Asesmen Nasional di Wilayah II Berjalan Lancar

14
KACABDIN Wilayah II Disdik Sumbar, Abinul Hakim didampingi Kepala SMAN 1 Enam Lingkung, Ernawati meninjau pelaksanaan AN.(IST)

Berdasarkan program mardeka belajar Kemendikbud Ristek, ada namanya merdeka belajar episode pertama yang intinya penghapusan ujian nasional dan ujian sekolah. Jadi tidak ada lagi UN/US yang menjadi penetu kelulusan.

Ini diganti dengan yang namanya asesmen nasional. Jadi Asesmen ini nantinya yang akan mengukur, literasi siswa yang meliputi literasi digital, literasi Survey karakter dan survey lingkungan belajar.

“Ini dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia. Namun tidak diikuti seluruh siswa, melainkan ada sampling. Minimal ada 45 orang siswa yang ditunjuk, yang datanya diambil dari data pokok pendidikan (Dapodik),” ujar Kacabdin Wilayah II Dinas Pendidikan Sumbar, Abinul Hakim.

Untuk Cabang Dinas Wilayah II, dari 23 SMA di Padangpariaman, hampir seluruhnya menyelenggarakan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) di sekolah. Artinya tidak ada yang menumpang.

Untuk yang SMK dari 13 SMK, ada dua sekolah yang menumpang, karena siswanya sedikit dan juga keterbatasan sarana prasarana yang dimiliki. Untuk SMA di Pariaman, dari 8 SMA yang terdiri dari 6 SMAN dan 2 SMAS, ada satu sekolah yang menumpang.

Ini karena sekolah baru. Untuk SMK, ada sebanyak 8 SMK, seluruhnya melaksanakan ANBK secara mandiri, atau tidak menumpang karena kesiapan sarana dan prasarana yang dimiliki.

Terkait dengan ANBK ini, pihaknya sudah menyiapkan sosialisasi kepada orang tua murid melalui komite sekolah terkait, sehingga sekolah tersebut betul-betul menyiapkan ANBK ini. Walaupun ini tidak menjadi syarat penentu kelulusan siswa.

Melainkan digunakan untuk melakukan pemetaan, sejauh mana atau sebesar apa kualitas yang sudah dijalani sekolah tersebut. Bagi pemerintah pusat, hasil ANBK ini sebagai alat untuk melakukan pemetaan di kabupaten/kota yang ada di Indonesia.

Terkait sarana dan prasarana, tentunya pihak sekolah harus menyiapkan komputer untuk mendukung ANBK yang minimal dengan specs Core 3, yang dipilih komputer-komputer terbaik yang akan diletakan di ruang-ruang yang akan dijadikan tempat pelaksanaan ANBK.

Tentunya ini sesuai dengan penerapan protokol kesehatan, terkait dengan jarak dari masing-masing komputer yang digunakan siswa, memakai masker serta mencuci tangan sebelum ANBK dilaksanakan.

Kedua terkait dengan kesiapan siswa atau peserta didik, maka masing-masing sekolah juga diminta untuk mempersiapkan anak-anak mereka dengan baik. Karena ini adalah sampling, maka penguatan materi itu juga harus baik.

Baca Juga:  Respons BKN Soal PNS Pria Boleh Poligami, PNS Wanita Dilarang Jadi Istri Kedua

“Dalam artian, masing-masing siswa ini harus dibekali, bagaimana kemampuan para siswa memiliki literasi digital, survey lingkungan, survey karakter mereka. Sehingga para siswa bisa lebih siap dalam melaksanakan ANBK,” ujar Abinul Hakim.

Kemudian persiapan guru dan tenaga kependidikan. Di mana, para guru harus cekatan dalam membuat soal atau menyiapkan materi-materi yang akan diujikan kepada para siswa di ANBK sebagai ajang ujicoba sebelum mereka mengikuti ANBK.

Bisa dengan mengundang narasumber, atau bisa juga dengan membeli buku-buku yang terkait dengan ANBK. Atau juga mungkin melalui bimbingan dari cabang dinas masing-masing.

Selain itu, yang lebih penting lagi adalah, guru dan kepala sekolah juga harus mempersiapkan diri karena guru dan kepala sekolah juga disurvey.

Sesuai SK Kacabdin Wilayah II Pariaman Nomor 800/1011xCD.WII-2021 tentang Pengawas Silang, Proktor dan Teknisi Asesmen Nasional SMA se-Kabupaten Padangpariaman tahun 2021, melibatkan 29 pengawas, 52 proktor dan teknisi.

SK Kacabdin Nomor : 800/1011.01/CD.WII-2021 tentang sekolah penyelenggara Asesmen Nasional SMA se-Kabupaten Padangpariaman sebanyak 23 sekolah.

Kepala SMAN 1 Enam Lingkung, Ernawati menjelaskan, sebelum menyelenggarakan Asesmen Nasional ini pihak sekolah sudah melakukan berbagai persiapan. Selain sosialisasi kepada orang tua dan guru, para siswa juga diberikan berbagai pelatihan.

Tujuannya agar para siswa yang telah dipilih oleh Kemendikbud Ristek secara acak, dapat menyelesaikan literasi membaca, survei karakter, numerisasi dan survei lingkungan yang diberikan kepada siswa selama menjalani asesmen nasional.

“Alhamdulillah asesmen nasional yang kami laksanakan, berjalan dengan baik dan lancar. Ini tidak terlepas dari dukungan orang tua siswa, guru dan bimbingan dari Dinas Pendidikan Sumbar. Apalagi sekolah kami juga memiliki sarana dan prasarana yang cukup,” ujar Ernawati.

Kepala SMAN 1 Lubukalung, Ramlan mengaku, asesmen nasional ini tidak hanya untuk murid saja, namun juga kepala sekolah dan tenaga pendidik. Tapi sebelum melaksanakan asesmen nasional, tentunya kita sudah melakukan berbagai persiapan.

“Jadi tidak hanya murid, para guru dan saya juga menjalani asesmen, mendapat tugas untuk menjawab puluhan soal. Tapi jauh-jauh hari kami juga sudah mempersiapkan diri untuk melaksanakan asesmen nasional ini,” akunya.(adv/zul)