Permintaan Pupuk Meningkat, KUD Lubuk Karya Kewalahan

57
Kepala Dinas Pertanian Dharmasraya, Darisman.(NET)

Pabrik pupuk Dharmasraya yang dikelola KUD Lubuk Karya yang berada di kawasan Jorong Guguaktinggi, Nagari Kototinggi, Kecamatan Kotobesar kewalahan memenuhi permintaan konsumen lantaran tingginya kebutuhan dibandingkan hasil produksi.

Pupuk buatan KUD Lubuk Karya ini memang sangat diminati olah para petani karena membuat tanaman berupa kelapa sawit tumbuh lebih subur. Pabrik yang mulai berdiri tahun 2007 itu dan 2019 pabrik mulai memproduksi pupuk NPK Andalas Indonesia.

Hal itu diungkapkan Ketua KUD Lubuk Karya Jhon Nasri. Selama kurun Januari hingga Agustus 2021, pabrik sudah memproduksi sebanyak 1.067,15 ton, lebih rendah dibandingkan permintaan petani.

“Kami agak kewalahan memenuhi permintaan para petani kepala sawit karena tingginya permintaan. Dalam satu tahun kami hanya bisa memproduksi atau kapasitas pabrik hanya 5.000 ton, sementara permintaan lebih tinggi, ini saja yang innden sudah 1.550 ton,” katanya.

Menurutnya, Jhon Nasri,  kewalahan memenuhi permintaan konsumen karena sulitnya mendapat bahan baku pupuk seperti tandan kosong kelapa sawit dan bahan lainnya serta modal. “Permintaan pupuk ini tidak hanya petani di Dharmasraya, tapi juga konsumen dari  Provinsi Jambi, Sumbar, Riau, Sumut,  dan Sumsel. Kami berharap kesulitan kami ini menjadi perhatian bagi pemerintah daerah,” pungkasnya.

Baca Juga:  Edarkan Sabu, Pemuda Dibekuk

Salah seorang konsumen, Rasul Hamidi Dt Saridano mengaku, dengan pabrik pupuk Dharmasraya yang dikelola KUD Lubuk Karya sangat membantu petani sawit karena hasilnya pemupukan lebih subur.

”Keluarga besar kami menggunakan pupuk tersebut dan hasilnya sangat bagus, tanaman lebih subur,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Darisman mengatakan, dengan adanya pabrik pupuk tersebut bisa mengantisipasi kelangkaan pupuk yang acap kali dikeluhkan petani. Serta tingginya harga pupuk dipasaran. Kualitas pupuk tersebut sangat bagus karena keluarga besarnya juga menggunakan untuk pemupukan kebun sawit miliknya. Selain itu harganyapun terjangkau.

“Pemerintah tentunya sangat mensupport kehadiran pabrik pupuk yang dikelola oleh KUD Lubuk Karya tersebut,” terang Darisman.

Menurutnya, yang perlu dibenahi oleh pihak pabrik adalah manajemen sumber daya manusianya serta pengelolaan dan pemasarannya agar permintaan pasar bisa dipenuhi.

“Permasalahan yang dihadapi pihak pabrik saat ini dalah bahan baku pupuk seperti tandan kosong (tankos) kelapa sawit, abu dan lain sebagainya. Karena tankos yang ada di sejumlah pabrik sawit di wilayah Dharmasraya telah memiliki langganan tetap atau mitra kerja lain,” ucapnya. (ita)