Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Agam menggelar bazar pangan murah di Lubukbasung, Rabu (7/3). Bazar ini untuk mengantisipasi lonjakan harga kebutuhan pangan jelang Ramadhan 1444 H.
“Kedatangan bulan suci Ramadhan biasanya disambut dengan kenaikan harga sejumlah kebutuhan pokok. Mengingat kebutuhan masyarakat meningkat saat menyambut bulan puasa. Lewat bazar ini, kita berupaya untuk terus menstabilkan harga pangan,” kata Kepala DKPP Agam, Rosva Deswira.
Ia melanjutkan, Pemkab Agam bekerja sama dengan Perum Bulog, Toko Tani Indonesia Center (TTIC) dan pelaku usaha pangan segar, membuka gerai bazar pangan murah tersebut.
Sederet kebutuhan pokok disediakan dengan harga terjangkau. Seperti beras Bulog kualitas premium, minyak goreng, cabai, bawang merah, bawang putih, gula pasir, telur, daging beku impor dan aneka sayur mayur non pestisida.
“Beras premium ini setara dengan beras lokal jenis IR 42 atau sokan. Kita sediakan satu ton dengan harga medium. Per kilogram hanya Rp 9.950, lebih murah ketimbang harga di pasaran yang berkisar Rp 13-14 ribu per kilogram,” sebutnya.
Untuk cabai merah sambung Rosva, disediakan 50 kilogram. Harga normal cabai saat ini terpantau Rp45 per kilogram dan di gerai bazar murah dijual seharga Rp39 ribu per kilogram.
Sedangkan bawang merah juga disediakan 50 kilogram dan dijual Rp 28 ribu per kilogram atau Rp2 ribu lebih murah dari harga di pasaran saat ini. Bawang putih disediakan 30 kilogram dijual dengan harga Rp 27 ribu dan daging beku disediakan 40 kilogram dijual seharga Rp 85 per kilogram.
“Daging saat ini terpantau di harga pasar Rp 140 ribu per kilogram. Intinya kita membuka gerai bazar murah ini untuk membantu masyarakat mendapatkan harga pangan yang terjangkau,” kata dia.
Ia menambahkan, selain untuk menekan lonjakan harga pangan, bazar ini juga untuk membantu petani memasarkan hasil panen mereka. Kemudian, membiasakan masyarakat untuk mengkonsumsi sayuran nonpestisida.
“Ini sekaligus untuk mensosialisasikan beras Bulog bahwasanya beras bulog sudah memiliki kualitas yang tak kalah dengan beras lokal. Tak lagi berkutu, kotor dan hitam,” tutur Rosva.
Hingga masuknya bulan puasa, pihaknya berkomitmen untuk intens menggelar bazar murah. Tidak terfokus di Kecamatan Lubukbasung saja, namun juga akan menyasar wilayah lain.
“Warga mendorong bazar pangan murah ini sering diadakan. Kami menargetkan dapat membuka gerai bazar sebanyak 6-8 kali lagi hingga waktu masuknya bulan puasa,” tuturnya. (ptr)