Pasar Baso Terbakar, Kerugian Capai Rp 2,5 Miliar

26
TINGGAL PUING: Pengunjung melihat puing-puing sisa kebakaran Pasar Baso yang menghaguskan 24 kios, di Kecamatan Baso, Kabupaten Agam, kemarin (14/9). (Foto atas) aparat memasang garis polisi di kios yang terbakar.(SY RIDWAN/PADEK)

Belum hilang duka yang mendera pedagang Pasa Bawah, Kota Bukittinggi, kebakaran serupa kembali terjadi di wilayah Kecamatan Baso, Kabupaten Agam.

Sebanyak 24 kios yang berjejer di Blok C Pasar Baso hangus terbakar, Selasa (14/9). Api diketahui berkobar sekitar pukul 02.30 dini hari. Total kerugian ditaksir mencapai Rp 2,5 miliar. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.

Informasi dirangkum Padang Ekspres di lokasi kejadian, kebakaran pasar rakyat ini diketahui pertama kali oleh Ari, 25. Sehari-harinya pemuda ini menjual minuman di sekitar pasar yang membentang di pinggir jalan lintas Bukittinggi-Payakumbuh itu.

”Pada saat itu saya hendak buang air kecil, sekitar pukul 02.29, tidak jauh dari lokasi saya berkerja,” ujarnya.

Belum sempat buang air kecil, Ari melihat gumpalan asap hitam membubung di salah satu petak pasar yang dibangun pada tahun 1980-an ini. ”Awalnya, saya melihat hanya melihat asap saja pada bagian belakang petak pasar. Setelah hal tersebut, lalu saya telepon Pak Iqbal (polisi yang tinggal di belakang warungnya), dan Pak Ayong (Pemilik Toko buku),” kata Ari.

Lalu, Ari menyebutkan, mereka berdualah yang kemudian menghubungi personel Polsek Baso dan pihak pemadam kebakaran. ”Tidak berapa lama, petugas pemadam kebakaran Pos Biaro datang. Sebelum pemadam kebakaran datang, warga setempat juga sempat menyiram dengan alat seadanya, namum api cepat menjalar hingga ke petak bagian depan,” sebutnya.

Lebih lanjut, Ari mengatakan sekitar pukul 04.15 petugas pemadam kebaranan yang datang berhasil memadamkan api yang membakar pasar rakyat tersebut. Salah seorang pedagang korban kebakaran Pasar Baso, Adit, 35, warga Tabek, Baso menyebutkan, informasi kebakaran ia ketahui pagi harinya.

”Sekitar pukul 05.30 baru mengetahui ada kebakaran di Pasar Baso dari kakak yang tinggal tidak jauh dari pasar,” ujar pedagang ikan dan udang itu.

Ia menyebut, dia berdagang ikan setiap hari dari pasar ke pasar. Khusus Pasar Baso, hari pakannya setiap Senin dan Jumat. ”Setelah berjualan, dagangan basah disimpan kios ini termasuk alat-alatnya,” ujarnya.

Akibat musibah ini, dia mengalami kerugian sekitar Rp 20 juta akibat semua daganganya ludes dan alat-alat dagangan ikut terbakar. Adit menyebutkan bahwa dia telah menyewa kios dari dua tahun lalu dan digunakan sebagai gudang.

Hal senada juga disebutkan Syahwan, 70, jasa reparasi alat-alat jam tangan dan elektrik, serta penjual lampu yang posisi tokonya berada di bagian belakang petak yang terbakar.

”Sekitar pukul 08.00, tahunya dari media sosial. Sampai di sini pukul 08.30, karena rumah saya cukup jauh di Kubangputih, Kabupaten Agam. Saya berjualan hanya di hari pakan, tepatnya hari Senin saja,” sebutnya.

Terkait berapa total kerugian, dia belum bisa menyimpulkan kerena belum diizinkan masuk ke dalam kios kerena petugas masih memeriksa. ”Yang baru nampak saja empat barang konsumen yang diperbaiki ikut terbakar, sedang lampu-lampu dan jam dinding, serta jam tangan belum dilihat,” ujarnya.

Kepala Dinas Satpol PP Damkar Agam, Kurniawan Syahputra menyebut, pihaknya menerima data bahwa total kerugian berkisar Rp 2,5 miliar. ”Api bisa dipadamkan sekitar pukul 04.30. Total kerugian sementara Rp 2,5 miliar. Alhamdulillah, tidak ada kendala sumber air cukup banyak dan akses lalu lintas ke lokasi tidak ada gangguan,” kata Kurniawan.

Baca Juga:  Warga Goro Bersihkan Material Longsor

Sementara itu Danru E Pemadam Kebakaran Kabupaten Agam, Alex Youhendri menyebutkan, butuh waktu sekitar sekitar dua jam memadamkan api. ”Sebanyak sembilan unit armada kebakaran turut memadamkan api. Tim yang diturunkan tiga armada asal Agam, satu armada dari Kota Bukittinggi, satu armada dari Payakumbuh. Lalu, dua armada dari Limapuluh Kota dan satu armada dari Kota Padangpanjang,” ujarnya.

Berkat kerja sama tim, tambah Alex, musibah kebakaran ini cepat padam dan tidak menjalar ke petak lain. Melalui keterangan tertulis, Kapolres Bukittinggi AKBP Dody Prawiranegara mengatakan, kebakaran menghanguskan sebanyak tiga blok.

Masing-masing blok terdiri dari 8 kios yang berukuran 3 x 3 meter. Menurut dia, jumlah kios keseluruhan yang terbakar mendacai 24 kios. Bangunan berbentuk permanen dengan luas bangunan keseluruhan kios yang terbakar 40 x 10 meter.

”Adapun kios yang terbakar menjual berupa Kain, PMD, eletronik, kasur, pecah belah, pupuk, dan kios santan kelapa,” ucap AKBP Dody. Penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan. Tim Inafis Polres saat ini sedang melakukan oleh TKP di lokasi.

Korban Terima Bantuan

Sementara itu, Bupati Agam, Andri Warman menyebut, turut berduka cita kepada pedagang yang kiosnya terbakar. ”Saya turut berduka cita atas musibah ini. Kita akan berupaya melalui camat, wali nagari, untuk mencari solusi kepada pedagang korban kerbakaran agar bisa berjualan kembali,” kata Andri saat meninjau dan memberikan bantuan kepada pedagang Pasar Baso yang menjadi korban, kemarin (14/9) siang.

Sebanyak 18 KK yang menjadi korban kebakaran telah mendapat bantuan berupa sembako, matras, berbagai perlengkapan, kain dan uang duka. Siang harinya, secara simbolis, Andri menyalurkan berbagai bantuan itu kepada korban.

Kata bupati, penyaluran bantuan ini gerak cepat yang dilakukan untuk penanganan kebakaran, serta wujud kepedulian pemerintah terhadap korban. ”Tidak ada yang menginginkan kejadian ini, tapi namanya musibah kita sebagai pemerintah sangat prihatin,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, bupati yang akrab disapa AWR ini meninjau kios yang terbakar didampingi Kepala Dinas Sosial Agam Rahmi Artati, BPBD dan pejabat lainnya. Setelah mengamati lokasi kebakaran, pihaknya akan segera melakukan tindakan agar korban dapat kembali berdagang.

”Ada los lama dalam pasar itu yang dapat dimanfaatkan pedagang untuk sementara, agar korban bisa kembali berjualan,” sebutnya.

Dia minta camat, wali nagari dan pengurus pasar bermusyawarah dengan korban dalam memutuskannya. ”Kita harap korban bisa memaklumi langkah ini, kalau dibangun kembali kios yang terbakar membutuhkan waktu cukup panjang, maka untuk sementara pedagang bisa memanfaatkan los lama dalam pasar untuk berjualan. Tetapi sebelum diputuskan, pedagang akan diajak bermusyawarah di kantor wali nagari, nanti dicarikan solusi bersama,” tuturnya. (rid/ryp)