Mendekati akhir tahun, pencapaian pendapatan asli daerah (PAD) Dinas Pariwisata Kota Padang masih di angka 20,1 persen dari target Rp 1 miliar.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Padang, Eri Sendjaya kepada Padang Ekspres, kemarin mengatakan banyak kendala yang dihadapi dalam pencapaian PAD tahun ini. Capaian PAD yang masih rendah tersebut wajar terjadi, dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang memiliki banyak sektor untuk pungutan PAD.
“Kalau dari target kita tahun 2022 ini sebesar Rp 1 miliar, sudah tercapai sebesar 20,1 persen. Dimana tahun ini kita cuma punya dua sumber PAD, dibandingkan tahun sebelumnya itu, kita ada 4 sumber PAD,” tuturnya.
Adapun dua sumber PAD Dinas Pariwisata Padang tahun 2022 ini yaitu retribusi kios Lapau Panjang Cimpago (LPC) dan juga objek wisata Gunung Padang. Sementara sebelumnya ada LPC, Gunung Padang, Pantai Airmanis, pengelolaan WC dan panggung di pinggir laut.
“Banyak kendala yang ditemui baik di LPC maupun objek wisata Gunung Padang. Nah, di Gunung Padang tersebut lebih kepada faktor cuaca dan sedikitnya animo wisatawan untuk mengunjungi. Apalagi cuaca buruk, sudah pasti orang malas untuk berkunjung ke sana,” jelasnya.
Gunung Padang merupakan objek wisata dengan minat khusus, sehingga wisatawan yang berkunjung ke sana hanyalah orang-orang yang memiliki keinginan dan minat khusus untuk mencoba ketinggian dan pergi ke sana.
Kemudian terkait kendala LPC, selama ini satu sumber PAD tersebut belum diperkuat oleh aturan hukum yang lebih tegas. “Baru sejak tahun 2022 ini kita memiliki aturan hukum yang tegas tentang pengelolaan tata cara, kemudian sanksi terhadap pelanggar yang mulai tegas saat ini, sehingga putaran PAD di LPC pun sudah mulai membaik,” terangnya.
Kemudian dalam mengejar capaian PAD tersebut, pihaknya juga telah membentuk tim pemungutan retribusi dan memperkuat regulasi yang terdapat di sekitar sumber PAD. Sehingga untuk capaian tahun 2022 ini, pihaknya bisa mengejar target PAD di angka 26 persen.
“Selama ini sebelum tahun 2022 kita memiliki banyak sumber PAD. Sementara tahun ini kita hanya dua sumber PAD, jadi wajar saja jika target dan juga capaian kita masih rendah,” terangnya.
Maka di tahun 2023 mendatang, pihaknya akan kembali menghidupkan PAD Dispar Padang, dengan menambah sumber PAD. Diantaranya seperti Pantai Pasirjambak, pengelolaan toilet di tempat objek wisata, kios yang ada di Pantai Airmanis, termasuk Youth Center.
“Karena memang regulasinya telah kita persiapkan, tinggal menunggu pengesahan saja. Karena beberapa sumber pemasukan Youth Center juga lebih kepada pengguna pendekatan bisnis, tapi kalau untuk komunitas masih tetap gratis,” ucapnya.
Terkait tarif penggunaan Youth Center, ia menyebutkan bermacam-macam. Dimana hal tersebut akan disosialisasikan, berapa tarif ruangan dan jenis ruangan yang digunakan. Tapi tarif tersebut tidak berlaku untuk komunitas-komunitas, hanya hal itu lebih dikhususkan kepada pengguna Youth Center dengan pendekatan bisnis.
“Kalau tahun 2021 sebelumnya, kita punya 4 sumber PAD dimana capaian kita berada di angka 46 persen lebih. Maksimal sampai akhir tahun 2022 ini PAD kita bisa mencapai angka 26 persen,” tuturnya. (cr4)