Kamesworo: Mereka hanyaTersesat, Banyak Jalan Untuk Bertobat

3

Pesantren Al-Inabah Lapas Kelas III Suliki baru saja diresmikan beberapa hari lalu, menjadi pusat perhatian banyak orang. Pemprov Sumatera Barat men-support dan bantuan juga datang dari Lembaga Pemerintahan secara materil dan moril.

“Kini Lapas Suliki sangat berbeda suasananya. Melihat secara langsung kegiatan Pesantren Lapas kini menjadi ciri khas dari Lapas Suliki. Didukung oleh BKMT, Penyuluh Agama, Kemenag Limapuluh Kota, dan Baznas Limapuluh Kota,” ujar Kalapas Suliki, Kamesworo, Kamis (9/3).

Adanya pesantren maka pembinaan kepribadian menjadi maksimal di Lapas Kelas III Suliki. “Mereka hanya tersesat, banyak jalan untuk bertobat,” ungkapnya.

Kelas Pesantren di Lapas Kelas III Suliki dibagi menjadi 2 kelompok yaitu Kelas A dan Kelas B, pelajaran di hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis dan Sabtu.

Mempelajari Ilmu Agama seperti Ilmu Dakwah, Tafsir, Bahasa Arab, Tahfidz, Tilawah, Iqra, Tartil, Fiqih Ibadah, dan Ilmu Hadits.

Para pengajar Lapas Pesantren dari berbagai kembaga di Kabupaten Limapuluh Kota. Di antaranya Penyuluh Agama KUA Kecamatan Suliki, Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Limapuluh Kota, Pesantren An-Nahl, PP Syekh Adimin Ar-Roji (Taram).

Baca Juga:  Kepala Lapas Suliki Lakukan Kontrol Blok Hunian Warga Binaan

Kamesworo mengucapkan rasa syukur atas sukses dan lancarnya proses peresmian dan berjalannya kegiatan lapas pesantren di Lembaga pemasyarakatan kelas III Suliki.

“Kami dari Lapas Suliki berharap lapas pesantren ini menjadi pilot project percontohan di Sumatara Barat. Semangat ini harus dijaga, agar berjalan seterusnya dan menciptakan hafidz Qur’an warga binaan Lapas Suliki,” ujar Kames.

Kames menambahkan bahwa pihaknya menerima berbagai bantuan seperti 100 baju koko dari BSI cabang Tanjungpati, 20 buah Al-Qur’an dari Pemkab Limapuluh Kota serta donatur selaku Owner dari ELTA Record 60 Al-Qur’an dan Iqro. Ia juga sedang proses pengajuan Alat Hapus Tato kepada Pemprov Sumbar.(*)