Kondisi Covid – 19 di negara kita tidak mematahkan semangat para guru untuk bisa terus mengabdi pada negara, membantu dan mengantar para murid-muridnya ke gerbang pintu masa depan dengan ilmu pendidikan yang bermanfaat.
Para guru harus beradaptasi dengan digital. Berjibaku membuat media pembelajaran yang menarik dan inovatif. Guru harus memanfaatkan kemajuan teknologi demi untuk dapat mendidik murid-muridnya di tengah situasi yang masih serba terbatas ini.
Bahkan ada guru –guru yang harus menemui murid-muridnya satu per satu ataupun dari pintu ke pintu, karena tidak adanya akses internet, agar apa yang diajarkan tetap sampai dan bisa dikuasai.
Walaupun ini menjadi sebuah tantangan, tanpa kerja keras dan tekat kuat dari guru, pembelajaran tentu tidak akan berjalan, dan generasi penerus akan terjebak dalam kebodohan yang permanen.
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam membangun peradaban yang tinggi di dunia ini. Pemimpin yang tengah berkuasa saat ini harus memikirkan generasi penerusnya yang tangguh, agar apa- apa yang telah diupayakan saat ini dapat dilanjutkan dan dikembangkan oleh generasi selanjutnya untuk mencapai kejayaan yang abadi.
Dengan adanya pendidikan, ilmu-ilmu yang sudah terdahulu disampaikan bisa disalurkan bahkan dikembangkan. Pendidikan yang berhasil akan melahirkan generasi-generasi yang berpengetahuan luas dan berkarakter mulia.
Perlu kita sadari, “seorang pencari ilmu tidak akan bisa memperoleh ilmu dan tidak akan mendapat manfaatnya, kecuali dengan menghormati ilmu, ahli ilmu, maupun guru”.
Begitu berjasanya seorang guru, sampai sampai sahabat Ali kwh mengungkapkan : “ Aku adalah hamba seseorang yang mengajariku satu huruf. Jika dia mau dia menjualku, dan jika dia mau dia menjadikanku Budak”.
Dengan kita mempunyai ilmu, maka kehidupan kita akan menjadi semakin terasa hidup. Karena ada pepatah yang mengatakan : “ Orang orang berilmu akan tetap hidup dan abadi setelah wafatnya, meski tubuh sudah berkalang debu menjadi serpihan tak berarti.
Sementara orang yang tak berilmu tak ubahnya bangkai yang berjalan di atas tanah, dia dianggap hidup padahal dia sudah mati”
Oleh karena begitu berharganya ilmu, maka sudah selayaknya kita menghormati guru-guru kita. Semoga dengan begitu kita bisa mendapatkan ilmu yang berkah bagi diri kita dan bermanfaat bagi orang lain.
Setiap tanggal 25 November, Indonesia memperingati Hari Guru Nasional. Terdapat sejarah tercetusnya Hari Guru Nasional yang diperingati setiap tahunnya sebagai bentuk ungkapan penghormatan kepada para guru.
Pada masa Hindia Belanda, perkumpulan para guru disebut Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) didirikan pada tahun 1912. PGHB terdiri dari Kepala Sekolah, guru bantu, guru desa, dan perangkat sekolah lainnya.
Pada tahun 1932, PGHB mengganti nama menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI). Keputusan penggantian nama tersebut menimbulkan kekesalan pihak Belanda dan menimbulkan ancaman bagi mereka. Tetapi saat masa pendudukan Jepang, PGI tidak melakukan aktivitas apapun karena ada larangan dari Jepang.
Setelah Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945, PGI menggelar Kongres Guru Indonesia untuk pertama kalinya pada tanggal 24-25 November 1945. Pada tanggal teresebut, disahkan terbentuknya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
Dan sebagai bentuk penghormatan bagi jasa guru, tanggal terbentuknya PGRI disahkan menjadi Hari guru Nasional. Tepat tanggal 25 November 2021 mendatang , PGRI genap berusia 76 tahun.
Menjelang Peringatan Hari Guru Nasional tersebut, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemenbud Ristek) telah menentukan tema dan logo Hari Guru Nasional yaitu “ Bergerak dengan Hati Pulihkan Pendidikan” .
Logo Hari Guru Nasional 2021 merupakan karya Teguh Prasongko E. yang berasal dari DKI Jakarta. Logo tersebut menggambarkan semangat belajar yang tetap menyala di tengah kondisi pandemi.
Elemen –elemen desain yang terdiri figure guru, siswa dan siswi yang digambarkan sedang memakai masker, tampak dinamis dengan ceria dalam menjalankan pembelajaran jarak jauh.
Pemanfaatan teknologi digambarkan dengan simbol-simbol wi-fi, laptop, telpon selular, serta aplikasi telepon selular, serta aplikasi telekonferensi., yang memiliki relevansi kuat dengan kondisi aktual saat ini sebagai alat penunjang kegiatan belajar mengajar .
Sementara bentuk hati, mnenggambarkan seluruh komponen pendidikan mulai dari guru, murid, hingga orang tua, yang bersinergi menciptakan semangat belajar yang merdeka dan penuh cinta guna memberikan hasil yang tetrbaik untuk dunia pendidikan.
Dalam momentum Perayaan Hari Guru Nasional Tahun 2021 ini, di tengah pandemic Covid -19 ini, Semoga para guru dimanapun berada dapat meningkatkan mutu, kualitas, kesejahteraan, perlindungan bagi guru dan tenaga kependidikan secara komprehensif, dan meningkatkan profesionalisme guru-guru untuk mendidik murid muridnya dengan penuh kelembutan dan kasih sayang, menjadi panutan dan inspirasi bagi anak bangsa , sehingga bangsa ini memiliki peradaban yang unggul dan mulia, bangsa yang memiliki kecerdasan yang paripurna, serta berbudi pekerti yang luhur.
Ya Rab. Muliakanlah guru-guru kami dengan karya-karya mereka yang bermakna bagi anak bangsa ini. Menjadi amal jariah yang akan terus mengalir selamanya. (*)
oleh : Surya Eka Putri, S.Pd (Guru SD Fransiskus Bukittinggi)