Pelaku perjalanan dari luar provinsi masih dominan menjadi penyebab penyebaran Covid-19 di Sumbar. Hal itu dibuktikan adanya temuan kasus di sejumlah daerah di Sumbar. Di sisi lain, tingkat kesembuhan pasien positif terbilang cukup meningkat.
Rabu (9/9) Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumbar merilis sebanyak 109 warga Sumbar terkonfirmasi positif Covid-19. Kasus baru itu berdasarkan pemeriksaan dari 2.430 yang dilakukan Laboratorium Diagnostik dan Riset Terpadu Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.
“Kami tidak menampik pelaku perjalanan dari luar masih menjadi pemicu penyebaran virus tersebut di Sumbar. Untuk itu masyarakat diminta patuh terhadap protokol kesehatan termasuk bagi pelaku perjalanan tersebut. Termasuk meningkatkan kesadaran kolektif warga dengan membatasi aktivitasnya. Apalagi dalam waktu dekat akan lahir Perda Adaptasi Baru yang mengatur tentang disiplin penegakan protokol kesehatan tersebut,” kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumbar, Jasman Rizal.
Ia menyebutkan sebanyak 109 kasus baru itu sebarannya yakni pemeriksaan di BIM 1 orang, Kota Padang 40 orang, Kabupaten Agam 6 orang. Kabupaten Tanahdatar 2 orang, Kota Pariaman 3 orang, Kota Payakumbuh 1 orang.
Kemudian, Kabupaten Pessel 5 orang, Kabupaten Padangpariaman 9 orang, Kota Bukittinggi 15 orang, Kabupaten Sijunjuang 10 orang, Kabupaten Solok 10 orang, Kota Padangpanjang 2 orang, dan Kota Sawahlunto 3 orang.“Sebanyak 65 orang pasien positif juga dinyatakan sembuh,” sebutnya.
Tingkat Kesembuhan 68 Persen
Sementara itu, tingkat kesembuhan kasus Covid-19 di Kota Solok per Selasa (8/9) mencapai 68,3 persen, atau dari total 82 kasus konfirmasi positif, 56 kasus dinyatakan sudah sembuh.
“Sudah ada 56 orang yang sembuh, dan 25 orang masih dalam tahap penyembuhan,” ujar Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Solok, Syaiful.
Saat ini yang dirawat sebanyak 3 orang, karantina di posko Bandapanduang Solok 5 orang, isolasi mandiri 17 dan 1 orang meninggal dunia. Namun, pada Selasa (8/9) masih ada penambahan sebanyak 1 kasus konfirmasi positif.
Terkait, kondisi Wali Kota Solok Zul Elfian terkonfirmasi positif Covid-19 minggu lalu, Syaiful menegaskan saat ini wali kota masih dalam masa isolasi mandiri. Seluruh yang kontak erat dengannya dinyatakan negatif.
“Tercatat, 30 orang kontak erat harus menjalani swab setelah wali kota Solok dinyatakan terkonfirmasi positif. Selain kontak erat, juga dilakukan pengambilan swab terhadap kontak erat dengan pasien lainnya yakni pasien 66 dan pasien 67. Termasuk sampel konversi pasien positif yang sudah menjalani isolasi dan perawatan,” tuturnya.
Dengan jumlah kasus tersebut, menjadikan kota Solok sebagai zona oranye atau daerah dengan risiko sedang. “Bagi yang baru kembali dari luar daerah, terutama dari daerah yang ada kasus terkonfirmasi positif Covi-19, diharapkan segera melakukan tes swab,” imbaunya.
Sementara itu, di Pasaman Barat Selasa (8/9) terjadi penambahan 3 kasus poaitif. Sehingga pasien positif hingga saat ini menjadi 25 orang. Tiga pasien positif yang bertambah itu adalah inisial ZDR, 45, dan SY, 45, dan NH, 68.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pasaman Barat, Edi Busti didampingi Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Percepatan Covid-19 Pasaman Barat, Gina Alecia menjelaskan ZDR dan SY merupakan petugas kesehatan di Puskesmas Sukamenanti Padang Tujuh. Dan NH merupakan warga Simpang Tiga Kecamatan Luhak Nan Duo, pelaku perjalanan luar dan kontak langsung dengan kasus konfirmasi positif sebelumnya.
Saat ini pihaknya sudah melakukan proses pelacakan atau tracking dan tracing terhadap riwayat kontak pasien tersebut. ”Kepada warga yang merasa pernah kontak dengan ketiga pasien diharapkan dapat melapor ke petugas kesehatan untuk dilakukan tes usap,” imbaunya.
6 Warga Positif Covid-19
Di Pesisir Selatan 6 warga terkonfirmasi positif Covid-19. Dengan demikian jumlah pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 menjadi 66 orang, 31 orang diantaranya dinyatakan sembuh, 1 orang meninggal dunia, dan 34 orang dirawat dan diisolasi.
Juru Bicara Penanganan Covid-19 Pessel, Rinaldi kemarin (9/9) merinci pasien kasus baru itu, atau pasien ke-61 merupakan laki-laki, umur 50 tahun dan pasien kasus ke-62 juga laki-laki umur 62 tahun.
“Pasien ke 62 ini kontak erat dengan pasien PDP, diambil swab tanggal 2 September 2020 dan dinyatakan positif tanggal 9 September 2020. Selanjutnya pasien kasus ke-63, perempuan 59 tahun. Pasien terkonfirmasi positif ini melakukan perjalanan ke Padang tanggal 28 Agustus 2020, diambil swab tanggal 2 September 2020. Dan dinyatakan positif tanggal 9 September 2020. Yang bersangkutan juga dirawat atau diisolasi mandiri di rumah,” ujarnya.
Berikutnya kasus ke-64, laki-laki umur 36 tahun ASN. “Pasien yang tergolong orang tanpa gejala (OTG) ini melakukan swab tanggal 2 September 2020, dan dinyatakan positif tanggal 9 September 2020. Pasien ke 64 ini juga melakukan perawatan dan isolasi mandiri di rumah,” ungkap Rinaldi.
Selanjutnya pasien kasus ke-65, laki-laki, umur 51 tahun, ASN, OTG. “Pasien melakukan perjalanan dari Jakarta. Dan melakukan swab tanggal 2 September, dinyatakan positif tanggal 9 September. Saat ini juga menjalani isolasi mendiri di rumah. Sedangkan pasien kasus ke-66, perempuan, umur 68 tahun melakukan perawatan RSU Bunda BMC. Pasien ini juga diswab tanggal 2 September dan dinyatakan positif 9 September,” tutupnya.
Sejumlah Pelayanan Tutup
Di Kabupaten Tanahdatar, Kantor Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) dan Tenaga Kerja (Naker) Tanahdatar untuk sementara ditutup. Hal itu dilakukan seiring dinyatakan Kepala Dinas PMPTSPNaker positif terpapar Covid 19 pada Selasa (8/9). Ditutupnya kantor tersebut dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran Covid 19 agar tidak meluas.
“Bagi masyarakat yang hendak mengurus AK1, untuk sementara bisa ditunda terlebih dahulu hingga hasil swab pegawai PMPTSP dan Naker diketahui,” ungkap Kasi Pembinaan Penempatan dan Perluasan Kerja Dinas PMPTSP Naker, Budi Syaputra.
Budi meminta pengertian masyarakat terkait hal ini demi kebaikan bersama. “Kita tahu antusias warga terutama yang untuk mengurus kartu AK1 tinggi. Tapi harap bersabar dahulu, karena kondisi sedang tidak baik-baik saja,” imbaunya.
Hal serupa juga dilakukan Pemkab Sijunjung. Pemkab memutuskan menutup sementara seluruh tempat hiburan dan taman rekreasi di Sijunjung. Seperti Taman Rekreasi Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Muaro Sijunjung. Disusul Taman Rekreasi Bukit Gadang di area depan Hotel Bukit Gadang Muaro Sijunjung.
Pemkab Sijunjung juga mengirimkan surat edaran pada segenap pengelola tempat hiburan/taman rekreasi (swasta), agar untuk sementara menutup layanan kunjungan.
Bupati Sijunjung, Yuswir Arifin, menegaskan, kebijakan tersebut diambil guna memutus mata rantai penularan Covid-19 di Sijunjung. Hal itu, menyusul munculnya 22 kasus baru berasal dari klaster sebuah acara pesta pernikahan di Nagari Muarobodi, Kecamatan IV Nagari pada pertengahan Agustus lalu.
“Saat ini kasus positif Covid-19 di Kabupaten Sijunjung sudah mencapai 22 orang. Seluruh pasien sudah menjalani proses karantina/pemulihan,” tegas Yuswir. Kepala Dinas Kesehatan Sijunjung, Ezwandra, menambahkan, pihaknya bersama tim kesehatan terpadu masih terus melakukan tracking, diikuti layanan pengambilan sampel swab gratis untuk masyarakat.
Namun demikian diantara sekian banyak warga yang jadi target untuk diswab, ada yang ngotot menolak dengan berbagai alasan. “Maka terhadap problema ini tim gugus terus lakukan pendekatan-pendekatan secara persuasif,” pungkasnya. (wni/roy/yon/stg/f/atn)