Pariwisata Kota Padang terus berbenah. Termasuk dalam menyiapkan konsep wisata religi. Saat ini, ada tiga ikon wisata religi di Padang yang dikenal masyarakat luas. Yakni Masjid Raya Sumatera Barat, Masjid Al Mujahidin dan Masjid Al Hakim. Seperti apa keberadaanya?
Tiga masjid ini menjadi ikon wisata Padang. Nyaris setiap wisatawan yang berkunjung ke Padang bakal menyinggahi masjid tersebut. Selain karena arsitekturnya yang unik dan megah, juga berada di tempat yang strategis.
Masjid Raya Sumatera Barat
Keunikannya tampil tanpa kubahnya yang tak biasa ditemukan pada masjid lainnya. Kehadiran gonjong pada empat sudut masjid tersebut membuat mata seakan sulit untuk berpaling.
Sehingga ketika masjid ini meraih penghargaan Abdullatif Al Fozan Award sebagai masjid dengan arsitektur terbaik di dunia beberapa waktu lalu, rasanya hal tersebut tidak mengagetkan lagi.
Pengurus Harian Masjid Raya Sumbar Yuzardi Maad menyampaikan, bayangkan saja jika mampu memenangkan penghargaan internasional. Ini setelah bersaing dengan lebih dari 200 masjid yang tersebar di 43 negara di seluruh dunia. Prestasi ini merupakan kebanggaan dan tanggung jawab.
Keunikan pertama ada pada konsep penggambaran kebesaran Islam melalui kultur budaya lokal Minangkabau. Hal ini dapat dilihat corak atau ukiran dindingnya. Ukiran tersebut sangat khas adat Minangkabaunya. Pengunjung pun dapat melihatnya di ruang utama.
Selain itu, tampilan luar masjid yang berada di Jalan Khatib Sulaiman ini yang tanpa kubah menjadi daya tarik tersendiri. Bentuknya jauh lebih mirip rumah gadang dibandingkan masjid pada umumnya.
Meskipun demikian, sudut lancip dari atap Masjid Raya Sumbar ini memiliki arti yang islamik. Empat sudut tersebut merupakan wujud simbolik kain yang digunakan oleh khulafaur rasyidin untuk memindahkan batu dari surga, yakni Hajar Aswad.
Walaupun demikian, bukan berarti segala sesuatunya mengutamakan unsur adat. Unsur keislaman juga tetap ditampilkan di masjid ini. Itu terlihat pada bagian interior masjid, salah satunya mihrob yang didesain seperti Hajar Aswad.
Masih pada interior masjid, terdapat ukiran asmaul husna yang dibuat berwarna emas dan berbagai kaligrafi yang terpampang indah disetiap sudut ruangan utama. Masjid ini juga dibangun dengan konsep green building, dimana untuk pendingin ruangannya tidak menggunakan air conditioner.
Saking banyaknya pintu angin yang dimiliki, masjid ini sampai dijuluki dengan sebutan masjid 1.000 pintu angin. Dari segi ketahanan, masjid yang terletak di jantung Kota Padang ini dirancang untuk mampu menghadapi gempa hingga magnitudo 10 SR.
Masjid Al Hakim
Masjid Al hakim merupakan masjid yang dibangun menyerupai Taj Mahal, namun versi Indonesia, lebih tepatnya Kota Padang. Masjid dengan segala keunikan artsitektur dan juga lokasi yang strategis.
Masjid ini setiap harinya selalu ramai oleh pengunjung, baik pengunjung yang ingin melaksanakan shalat maupun pengunjung yang sekadar ingin menikmati keindahan Masjid Al Hakim tersebut. Setiap pengunjung yang datang salat di masjid ini bisa menikmati pemandangan pantai di setiap sudutnya.
Bangunan yang menyerupai Taj Mahal ini memiliki bagian dalam masjid yang berwarna putih berpadu dengan pinggiran berwarna kuning keemasan, membuatnya tampak megah dan mewah.
Apalagi dengan pencahayaan yang menerangi latar masjid berwarna putih, membuat kesan masjid menjadi semakin bagus. Siapapun yang shalat di dalamnya dapat merasakan kenyamanan dan ademnya. Kenyamanan yang bisa didapatkan dalam masjid membuat para pengunjung semakin betah untuk berada di dalamnya.
Selain itu lokasi yang berada di tepian Pantai Padang semakin menarik mata wisatawan untuk berkunjung dan shalat di sana. Serta di sekeliling masjid yang memiliki objek yang bagus untuk berfoto.
Imam Masjid Al Hakim, Nanang kepada Padang Ekspres mengatakan asal muasal kenapa masjid ini bisa dibangun menyerupai Taj Mahal, karena dulunya donanur termotivasi setelah pulang dari Taj Mahal.
“Keindahan yang disaksikan donanur saat berada di Taj Mahal membuat hatinya tergerak untuk membangun masjid yang menyerupai, namun versi Padangnya,” katanya.
Selain itu ia juga mengatakan masjid ini bisa disebut dengan miniatur dari Taj Mahal. Lokasi yang di pinggir pantai inilah yang menjadi keunikan tersendiri bagi Masjid Al hakim. Dengan pemandangan pantai yang bisa dinikmati saat singgah, kemudian diwaktu sore pengunjung juga bisa menikmati suasana matahari terbenam, dengan langit merah yang indah.
Ustaz Nanang menambahkan pengunjung dari masjid ini tidak hanya lokal saja. Namun, pengunjung dari luar pun banyak yang menghampiri. “Rata-rata wisatawan dari luar kalau berwisata ke Padang, pasti ke Al Hakim terlebih dahulu, baru ke tempat wisata tujuannya,” ujarnya.
Nantinya di Masjid Al Hakim akan dibangun taman dengan tumbuh-tumbuhan yang ada di Quran. Seperti kurma, buah tin, zaitun, dan beraneka ragam tumbuhan lainnya. Sehingga hal ini menjadikan masjid ini semakin unik dan menarik untuk dikunjungi.
“Insya Allah target kita untuk pembangunan taman ini yaitu akhir tahun 2022 ini, jadi bagaimana kita akan membuat masjid kita ini semakin unik dan indah untuk dikunjungi dan disinggahi saat waktu salat tiba,” jelasnya.
Tambahnya, Masjid Al Hakim ini diresmikan pada tahun 2020, selain arsitekturnya yang menarik dan pemandangan sekitar yang indah. Di sekitar masjid, juga banyak sekali objek wisata yang bisa didatangi, seperti Kota Tua Padang, jembatan Siti Nurbaya, Museum Aditiawarman, Gunung Padang dan lain- lainnya. Oleh sebab itu kita tidak perlu bersusah payah lagi untuk mencari destinasi wisata lainnya.
Masjid Mujahidin
Masjid minimalis dan terletak di kawasan tepi laut dan berdekatan dengan minumen Muaro Lasak ini menjadi ikon wisata religi yang paling sering dikunjungi. Pengunjung akan disuguhkan dengan pemandangan laut yang indah serta suasana sejuk saat berada di kawasan masjid ini.
Masjid yang berdiri megah di Jalan Ir Juanda No 79, Flamboyanbaru, Kecamatan Padangbarat, Kota Padang, ini menyuguhkan keindahan baik dari segi arsitektur masjidnya dan juga pemandangan lautan bak mutiara saat sore hari.
“Masjid ini bisa digunakan warga yang sedang menikmati indahnya Pantai Padang saat waktu shalat tiba,” kata pengurus Masjid Mujahidin Muhammad Fuad.
Pada hari-hari biasa, masjid ini menyediakan teh dan kopi gratis bagi jamaah setiap harinya. Kopi dan teh akan ditawarkan oleh pengurus masjid kepada jamaah usai shalat. Kegiatan ini merupakan bentuk layanan terbaik bagi para jamaah yang hadir untuk shoalat di masjid yang satu ini.
Masjid ini dibangun dengan nuansa warna krem dan coklat. Sehingga pada saat matahari memancar pada sore hari menciptakan suasana pancaran keemasan yang timbul dari masjid tersebut.
“Kita sebagai pengurus selalu berusaha meningkatkan kebersihan dan kenyamanan bagi para jamaah karena dalam beribadah, harus dalam keadaan yang bersih dan nyaman,” ujarnya.
Selain arsitekturnya yang ala-ala Turki, di depan masjid juga terbentang taman minimalis yang akan menambah kesejukan mata saat memandang masjid tersebut.
“Sering juga masjid ini digunakan untuk tempat berfoto-foto. Karena suasananya menarik dan tentu orang yang datang sembari memandang pemandangan laut juga akan tertarik melihat pemandangan kubah Masjid Mujahidin,” katanya. (***)