PT BPR Dharma Nagari: Rebound Kinerja dan Mulai Naikkan Laba

39

Setelah cukup lama mengalami “fluktuatif” kinerja, tahun buku 2021 PT BPR Dharma Nagari mampu melakukan rebound kinerjanya. Total asset tercatat sebanyak Rp 25,69 Miliar, realisasi Kredit sebesar Rp 20,22 Miliar, Dana Pihak Ketiga sebanyak Rp 21,72 Miliar.

Tak mudah untuk merebound kinerja yang sudah berfluktuatif cukup lama. Selain membutuhkan kerja keras, juga dibutuhkan strategis yang tepat agar bisa membalikan keadaan. Langkah langkah itulah yang dilakukan manajemen PT BPR Dharma Nagari tahun buku 2021. Selain total asset yang berhasil meningkat, realisasi kreditpun bertumbuh dan Dana Pihak Ketigapun terus bertambah.

“Alhamdulililah tahun 2021 ini PT BPR Dharma Nagari berhasil me rebound kinerjanya. Seluruh Indikator usaha mulai membaik dan berada di zona positif. Hingga akhir tahun 2021 tercatat total asset sebanyak Rp 25,69 Miliar, realisasi Kredit sebesar Rp 20,22 Miliar, Dana Pihak Ketiga sebesar Rp 21,72 Miliar. Tahun 2022 kita akan terus berupaya mempertahankan trend positif ini sambil terus meningkatkan kualitas asset. Ini sudah menjadi target dan keinginan kita bersama di PT BPR Dharma Nagari tahun 2022 ini”, ujar Direktur Utama PT BPR Dharma Nagari Yusmardi Efendi.

Menurut Yusmardi, berhasilnya PT BPR Dharma Nagari melakukan rebound kinerja tentu tak terlepas dari kerja keras dan dukungan semua pihak. Baik oleh team work maunpun dukungan nasabah setia kami. Dukungan itu terlihat dengan nyata dilapangan dan linier dengan pencapaian kinerja. Buktinya, asset bertumbuh, kredit meningkat dan dana pihak ketigapun bertumbuh.

Asset, Dana dan Biaya

Untuk pertama kali pasca mengalami fluktuatif kinerja semenjak lima tahun terakhir kini PT BPR Dharma Nagari bisa sedikit bernafas lega. Rebound atas kinerja berhasil dilakukan. Hingga akhir tahun 2021 tercatat total asset sebanyak Rp 25,69 Miliar. Realisasi asset ini bertumbuh 7,85 persen secara year on year.

Bertumbuhnya total asset PT BPR Dharma Nagari ditahun 2021 tak terlepas dari berjalan dengan baiknya intermediasi. Baik dalam menghimpun dana masyarakat maupun dalam mendistribusikan kembali berbentuk kredit modal kerja. Total Dana Pihak Ketiga yang mampu dihimpun selama tahun 2021 terctat sebanyak Rp 21,72 Miliar. Realisasi Dana Pihak Ketiga ini bertumbuh 10,65 persen secara year on year.

Dari dua produk penghimpun dana, keduanya sama sama menghasilkan pertumbuhan. Total dana tabungan yang mampu dihimpun selama tahun 2021 tercatat sebanyak Rp 15,71 Miliar dan dana deposito sebanyak Rp 6,01 Miliar.

Baca Juga:  Bidang Pendidikan Paling Banyak Dilaporkan ke Ombudsman

Bertumbuhnya dana pihak ketiga jelaslah berdampak pada beban bunga. Total beban bunga kontraktual yang musti dibayarkan oleh PT BPR Dharma Nagari selama tahun 2021 terctaat sebanyak 741 Juta sedangkan beban operasional tercatat sebanyak Rp 3,06 Miliar.

Kredit dan Pendapatan

Selain dana pihak ketiga yang bertumbuh, realisasi kredit juga meningkatkan cukup signifikan. Dari audit yang dilakukan akuntan publik. Tercatat total kredit yang mampu disalurkan selama tahun 2021 sebanyak Rp 20,22 Miliar. Realisasi kredit ini tercapai dari target yang dituangkan dalam rencana bank. Selain menlampaui target, realisasi kredit ini juga bertumbuh 16,41 persen secara year on year.

Merangkak naiknya realisasi kredit tentulah bermuara pada peningkatan pendapatan. Pendapatan bunga kontraktual hingga 31 Desember 2021 terctatat sebanyak Rp 2,73 Miliar dan pendapatan lainnya sebesar Rp 418 juta. “Secara akumulasi total pendapatan yang mampu dibukukan selama tahun 2021 tercatat sebanyak Rp 3,14 Miliar atau tumbuh 9,41 persen secara year on year”, ujar Yusmardi.

Perbaiki Kualitas Asset

Peningkatan kualitas asset menjadi target utama yang harus dicapai selama tahun 2022 ini selain terus memacu pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga. Ada tiga target utama yang harus kita capai ditahun 2022 ini. Pertama meningkatkan kualitas kredit dengan target menurunkan rasio Non Perfoman Loan hingga dibawah 5 persen. Ini sangat penting mengingat kredit besar dengan kualitas yang kurang bagus juga tak menguntungkan bagi bank.

Kedua, menekan ratio biaya. Artinya, besaran ratio Biaya Operasional berbanding Pendapatan Operasional (BOPO) harus diturunkan. Untuk apa asset besar tapi biayanya juga besar. Ketiga adalah memaksimakan laba. Ini adalah target dan buah akhir dari semua pekerjaan.

“Atas nama manajemen kami mengucapkan terima kasih pada semua pihak terutama team work dan nasabah setia kami. Alhamdulilah tahun 2021 kita sudah bisa merebound kinerja. Semoga saja ditahun 2022 ini BPR Dharma Nagari bisa jauh lebih lagi”, tukas. (two)