Hadapi Nataru, Waspadai Titik Macet

20
ANTISIPASI: Rapat Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dalam persiapan Natal dan Tahun Baru, Rabu (30/11) di Padang.(DEWI FATIMAH/PADEK)

Jelang perayaaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023, Dinas Perhubungan Sumbar mempersiapkan sejumlah langkah untuk antisipasi kemacetan karena lonjakan arus kendaraan.

Kepala Dishub Sumbar, Heri Nofiardi mengatakan, upaya yang dilakukan diantaranya geliatkan pengawasan guna mencegah kemacetan dan keselamatan berlalu lintas. Ia menyebut tidak dipungkiri bakal terjadi lonjakan arus kendaraan saat Nataru, terutama mulai dari 24 Desember 2022 hingga 2 Januari 2023.

Antisipasi yang dilakukan menghadapi libur panjang Nataru dengan menyiapkan armada angkutan. Heri menyebut saat ini armada angkutan darat yang disiapkan mencapai 6.877 armada dengan kapasitas angkutan mencapai 126/492 penumpang.

Terdiri dari AKDP, AKAP, AJDP, AJAP, taksi dan angkutan pariwisata. Termasuk juga kereta api. Sementara, perkiraan rata-rata pada masa angkutan Nataru 2022/2023 sebesar 756,915 orang/minggu atau 108,130 orang/hari.

Dengan kapasitas angkut sebesar 126,492 orang/hari, artinya angkutan pada nataru nanti terpenuhi. Heri menyebut, persiapan nataru yang dilakukan untuk menjamin keselamatan serta kelancaran dan kenyamanan berlalu lintas, membantu dan mengarahkan sistem lalu lintas selama masa nataru, dan memberi pelayanan perjalanan masyarakat sesuai kebutuhan.

Pihaknya telah melakukan evaluasi untuk kawasan Payakumbuh, Bukittinggi, Kota Padang, maupun Padang menuju Kabupaten Pesisir Selatan yang menjadi titik rawan macet.

“Temuan kita dari evaluasi yang dilakukan adanya crossing atau putar balik kendaraan yang belum kita kendalikan, sehingga setiap adanya crossing kendaraan itu terjadinya kemacetan,” katanya dalam rapat Koordinasi Angkutan Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 bersama Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Sumbar, Rabu (30/11) di Padang.

Pihaknya akan melakukan pengaturan terhadap lokasi parkir, kantong parkir di setiap lokasi objek wisata. Adapun titik-titik lokasi rawan kemacetan yang disampaikannya yaitu sebanyak 77 lokasi yang menyebar di Sumbar.

“Tapi yang paling parah itu biasanya berada jalur Padang-Bukittinggi, dan Padang-Painan, serta kawasan Singkarak. Umumnya kemacetan dikarenakan pada waktu yang sama, setiap orang melakukan mobilitas dalam rangka pada hari libur dengan tujuan masing-masing. Oleh karena itu, pentingnya solusi agar dapat meminimalisir kemacetan,” terangnya.

Sementara, untuk arah Utara lokasi rawan kemacetan di Sumbar berlokasi di Pasar Lubukalung, Pasar Sicincin, Lembah Anai, Mifan, RM Pak Datuak, Sate Mak Syukur, Pasar Kotobaru, Pasar Padangluar, Pasar Baso, Simpang Piladang.

Lalu, lokasi rawan macet yang berada pada arah selatan berlokasi di Simpang Gaung Teluk Bayur, sepanjang ruas jalan Tarusan-Painan, dan Pasar Kambang.

Heri berharap masing-masing institusi dapat menyiapkan strategi dan upaya dalam rangka penanganan Angkutan natal tahun 2022 dan tahun baru 2023. Serta dapat saling Berkolaborasi, koordinasi dan Kerjasama dalam rencana operasi penanganan Angkutan natal tahun 2022 dan tahun baru 2023.

“Dan mengoptimalkan rapat koordinasi ini Sebagai wadah untuk bertukar pikiran dan penyamaan persepsi bagi pemangku kebijakan sektor transportasi se Provinsi Sumatera Barat. Selain itu kita juga berharap seluruh stakeholder dapat memberikan informasi terkait kesiapan dan penggangaran serta upaya teknis operasional dalam penangangan angkutan natal dan tahun baru,” harapnya.

Kepala Stasiun BMKG BIM Padangpariaman, Sakimin menjelaskan terkait cuaca, bahwa peluang terjadinya hujan masih tinggi pada Desember terutama dasarian I dan II (10 hari pertama Desember dan 10 hari kedua Desember).

Dimana peluang hujan dengan intensitas sedang-lebat diperkirakan dapat terjadi pada saat menjelang Natal dan menurun antara Natal hingga Tahun Baru atau awal Januari 2023.

“Untuk itu penting meningkatkan kesiapsiagaan terjadinya bencana hidrometeorologis terutama titik-titik rawan longsor dan banjir seperti di Agam, Padangpariaman, Pariaman, Padang dan Pesisir Selatan serta kewaspadaan terhadap daerah lainnya di Sumbar. Lalu, tinggi gelombang laut untuk perairan selat Mentawai diprakirakan masih dalam kondisi normal hingga menjelang Nataru,” paparnya.

Baca Juga:  Kemenkes: 15 Perusahaan IDK Telekesehatan Berstatus ‘Diawasi’

Ia menuturkan karakteristik cuaca Sumbar yang lembab dan dinamis berpengaruh terhadap kenyamanan tubuh, sehingga perlu untuk tetap menjaga imunitas terhadap perubahan kondisi cuaca.

Sehingga hal tersebut berdampak terhadap Transportasi Darat, Laut dan Udara. Dimana untuk transportasi darat dengan tujuan daerah seperti  Padang, Pesisir Selatan, Agam, dan Padang Pariaman perlu ditingkatkan kesiapan akan terjadinya banjir dan longsor.

“Meningkatnya titik genangan di jalan akibat hujan dengan durasi lama dan kelembaban yang tinggi berpotensi merusak jalan yang dapat juga mengganggu kelancaran lalu-lintas terutama pada saat terjadi peningkatan debit kendaraan selama masa libur natal dan tahun baru,” lanjutnya.

Sementara dampak perkembangan kondisi cuaca terhadap transportasi laut, dengan tinggi gelombang maksimum diprediksi mencapai 2,5 meter pada saat Nataru untuk Selat Mentawai.

Sehingga perlu diwaspadai bagi perahu-perahu tradisional dan kecil. Kemudian, berdasarkan historis data iklim, pada saat akhir tahun merupakan musim dimana terjadi peningkatan frekuensi terjadinya tekanan rendah.

“Dan bibit siklon tropis di perairan Samudera Hindia barat daya Sumatera, sehingga dapat meningkatkan tinggi gelombang laut dan angin di Selat Mentawai yang berdampak terganggunya lalu lintas perairan yang menguhubungkan antara Sumatera dengan Kepulauan Mentawai,” sambungnya.

Sakimin melanjutkan, hujan dengan intensitas tinggi dan visibilitas rendah masih dapat terjadi pada saat masa Natal dan Tahun Baru, mengingat bulan Desember-Januari masih merupakan musim hujan di Sumbar.

Sehingga perlu meningkatkan perhatian terhadap prakiraan cuaca untuk antisipasi keterlambatan penerbangan dan pergerakan di sisi darat.

“Kemudian ancaman petir dapat menimbulkan gangguan terhadap peralatan Sintelis (Sinyal, Telekomunikasi, dan Listrik) meskipun potensi gangguan tersebut bersifat minim,” tutupnya.

Kepala Bidang Bina Marga, Adratus Setiawan menjelaskan pihaknya akan mengerahkan personel dalam menangani masalah lantas agar tidak terjadi kemacetan yang panjang.
“Personel akan kita kerahkan juga di berbagai titik rawan kemacetan, terjadi pelanggaran, dan juga rawan bencana,” tuturnya.

Selain personel, pihaknya juga akan menyediakan peralatan seperti 1 unit Ekskavator dan 1 unit dump truck. Dalam persiapan nataru ini pihaknya akan mempercepat pekerjaan penambahan lobang dan pemeliharaan jalan sebelum H-5. Kemudian, menuntaskan pekerjaan struktur dan penyingkiran sisa bahan/material.

“Dan membuang tanah longsoran pada musim-musim hujan, menempatkan rambu kerja dan rambu pengarah untuk pedoman pengendara. menyiapkan Posko Siaga Daerah Rawan Bencana, di posko inilah setiap personel akan kita arahkan,” lanjutnya.

Tambahnya, di setiap posko akan disediakan peralatan lengkap, dan juga personel yang memadai. Sehingga melalui hal tersebut ia berharap nantinya arus lalu lintas dapat berjalan dengan lancar.

Kabag Ops Akbp Polda Sumbar, Derry Indra menuturkan berkaca dari tahun sebelumnya 2020-2021 pelanggaran kendaraan di nataru terus meningkat. Dimana terdapat masalah tilang sebanyak 194 kendaraan di tahun 2020, dan 455 di tahun 2021. Kemudian kendaraan yang ditegur tahun 2020 ada sebanyak 526 kendaraan, naik menjadi 2007 kendaraan di tahun 2021.

“Dan yang paling banyak melanggar itu adalah kendaraan sepeda motor, untuk itu persiapan nataru nanti kita akan tetap menerapkan E-Tilang di berbagai titik yang menyebar di Sumbar,” sebutnya. (cr4)