Kawasan objek wisata Geopark Silokek di Sijunjung di lengkapi sejumlah objek menarik yang patut dikunjungi. Dengan karunia alam tersebut, sudah sepatutnya Geopark Silokek mendapatkan status menjadi Unesco Global Geopark (UGGp). Seperti apa keindahannya?
Jika berkunjung ke Kabupaten Sijunjung, tentu tidak lengkap rasanya jika tidak mengunjungi objek wisata Geopark Silokek. Geopark Silokek sendiri sebelumnya sudah mendapatkan sertifikasi sebagai Geopark Nasional (Geopark Nasional Ranah Minang) dari Kementerian terkait.
Di Geopark Silokek tersebut, pengunjung bisa mendatangi sejumlah spot atau destinasi wisata yang akan membuat mata takjub. Destinasi tersebut diantaranya Taman Bumi Batuan Purba, Ngalau Cigak, Ngalau Talago, dan Pulau Andam Dewi.
Taman bumi (Geopark) Silokek di Kenagarian Silokek, Kecamatan Sijunjung, memiiki ikon utama berbentuk ngalau dan gugusan bukit batuan granit dan batuan purba yang diperkirakan telah berumur sekitar 260 sampai 320 juta tahun.
Nagari Silokek berjarak sekitar 15 Km dari pusat Ibu Kota Kabupaten Sijunjung, Nagari Muaro, Kecamatan Sijunjung. Dapat ditempuh dengan sepeda mptor maupun mobil sekitar 52 menit perjalanan.
Di sini terdapat sebuah hamparan sungai Batang Kuantan, dikelilingi gugusan tebing ngalau menjulang tinggi, dibalut keberagaman hayati dan pohon rindang perawan. Alamnya sejuk, lestari.
Sesampai di Silokek, pengunjung dapat berkoordinasi dengan warga setempat untuk selanjutnya dapat dipandu menuju objek-objek pendukung secara cuma-cuma. Di sana juga digunakan untuk kepentingan objek penelitian geologi oleh pihak akademis, sejarawan, dan lain sebagainya.
Destinasi pertama, yakni Ngalau Cigak terdapat dalam areal perkampungan Silokek yang diapit batuan karang menjulang tinggi dalam kawasan hutan masyarakat yang disebut Pulau Andam Dewi.
Dijuluki Ngalau Cigak karena di sekitar pepohonan hingga area mulut goa batuan karang tersebut kerap menjadi tempat bermainnya puluhan ekor cigak (kera), hingga pemandangan demikian menjadi ciri khas tersendiri Ngalau Cigak.
Salah-seorang Aktivis dan Pemerhati Wisata Sijunjung Zalmi Tanjing ,45, menyebut, Ngalau Cigak tidak hanya potensial menjadi obyek kunjungan bagi warga Sijunjung, namun juga oleh wisatawan luar.
Terutama di hari libur, puluhan pengunjung antusias berwisata ke Silokek. Diantaranya sambil membawa rantang, perbekalan makanan. Sistem pengelolaan lokasi masih bersifat swadaya masyarakat. Maka setiap pengunjung boleh memberi sumbangan sukarela pada pengelola, semampunya. Setidaknya ini bertujuan untuk jasa kebersihan.
“Sejauh ini yang menjadi kendala yakni masalah jalan menuju Silokek, dimana kondisinya di beberapa titik masih terdapat kerusakan. Lima tahun lalu pernah dihantam longsor, kemudian dilakukan rekonstruksi (bantuan dari APBN),” tukasnya.
Selanjutnya Pulau Andam Dewi. Diantara gugusan batu-batu karang menjulang tinggi mengalirlah Batang Kuantan. Di tengahnya terdapat sebuah pulau kecil yang bernama Pulau Andam Dewi. Keindahan Pulau Andam Dewi terlihat khas dan dapat disaksikan dari puncak panorama.
Warga sekitar Metrizal, 50, menyebut, Pulau Andam Dewi umumnya hanya dinikmati pengunjung dari jarak jauh, lantaran terdapat persis di tengah-tengah aliran Batang Kuantan yang di sampingnya menjulang tinggi sebuah tebing bukit karang, kecuali hanya bagi orang yang punya nyali, atau berpengalaman.
Tentunya dengan dibantu peralatan, perlengkapan yang memadai. Di saat hari cerah, pengunjung juga bisa menikmati keindahan bulir pasir putih di sepanjang pinggiran Batang Kuantan.
Kemudian, Ngalau Talago. Tidak jauh dari lokasi ini, sekitar 1,5 Km arah barat, turut terhampar sebuah objek wisata alam yang disebut Ngalau Talago. Namun untuk ke sana pengunjung harus berjalan kaki melewati jalan setapak dalam kawasan hutan masyarakat, naik bukit, turuni lembah, hingga memakan waktu sekitar 1,7 jam perjalanan.
Ngalau Talago adalah sebuah telaga kecil berair jernih, namun terbentang bukan di alam terbuka, melainkan persis dalam goa batu karang. Di pinggir telaga mengalir air terjun yang seolah senantiasa setia mengendalikan ekosistem Ngalau Talago untuk tetap hidup.
Wali Nagari Silokek, Mardison menyebut, untuk menjaga kelestarian objek-objek wisata di Kenagarian Silokek, pada pertengahan 2016 lalu masyarakat setempat mendirikan sebuah wadah sosial yang sebagai Komunitas Masyarakat Sadar Wisata. Semenjak berdiri kelompok ini terbilang aktif melakukan berbagai hal untuk lebih bergairahnya angka kunjungan wisata ke Silokek.
Setiap satu bulan sekali, masyarakat secara sukarela melaksanakan gotong royong massal membersihkan lingkungan, fasilitas-fasiltas umum, termasuk mendirikan fasilitas penunjang di sejumlah objek wisata Ngalau Talago, Ngalau Cigak serta Panorama Bidadari.
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Sijunjung, Afrineldi menegaskan, Silokek merupakan kawasan wisata strategis Kabupaten Sijunjung. Untuk mengopmalkan angka kunjungan, Pemkab Sijunjung setiap tahunnya menggelar berbagai iven.
“Pihak pemerintah secara bertahap telah membuat berbagai fasilitas penunjang, seperti gazebo, perbaikan jalan, panorama, serta sebuah rest area reptentatif,” tukasnya. Pengunjung juga diingatkan, dalam lokasi wisata Silokek tidak mengganggu, menangkap, membunuh, satwa dan unggas yang ada dalam kawasan geopark. Melainkan masyarakat diminta proaktif mempertahankan ekosistemnya. (YULICEF ANTHONY—Sijunjung)