Seruan NU-Muhammadiyah Mesti Jadi Referensi 

Guspardi Gaus.(IST)

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf dan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir sepakat untuk mendorong hadirnya kepemimpinan bermoral pada Pemilu 2024.

Politikus PAN Guspardi Gaus menilai kedua tokoh tersebut menyuarakan sesuatu yang sangat fundamental, masalah moral hingga etika jelang perhelatan Pemilu 2024.

Menurutnya, kedua sosok pimpinan dari ormas Islam terbesar di Indonesia itu sangat mencermati kondisi kekinian bangsa dan negara. “Sehingga, kedua tokoh itu sepakat untuk menyampaikan gagasan bagaimana seharusnya menyikapi Pemilu 2024,” kata Guspardi kepada wartawan di Jakarta, kemarin (30/5).

Menurut dia, seruan dari kedua tokoh soal moralitas ini harus dimaknai dan menjadi referensi seluruh elemen bangsa. “Kedua tokoh menyuarakan dan memberikan contoh serta pedoman bagaimana masyarakat ke depan memilih di antara calon-calon yang diusulkan parpol,” jelas Guspardi

Legislator asal Sumbar ini pun sepakat bahwa calon pemimpin bangsa di masa mendatang harus melewati seleksi yang sangat selektif dari berbagai aspek. Agar kedepan dapat  menghasilkan pemimpin yang bermoral dan mempunyai keberpihakan yang jelas kepada masyarakat.

Baca Juga:  Relawan Ganjar Pranowo se-Sumatera Barat Deklarasikan Dukungan. Ini yang akan Dilakukan

“Seruan kepemimpinan bermoral ini juga perlu diresapi oleh KPU, Bawaslu dan DKPP sebagai penyelenggara pemilu yang telah menerima amanah dari negara untuk mengawal dan melaksanakan penyelenggaraan pemilu yang adil, jujur dan demokratis,” tegas anggota komisi II DPR RI itu.

Memang saat ini negara ini membutuhkan calon pemimpin yang memiliki rekam jejak mumpuni, baik moralitasnya, perilakunya, intelektualitas, pengalamannya dan lain sebagainya.

“Untuk itu, diharapkan kepada masyarakat agar jangan hanya semata-mata  berpatokan apalagi terlena dengan hasil suvey yang dikeluarkan oleh lembaga survei menyangkut elektabilitas maupun popularitas para calon  yang mengapung saat ini,” ujar dia.

Bagaimanpun sebagai negara yang berketuhanan, maka menjadi sebuah keharusan para pemimpinnya memiliki moralitas yang tinggi dalam menjalankan kepemimpinannya di level manapun.

“Dan, itu harus menjadi pertimbangan bagi masyarakat sebelum menjatuhkan pilihan kepada calon pemimpin masa depan. Hal ini sangat penting demi tercapainya kehidupan masyarakat yang berkemajuan dan sejahtera,” tukasnya. (jpg)