Meski akses jalan ke kawasan wisata Lembah Harau, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, belum ramah terhadap wisatawan. Namun, lembah yang disebut-sebut mirip Taman Nasional Yosemite dan Grand Canyon di Amerika Serikat itu tetap saja diminati investor.
Percaya atau tidak percaya, sejak tiga tahun terakhir, di kawasan Lembah Harau, bertaburan tempat wisata, homestay atau penginapan, dan kafe. Jumlahnya beratus kali lipat dari jumlah warga yang meminta sumbangan rumah ibadah dan warga yang memungut karcis tanda masuk di jalan Lembah Harau.
Meski tempat-tempat wisata, homestay, dan kafe di kawasan Lembah Harau, tumbuhnya terkesan “serampangan”. Bahkan sebagian berdiri tanpa Persetujuan Bangunan Gedung (PGB) yang dulunya disebut Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Tapi, tempat wisata dan penginapan itu selalu ramai. Terutama pada hari-hari libur.
Kehadiran tempat wisata, homestay dan kafe di kawasan Lembah Harau, sekalipun seakan tertata kurang rapi, namun cukup membuat ekonomi di kawasan itu berdenyut kencang sekali. Pemilik tempat wisata, homestay, dan kafe itu tidak hanya warga lokal. Tapi juga ada warga luar daerah. Bahkan, Pemkab Limapuluh Kota juga punya aset di Lembah Harau.
Aset Pemkab Limapuluh Kota berupa lahan dan bangunan berada di kawasan air terjun Akar Barayun. Meski cat bangunannya sudah pudar dan lotengnya sudah lapuk, mirip betul dengan loteng toilet di dekat air terjun Aka Barayun. Tapi, aset pemda di Lembah Harau, masih kerap disinggahi pengunjung.
Dulunya, pada zaman Bupati Aziz Haily, di lahan milik pemda ini, ada pula kebun binatang mini. Setelah bupati dijabat silih berganti, tak jelas nasib binatangnya kini. Tapi, tujuan awal pemda memancing investor membuat sarana penunjang wisata di Lembah Harau, agaknya sudah tercapai.
Bahkan, jumlah tempat penginapan dan tempat wisata di Lembah Harau, boleh dibilang sudah lebih dari cukup. Ada pula Kampung Eropa dan Kampung-Kampung Benua lainnya di Lembah Harau. Pokoknya, Lembah Harau yang berada di tiga nagari: Tarantang, Solok Bio-Bio dan Harau, benar-benar bukan Lembah Harau yang dulu lagi. Zaman telah berganti.
Hanya saja, mencari tanah untuk dibangun di kawasan Lembah Harau, kini sudah mulai susah. Selain sebagian besar berada di kawasan hutan suaka alam atau hutan lindung, sudah banyak pula tanah yang dijual secara kaplingan. Dan warga lokal, kini juga mulai tak mau menjual tanah mereka, karena yakin bisa jadi aset masa depan.
“Di Lembah Harau ini, khususnya di Nagari Harau, Kalau jual menjual tanah, memang sudah mulai susah. Tapi, kalau konsepnya adalah kerja sama, bagi hasil, dan bermitra pasti lebih mudah. Kita di nagari, ikut memfasilitasi malah. Tujuan kita, bagaimana wisatawan semakin banyak datang ke Harau,” kata Wali Nagari Harau Syukriandi kepada Padang Ekspres, Sabtu lalu (25/2).
Saat itu, Syukriandi baru saja memfasilitasi calon investor dari Pekanbaru, Riau. Calon investor itu tergabung dalam tim Asia Farm. Adapun Asia Farm adalah investor yang membangun kawasan wisata Asia Heritage di Rumbai, Riau. Sejak dibuka, Asia Heritage sudah didatangi 1,5 juta pengunjung.
Dengan modal itu, tim Asia Farm ingin pula membuka destinasi wisata baru di Lembah Harau. Namanya adalah Swarnabhumi Harau yang mengusung tema selfie, resto, dan stay.
“Asia Farm yang mengelola Asia Heritage di Pekanbaru, melihat prospek pariwisata Sumbar sangat menjanjikan. Ini terlihat dari jumlah tamu yang setiap tahunnya semakin meningkat. Makanya, tim Asia Farm mencoba mengembangkan pariwisata melalui destinasi wisata Swarnabhumi Harau, dengan mengusung tema: selfie, resto, stay. Sedangkan konsep yang kita usung adalah Maju Bersama, Masyarakat Berdaya, Kultur Terjaga,” kata Edi Kartono Manajemen Asia Farm.
Pola investasi yang ditawarkan Asia Farm di Lembah Harau bukan membeli lahan. Melainkan, kerja sama dengan pemilik lahan. Selain dapat bagian dari keuntungan usaha. Pemilik lahan juga masih bisa menggunakan lahannya untuk bertanam padi ataupun coklat dan komoditi lainnya.
Wali Nagari Harau Syukriandi, menyambut baik niat Asia Farm menghadirkan Swarnabhumi Harau. Selagi hal ini tidak merugikan masyarakat, memajukan ekonomi masyarakat, tenaga kerja dan hasil perkebunan masyarakat.
Hal serupa disampaikan Haji Nursal, salah satu pemilik lahan yang akan bekerja sama dengan Asia Farm. “Rencana Swarnabhumi Harau sangat bagus untuk kemajuan masyarakat dan perkembangan Harau ke depan. Akan mendatangkan pengunjung sebanyaknya. Sehingga banyaklah pendapatan masyarakat. Parkir dan homestay akan penuh,” kata Haji Nursal. (Fajar Rillah Vesky)