Jadi Balon Rektor, Feri Arlius Perkuat Kolaborasi

SIAP BERKORBAN: Mantan Dekan Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) Unand Dr Feri Arlius Datuak Sipado menerima berkas pendaftaran sebagai bakal calon (balon) rektor Unand periode 2023-2028 di Sekretariat Majelis Wali Amanat (MWA) Unand, Senin (18/9).(IST)

Sejumlah program sudah dirancang mantan Dekan Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) Unand Dr Feri Arlius Datuak Sipado. Feri sendiri sudah mendaftar menjadi bakal calon (balon) rektor Unand periode 2023-2028 di Sekretariat Majelis Wali Amanat (MWA) Unand, Senin (18/9).

Berbeda dengan balon Rektor Unand lainnya, pria yang juga Direktur Nagari Development Center (NDC) Unand ini, sewaktu mendaftar hanya sendirian. Sedangkan balon lainnya, datang dengan dukungan penuh membawa koleganya masing-masing.

“Kita sudah menyiapkan sejumlah rencana dan langkah yang harus dilakukan ketika dipercaya menjadi rektor Unand periode 2023-2028,” ujar dia.

Di antaranya, meningkatkan partisipasi dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa untuk bersama-sama menuju Unand yang lebih baik. Lalu, meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dosen, tenaga kependidikan dan sistem pembelajaran agar Unand dapat bersaing di tingkat nasional dan internasional.

“Menerapkan prinsip efektif, efisien dan humanis dalam organisasi dan tata kelola Unand dan mempermudah layanan birokrasi dan tugas-tugas administrasi,” ujar dia. Lalu, meningkatkan kepedulian dan kontribusi Unand dalam mengatasi persoalan bangsa terutama di dalam bidang kesehatan dan pangan.

“Berikutnya, meningkatkan sarana, prasarana dan infrastruktur pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan kegiatan kemahasiswaan,” ujar Feri yang juga ketua DPD Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Sumbar.

Dia juga segera melakukan inventarisasi aset, dan meningkatkan nilai tambah aset untuk kemajuan dan kesejahteraan warga Unand. “Meningkatkan income generating dan pengelolaan keuangan yang transparan, baik dan benar,” ujarnya.

Dia juga berencana mengembangkan kolaborasi atau kerja sama mulai dari tingkat kelompok masyarakat, nagari, desa, kelurahan, pemerintahan kota dan kabupaten, provinsi, kementerian, lembaga-lembaga sosial masyarakat, dan internasional.

“Saya ingin mengembangkan Sistem dan Teknologi Informasi terpadu, cepat, akurat dan aman untuk mempermudah proses dan layanan di Unand melalui aplikasi MyUNAND,” katanya.

Baca Juga:  Tenaga Ahli Konstruksi Rumah Swadaya Ungkap Data Penerima Bantuan Stimulan Perumahan

Jika menjabat rektor Unand, Feri juga menerapkan Blended Learning System untuk sistem pembelajaran di Unand, mengevaluasi dan senantiasa memperbaharui Student Activity Performance Systems (SAPS) dan Pengembangan.

Berikutnya, pengembangan sistem pembimbingan dan rencana belajar mahasiswa. Mencarikan solusi untuk mengatasi permasalahan-permasalahan dalam meningkatkan IKU, WCU dan pemeringkatan perguruan tinggi di tingkat nasional dan internasional.

Kolaborasi dengan alumni, pengusaha, Kamar Dagang Industri (Kadin) dan lain-lain untuk hilirisasi riset. “Saya ingin memperkuat hubungan dengan alumni atau organisasi alumni, memperbaiki sistem remunerasi dan pengembangan Dana Abadi Unand,” katanya.

Nah, agar rencananya berjalan sempurna dan bisa dieksekusi dengan baik, Feri juga telah menyiapkan sejumlah cara. Yakni, pimpinan lebih sering turun ke bawah dan berdiskusi dengan pimpinan fakultas, departemen, dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa, seperti menggalang kolaborasi internal.

Dia juga aktif melakukan pendekatan kepada kementerian, lembaga-lembaga pemerintahan, pemerintah daerah, LSM, alumni, perantau, tokoh masyarakat, anggota DPR, DPRD, DPD, partai-partai politik. Lalu, aktif mencari peluang-peluang dana (competitive fund) dari lembaga-lembaga nasional dan internasional.

“(Saya berencana) mengundang alumni, pengusaha, investor untuk kerjasama bisnis dalam hilirisasi riset dan pengembangan aset. Membentuk tim-tim khusus (task forces) jika diperlukan, untuk mempercepat eksekusi dan capaian,” ujarnya.

Baginya, seorang rektor juga harus mempunyai jiwa kepemimpinan (leadership) yang kuat, kemampuan lobi dan telah banyak berinteraksi dengan berbagai kalangan. “Pimpinan, dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa (harus) mengembangkan semangat kolaborasi, saiyo-sakato (seiya sepemahaman) untuk mencapai Unand yang lebih baik,” tukas dia. (r)