Beruang Madu Resahkan Warga, Sepekan Terpasang Kandang Jebak Masih Nihil

Ilustrasi beruang madu resahkan warga.(NET)

Warga di Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam diresahkan dengan kemunculan satwa liar yang teridentifikasi jenis beruang madu beberapa bulan terakhir. Satwa langka bernama latin helarctos malayanus itu kerap menampakkan diri berkeliaran di permukiman penduduk.

Keresahan teror beruang madu itu dialami warga di Sungaitaleh dan Kampung Baringin, Nagari Baringin. Satwa dilindungi ini telah mengganggu masyarakat sekitar sejak tiga bulan terakhir.

Konflik manusia dan satwa liar ini sudah ditangani pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Agam dengan memasang kandang jebak pekan lalu, namun belum membuahkan hasil hingga kini.

“Kami mendapat laporan dan sudah melakukan penanganan konflik ini sejak awal pekan lalu dengan memasang satu kandang jebak. Namun belum ada hasil sampai kini,” kata Kepala BKSDA Resor Agam, Ade Putra, Senin (9/11).

Berdasarkan hasil identifikasi lapangan lanjutnya, tanda-tanda kemunculan beruang madu tidak jauh dari rumah warga. Petugas BKSDA menemukan jejak kaki dan cakaran beruang madu di lokasi.

Pengakuan warga di Sungaitaleh, kemunculan beruang madu sering ditemukan anak-anak saat pergi sekolah, merusak tanaman dan muncul di belakang rumah warga. Sedangkan di Kampung Baringin, satwa tersebut dilaporkan muncul di kebun dan memakan buah durian warga.

Ia menduga, beruang madu yang muncul pada dua lokasi itu merupakan individu yang sama. Dugaan ini diperkuat dengan lokasi penampakan satwa di Sungaitaleh hanya berjarak sekitar dua kilometer dengan yang dijumpai warga Kampung Baringin.

Baca Juga:  Pemkab Agam Serahkan SK Kenaikan Pangkat PNS

Mengingat lokasi satwa itu muncul dekat permukiman warga dengan jarak kawasan hutan yang cukup jauh, penanganan konflik dilakukan dengan memasang kandang jebak tanpa upaya pengusiran. BKSDA kata Ade, hanya memasang satu kandang jebak dengan umpan buah-buahan di kawasan Sungaitaleh.

“Kita tidak mungkin melakukan pengusiran, karena dekat pemukiman. Kandang jebak itu dipasang dan setiap hari kita pantau,” katanya.

Sepekan terpasang imbuhnya lagi, upaya penangkapan dengan umpan itu belum membuahkan hasil sejauh ini. Pihaknya merencanakan perangkap untuk evakuasi tersebut masih akan dipasang hingga satu Minggu ke depan.

Jika tidak berhasil juga, maka pemasangan kandang jebak dicukupkan namun pemantauan tetap intens dilakukan. Selain itu pihaknya juga bekerjasama sama dengan tim Patroli Anak Nagari (Pagari) Baringin untuk upaya pencegahan agar gangguan satwa tidak meluas ke wilayah lain.

“Selain BKSDA, Tim Pagari Baringin nanti juga melakukan langkah-langkah pencegahan dan penanganan dini berupa patroli dan penghalauan agar satwa tidak berpindah atau mendekati permukiman lainnya,” tukas Ade. (ptr)