Angin Segar Bagi Petani, Harga Gambir Mulai Merangkak Naik

39
ADA HARAPAN: Salah seorang petani gambir sedang menimbang daun gambirnya untuk dijual, kemarin (1/2).(IST)

Petani Gambir di Nagari Simpang Kapuak, Kecamatan Mungka, Kabupaten Lima Puluh Kota, mulai tersenyum manis. Pasalnya, harga jual komoditi ekspor gambir mulai merangkak naik sejak beberapa bulan terakhir.

“Saat ini naik, kalau sebelumnya harga daun Gambir hanya Rp 1.500 per kilogramnya, sekarang sudah Rp29 ribu sampai Rp30 ribu. Kalau gambir sudah jadi saat ini harganya mencapai Rp50 ribu per kilogram,” ungkap Rifnaldi salah seorang petani gambir, di Nagari Simpang Kapuak, Kecamatan Mungka, baru-baru ini.

Ia menyebut, petani gambir sejak beberapa tahun belakangan cukup terpuruk dengan harga yang murah sekali. Untuk biaya produksi dan perawatan tanaman gambir di kebun dan ladang, tidak mencukupi. Bahkan, banyak ladang petani gambir yang tidak terawat dan dibiarkan saja.

Rifnaldi, mengatakan sejak mulai naik kembali harga jual daun gambir, para petani sudah kembali ke ladang dan merawat kebun-kebun gambirnya. Meski demikian dirinya berharap, agar harga jual gambir meningkat.

“Kok nak sejahtera petani gambir, naik ndaknyoharago, kolahlamo bana indak naik-naik,” sebutnya bercerita dengan awak media. Dalam satu hari disampaikan Rifnali, dirinya mampu memetik daun gambir seberat 100 kilogram.

Namun, karena kerja membersihkan kebun sambil memetik daun gambir, maka hanya dapat dipetik hingga puluhan kilogram perhari. “Kalau sahari bisa maambiak 100 kilogram sehari. Tapi karanosambiakarajo, hanya puluhan kilolah,” ucapnya.

Baca Juga:  Wabup Rizki Ungkap Hubungan dengan Bupati Safaruddin

Sementara untuk menjual daun gambir, dikatakannya sudah ada tauke yang datang menjemput ke kampung. “Ada tauke yang menjemput dengan mobil. Untuk menjual tidak sulit, apalagi saat ini harganya cukup lumayan dari sebelumnya. Jadi siap ditimbang, langsung terima uang,” sebutnya.

Mantan Wakil Bupati Lima Puluh Kota periode 2016-2021 Ferizal Ridwan, ketika melihat langsung proses petani gambir mengangkut dan menimbang hasil panen daun gambirnya, ikut senang.

Mengingat, jumlah petani gambir di Limapuluh Kota cukup banyak dan tersebar di 7 Kecamatan mulai dari Kapur IX, Pangkalan, Bukik Barisan, Mungka, Harau, Lareh Sago Halaban.

“Kita tentu ikut senang, sehingga para petani gambir kita bisa memiliki daya beli. Namun yang paling penting ke depan bagaimana buruh tani gambir itu lepas dari tengkulak. Maka harus ada dana penguatan dari pemerintah daerah melalui kelompok tani maupun program dinas terkait baik Pertanian maupun perdagangan. Saat ini naik atau turun harga membuat petani hampir tidak merasakan, karena sudah terikat dengan tengkulak,” sebut Ferizal Ridwan. (jpg)