KNKT Minta Partisipasi Stakeholder Atasi Kerawanan Sitinjau Lauik

38

Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono bersama Kepala BPTD Wilayah III Sumbar Deny Kusdyana (kiri).

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) memberikan perhatian terhadap jalur ekstrim Sitinjau Lauik, Kota Padang menuju Kota Solok. Ancaman kecelakaan bagi pengendara yang melewati jalur ini yakni kemiringan jalan yang terjal dan menikung.

Kawasan Sitinjau Lauik yang merupakan ruas Jalan Lintas Sumatera rute Padang-Arosuka-Solok, dikategorikan sebagai salah satu jalur di Indonesia yang berbahaya dan berdampak besar terhadap kecelakaan.

Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan, ketenaran ekstrimnya kawasan Sitinjau Lauik ini sudah mendunia, dengan maraknya video yang beredar di youtube di lokasi jalur tersebut.

“Seperti teman saya di Amerika Serikat menanyakan, di Sitinjau Lauik setahun lalu dua tahun lalu masih seperti itu. Apa tidak ada usaha mengurangi risiko kecelakaan? Kita seperti tidak ada program dan safety action mengurangi kecelakaan di kawasan tersebut. Kita sebagai bangsa juga malu,” ujar Soerjanto, Selasa (30/3/2021) di Padang.

KNKT datang ke Padang, untuk mengundang seluruh pihak terkait, agar dapat berkontribusi mengantisipasi kecelakaan di Sitinjau Lauik.

“Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah III Provinsi Sumbar, Kemenhub sebagai koordinator diminta melibatkan seluruh pihak terkait untuk menekan angka kecelakaan di Sitinjau Lauik. Kita bikin rekomendasi nantinya. Seperti, jika berhubungan dengan masalah jalan kita sampaikan ke Menteri PUPR. Terkait lalulintas jalan kita rekomendasikan ke Kemenhub. Dinas Pehubungan Provinsi Sumbar juga harus ikut terlibat,” tegasnya.

Data KNKT, satu tahun ada sekitar 36 kasus kecelakaan di kawasan itu. “Semua stakeholder harus berpartisipasi. Harus ada unit yang bertanggung jawab. Salah satunya Kementerian Perhubungan untuk leading sektornya,” tegasnya.

Soerjanto juga menegaskan, tugas KNKT adalah mencari penyebab dan rekomendasi terhadap suatu tempat yang terjadi sering terjadi kecelakaan berulang.

“Kita hari ini sudah berdiskusi dengan BPTD Wilayah Sumbar, termasuk juga kepolisian, Balai Jalan Nasional, Kementerian PUPR, Unand, Pemprov Sumbar, PT Jasa Raharja, Pemkab Solok dan stakeholder lainnya, mencari solusi mengurangi kecelakaan di Sitinjau Lauik,’ ungkapnya.

Soerjanto mengungkapkan, hasil diskusi hari itu, terungkap, ada rencana pembangunan jembatan di kawasan Sitinjau Lauik. Jembatan akan dibangun dari kawasan Panorama 1 dan Panorama II. “Itu kan program jangka panjang yang membutuhkan biaya besar. Kita minta ada program jangka pendek dan menengah,” tegasnya.

Baca Juga:  Bentuk Tim Promotor, PT Paragon Technology & Innovation Gelar Regional Training

KNKT akan membuat resume dan memberikan rekomendasi kepada kementerian terkait. Termasuk juga penerapan sistem manajemen keselamatan. “Kalau kita tahu daerah itu bahaya, perlu lakukan analisa dan mitigasi. Harus ada program pengurangan risiko kecelakaan di Sitinjau Lauik. Sehingga tidak ada lagi hal yang berbahaya dan ekstrim,” tegasnya.

Untuk solusi jangka pendek, menurut Soerjanto, perlu pertolongan kecelakaan. Karena itu Pemerintah Kabupaten Solok harus sediakan lokasinya. Sebelum truk turun, kendaraan harus diperiksa. Karena itu perlu ada lokasi untuk bengkel truk. KNKT juga menyarankan harus ada ambulance di kawasan Sitinjau Lauik, tidak lagi menunggu ambulance dari Padang.

Selain itu, juga perlu disediakan alat pemadam, alat pemotong dan lainnya. “Kalau kecelakaan belum bisa dikurangi, maka pertolongan yang cepat harus dilakukan untuk menyelamatkan nyawa manusia. Rekomendasi jangka pendek diharapkan dalam beberapa hari dan minggu ini sudah disiapkan,” tegasnya.

BPTD Sumbar yang Minta KNKT Menginvestigasi

Kepala BPTD Wilayah III Sumbar, Deny Kusdyana mengatakan, KNKT investigasi kawasan Sitinjau Lauik, ketika turun ke Sumbar, saat kecelakaan beruntun di kawasan Lembah Anai beberapa waktu lalu. “Saya waktu itu meminta KNKT untuk investigasi Sitinjau Lauik. Kita ingin melakukan pembenahan untuk mengurangi angka kecelakaan di kawasan itu,” terangnya.

KNKT dibutuhkan untuk melakukan kajian lebih mendalam, terkait apa yang harus dilakukan di kawasan tersebut. Rekomendasi yang diberikan KNKT, akan ditindaklanjuti sesuai tugas BPTD Wilayah III Sumbar.

Deny juga mengungkapkan, pihaknya sudah menyiapkan kegiatan terkait mitigasi berdasarkan rekomendasi KNKT. Seperti menempatkan kendaraan di kawasan Lubuk Selasih.

“Kendaraan ini untuk mengantisipasi kecelakaan berat. Sehingga bisa meluncur untuk mengatasi kecelakaan. Termasuk masalah kemacetan,” terangnya.

Mitigasi lainnya, BPTD Wilayah III Sumbar juga menyiapkan rambu-rambu jalan. “Rambu-rambu ini seharusnya lebih detail dan berbeda dengan pemasangan di ruas jalan yang tidak terlalu ekstrim. Memasangnya di lokasi ekstrim juga butuh tahanan. Karena ruangnya sempit justru bisa membahayakan. Hal ini juga perlu didiskusikan bersama,” harapnya.

Melalui KNKT, Deny berharap, agar bisa merekomendasikan ke tingkat kementerian terkait penyediaan perlengkapan jalan. “Sehingga mudah-mudahan rekomendasi ini membuat jajaran di bawah lebih kuat dan leluasa untuk menindaklanjuti,” harapnya.(*)