Setelah mendapatkan penghargaan pada ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), ternyata belum ada dukungan program dan kegiatan berkelanjutan dari kementerian untuk kemajuan di daerah desa wisata tersebut.
Pembina Pokdarwis Desa Wisata Sungai Batang Kabupaten Agam Agus Subagio mengatakan sejauh ini masih sebatas penghargaan. Belum ada program ataupun dampak yang dirasakan pihaknya dari Kemenparekraf.
“Sampai saat ini masih belum ada (dukungan program Kemenparekraf). Selama ini yang kami lihat hanya sekadar wacana-wacana yang sampai sekarang masih belum terealisasikan. Anugerah desa wisata yang kami terima hanya masih sebuah euforia semata dan belum ada dampak signifikan yang kami rasakan di desa wisata yang kami kelola,” ucapnya.
Dia mengungkapkan pihaknya masih membutuhkan dukungan dari pemerintah atau kementrian demi memajukan Desa Wisata Sungai Batang. “Kami membutuhkan pendampingan dari para tenaga ahli karena seperti yang kita tahu, kami dari desa wisata selama ini membangun desa wisata secara otodidak. Dulu juga sempat ada pendampingan, tapisaat ini tidak ada kelanjutannya,” ucapnya.
Agus Subagio mengatakan Desa Wisata Sungai Batang juga membutuhkan sekali suntikan dana untuk pengembangan destinasi. “Dari kementrian hingga pemerintah masih belum ada kata pasti terkait hal tersebut. Bahkan dulu sempat ada wacana penyerahan pengelolaan lahan sebesar 5 hektare untuk dijadikan destinasi resort dan sentra pariwisata. Tentu kami menolak dengan alasan lahan tersebut merupakan lahan produktif masyarakat,” ujarnya.
Agus mengharapkan ke depan agar lebih mendapatkan perhatian dari pemerintah terhadap Desa Wisata Sungai Batang yang telah mendapatkan ADWI. “Jika memang diakui Anungerah Desa Wisata Sungai Batang, tentunya kami memohon bantuan dan fasilitasi. Karena desa wisata tersebut ditujukan untuk peningkatan ekonomi masyarakat. Saat ini kami meminta bukti. Sebagai pegiat desa wisata kami siap untuk menjalankan setiap program pengembangan yang diberikan sehingga perekonomian masyarakat meningkat,,” ungkapnya.
Sementara itu, Desa Wisata Pariangan Kabupaten Tanahdatar yang juga masuk nominasi ADWI saat ini menjadi daerah binaan dari Astra Desa Berseri. Afrizal Depi sebagai Ketua Pokdarwis Desa Wisata Pariangan mengatakan ada kucuran dana sekitar Rp150 juta dari program tersebut.
“Dari kisaran tersebut ada beberapa aset yang telah dikucurkan seperti Notebook, WC Portable, tempat sampah serta hal lainnya yang mendukung pengembangan desa wisata,” ucapnya.
Afrizal Depi mengharapkan ke depan Desa Wisata Pariangan dapat terus berbenah karena sudah banyak rumah-rumah adat serta surau yang mulai termakan usia.
“Selain itu di Desa Pariangan, drainase jalan sangat dibutuhkan dan persoalan sampah yang sampai saat ini masih belum ada solusinya. Kita berharap seluruh persoalan tersebut dapat diselesaikan secepatnya dengan kolaborasi semua pihak,” pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua Pokdarwis SARUGO (Saribu Gonjong) Kabupaten Limapuluh Kota Rici Candra ketika dikonfirmasi mengakui adanya dampak positif ADWI bagi desa wisatanya. Namun, ada beberapa hal yang menurutnya perlu menjadi perhatian Kemenparekraf.
“Ada suatu kebanggaan desa wisata kita mauk nominasi ADWI tahun lalu (2022) di mana kunjungan menteri Sandiaga Uno memicu kesadaran masyarakat setempat lebih sadar wisata. Namun kami sebagai masyarakat tentu berharap realisasi dari kementrian saat berkunjung yang akan memberikan WiFi gratis. Sudah tahun ketiga, ADWI belum juga terlaksana, lalu juga janji perbaikan jalan menuju kampung wisata SARUGO saat ini masih dalam kondisi memprihatinkan,” ungkap Rici.
Dia berharap Kemenparekraf benar-benar memberikan pendampingan kepada desa wisata, baik secara SDM maupun memberikan bantuan pendanaan dari BUMN.
Sebelumnya, Koordinator Tim Pengembangan dan Pendampingan Desa Wisata (TP2 DEWI) Sumbar Muhammad Zuhrizul berharap Kemenparekraf yang dipimpin Menteri Sandiaga Uno lebih memperhatikan desa-desa wisata terutama yang masuk ADWI, lewat program-program dan kegiatan yang konkret sehingga bisa berkembang dan maju. Bukan sekadar memberikan anugerah dan piagam penghargaan semata.
Zuhrizul mengapresiasi desa-desa peraih ADWI yang telah berjibaku, terutama pengurus pokdarwis dalam menyiapkan dokumen dan menyambut kehadiran rombongan kementrian, dan para dewan juri yang datang dalam kunjungan ke desa-desa tersebut.
Namun, Zuhrizul memberikan beberapa catatan serius dan masukan kepada Menparekraf Sandiaga Uno dalam pelaksanaan program ini agar lebih efektif dan memberikan dampak signifikan serta substantif terhadap desa wisata dalam tujuannya meningkatkan ekonomi warga desa atau nagari sebagai efek dari digelarnya ADWI.
Hal itu didasarkan pada temuan di lapangan saat dia dan timnya yang tergabung di TP2 DEWI Sumbar selama tiga tahun melakukan gerakan pendampingan terhadap pokdarwis dan pengelola desa wisata.
Dongkrak Kunjungan Wisatawan
Saat meluncurkan ADWI 2023 pada Januari lalu, Menparekraf Sandiaga Uno menyebutkan bahwa salah satu tujuan diselenggarakannya ADWI, selain mendongkrak kunjungan wisatawan nusantara (wisnus), juga menciptakan kesadaran wisata dari berbagai pelaku usaha dan industri pariwisata ekonomi kreatif.
“Program ADWI 2021-2022 telah memberikan capaian jumlah pendaftar desa wisata yang melebihi target yaitu sebanyak 1.831 di tahun 2021 dan 3.419 desa wisata di tahun 2022,” ujarnya seperti dikutip dari laman resmi Kemenparekraf.
Sesuai RPJMN 2020-2024, Kemenparekraf menargetkan sebanyak 244 desa wisata dan 71.381 desa digital, tersertifikasi sebagai desa wisata mandiri pada 2024. Desa wisata punya peranan penting untuk banyak aspek, salah satunya memacu potensi tumbuhnya ekonomi kreatif di lingkungan setempat, serta membuka lapangan kerja bagi warga yang dekat dengan lokasi wisata.(cr1/rel)