Program Pembangunan Sumbar akan Serampangan tanpa Data dan Statistik

16

Data dan statistik menjadi acuan utama dalam menyusun perencanaan. Kebijakan pembangunan nasional dan daerah menjadi lebih tepat sasaran.

“Sebagai instansi penyedia data, BPS Sumatera Barat merupakan penyumbang data statistik utama bagi pemerintah Sumatera Barat. Namun, tidak semua data menjadi kewajiban BPS. Statistik sektoral seperti statistik pariwisata sesuai Perpres39/2019 tentang Satu Data Indonesia, menjadi kewajiban OPD/satuan kerja masing-masing,” kata Wagub Sumbar, Audy Joinaldy saat membuka Seminar Nasional dalam rangka HSN 2021 di Kantor BPS Sumbar, Rabu (22/9/2021).

Peraturan ini memberi pedoman bagi instansi pusat dan daerah dalam penyelenggaraan tata kelola data; mewujudkan ketersediaan data yang akurat, mutakhir, terpadu, dapat dipertanggungjawabkan, serta mudah diakses mendorong keterbukaan dan transparansi data; dan mendukung Sistem Statistik Nasional.

Kepala BPS Sumbar Herum Fajarwati mengatakan pandemi Covid-19 mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat.
Pertumbuhan ekonomi Sumbar pada triwulan 1 tahun 2020 masih tumbuh positif sebesar 3,89 persen, lalu terkontraksi pada triwulan 2 sebesar -4,92 persen, triwulan 3 sebesar -2,91 persen dan -2,23 persen pada triwulan 4 sehingga pertumbuhan ekonomi selama tahun 2020 sebesar -1,60 persen.

Pertumbuhan ekonomi masih terkontraksi pada triwulan 1 tahun 2021 sebesar -0,15 persen. Tetapi mulai triwulan 2 tahun 2021, pertumbuhan ekonomi sudah mulai tumbuh positif yaitu sebesar 5,76 persen.
Selama ini perekonomian Sumatera Barat ditopang oleh sektor pertanian (21,62%),
perdagangan (15,66%), serta transportasi dan pergudangan (10,70%).

Baca Juga:  Mustahik Menerima Bantuan Modal Usaha Dan Dana Pendidikan dari YBM PLN

Sektor pertanian merupakan sektor unggulan yang menggerakkan perekonomian desa dan nagari. Di perdesaan juga ada potensi wisata yang bisa dikembangkan sehingga menjadi salah satu sumber pertumbuhan ekonomi yang bisa menggerakkan perekonomian desa/nagari.

Selain karena potensi pariwisata yang luar biasa, masyarakat sekarang ini didominasi generasi milenial, memiliki selera wisata terhadap keindahan alam, tempat-tempat yang instagramable menjadi daya tarik bagi kaum ini. Pada sisi lain dengan adanya pandemi Covid-19 telah membuat masyarakat merasa jenuh. Hal ini menjadi peluang yang bisa dimanfaatkan bagi Provinsi Sumatera Barat. Karena itu, berbagai elemen masyarakat termasuk Pemerintah Provinsi, Kabupaten Kota sampai tingkat desa/nagari sudah waktunya untuk berbenah dalam menangkap peluang ini.

Untuk bisa menjadikan pariwisata sebagai sumber ekonomi baru dibutuhkan sejumlah upaya agar angka kunjungan wisatawan meningkat. Mengandalkan kekayaan alam saja tidak cukup tetapi juga perlu fasilitas penunjang, kebersihan dan data yang harus diperhatikan. Pengelolaan wisata tingkat desa juga akan menunjang lahirnya enterpreneur milenial dan peran serta masyarakat.(*)