Tokoh dan Masyarakat Minang Nonton Bareng Film Buya Hamka

Dalam diskusi yang dipandu senior JPS Adrian Tuswandi ini, hadir pegiat wisata yang juga Owner Lawang Adventure Park Zuhrizul, Kepala Dinas Pariwisata Agam Satria, Kepala Dinas Pariwisata Pariaman Marhaen serta anggota DPRD Sumbar Rinaldi diwakili Chandra.

Sementara itu, Chandra mewakili Rinaldi, anggota DPRD Sumbar mendukung upaya bupati dalam memajukan pariwisata Agam dan revitalisasi Danau Maninjau.

Bahkan, untuk memberikan rasa aman dan nyaman pengunjung ke Agam, Rinaldi siap mendukung pembangunan jalan alternatif dari Ambun Pagi ke Maninjau lewat anggaran provinsi sehingga bisa dilintasi bus berkapasitas 40 seat.

“Ini merupakan kebutuhan mendesak. Apalagi beberapa waktu lalu, ada kejadian viral. Saat bus Gracias dari Bandung tersangkut di kelok 44. Selain untuk akses wisatawan, jalan alternatif tersebut juga penting bagi arus transportasi dan ekonomi masyarakat Agam,” katanya.

Sementara itu, M Zuhrizul mengapresiasi obsesi dan komitmen dari Bupati Agam Andri Warman dan Anggota DPRD Sumbar Rinaldi. Pelaku wisata akan terbantu dan perekonomian masyarakat bakal meningkat.

“Jika obsesi dan komitmen Pak Bupati dan Pak Rinaldi itu terwujud, maka akan jadi sejarah karena bisa meningkatkan perekonomian masyarakat dan mempercepat akses wisatawan. Saya yakin wisata Agam akan benar-benar mendunia nantinya,” ungkap Zuhrizul.

Jalan alternatif Kelok 44 dan akses ke kawasan wisata Buya Hamka, kata Zuhrizul sangat penting diperhatikan.

“Kalau nanti ada kunjungan ekstra siswa-siswa di Agam ke kawasan Buya Hamka, maka sulit terwujud jika bus besar tak bisa masuk. Jadi infrastruktur itu sangat urgen disiapkan,” kata Zuhrizul.

Pihaknya dari para travel Agent dan tour operator bisa membuat paket wisata. Misalnya, setelah berwisata di Lawang, lanjut ke Maninjau dan ke Kota Pariaman.

“Konsistensi dan konektivitas ini perlu dijaga agar wisatawan tak kecewa. Otomatis Pariaman pun akan berkembang, apalagi sekarang sudah mulai berdiri hotel di sana,” tukasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Pariaman Marhaen mengungkapkan kembali bahwa wisata itu bisnis kebahagiaan. Maka, bagaimana kita di daerah ini menyiapkan fasilitas danĀ  memberikan layanan yang membuat nyaman wisatawan selama ini berkunjung.

‘”Saya sangat setuju sekali kalau ada konektivitas pariwisata Pariaman dengan Agam. Misalnya, setelah wisatawan turun dari Bandara Internasional Minangkabau (BIM), wisatawan singgah dan menginap dulu di Pariaman karena juga sudah ada hotel baru Safari Inn. Nah, esoknya lanjut ke Agam,” ungkap Marhaen yang diangkat Wali Kota Pariaman Genius Umar setelah berkiprah memajukan pariwisata Banyuwangi.(esg)