Kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri melalui tes swab dinilai masih rendah. Ke depan, harus ada alat paksa, agar masyarakat bersedia melaksanakan tes swab. Hal itu diungkapkan Wakil Bupati Kepulauan Mentawai, Kortanius Sabeleake, Senin (07/09/2020) di aula kantor Bupati Kepulauan Mentawai, menyikapi adanya 16 orang warga Mentawai yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Dia menyebutkan, bahwa, pemerintah melalui tim gugus tugas sudah membuka layanan untuk tracing. “Ini salah satu hikmah dari adanya temuan satu orang warga Sijunjung yang terpapar di atas kapal menuju Mentawai beberapa waktu lalu. Dampaknya, kita mulai masif dan agresif melakukan tes swab. Nah, hari ini, ditemukan 16 warga yang terkonfirmasi Covid-19,” ungkapnya.
Dia mengatakan, meski sudah berupaya maksimal dalam memantau orang keluar-masuk Mentawai, masih terjadi kelalaian. Salah satu kelalaian, kata dia, yakni, pada saat cek poin orang dari pelabuhan Teluk Bayur dan Teluk Panasahan Painan.
“Masih ada penumpang yang seakan-akan mencari-cari kapal yang longgar dalam menerapkan protokol kesehatan. Nah, ke depan, kita akan terus perketat orang masuk ke Mentawai. Minimal, memiliki hasil rapid test,” ujarnya.
Selanjutnya, kata dia, dalam waktu dekat akan menyiapkan regulasi terkait percepatan penanganan Covid-19 di Kepulauan Mentawai. Sekitar tanggal 12 September 2020 Perda percepatan penanganan Covid-19 di Kepulauan Mentawai disahkan.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kepulauan Mentawai, Lahmuddin Siregar mengatakan, saat ini 16 orang yang terkonfirmasi positif tersebut, merupakan pemilik dan karyawan salah satu depot air minum isi ulang di Tuapejat. Selain sudah menghentikan aktifitas operasional depot, paparnya seluruh pasien yang terpapar tengah melakukan skrining kesehatan di RSUD Tuapejat.
“Setelah mendapat hasil skrining, baru kita tentukan, apakah 16 pasien ini, akan diisolasi di RSUD atau di homestay Mapadegat. Tergantung, dari kondisi pasien nantinya. Kita berharap, kondisi pasien baik-baik saja, sehingga tidak mesti dirawat di fasilitas RSUD yang sangat terbatas,” ujarnya.
Dia mengatakan, RSUD Tuapejat hanya mampu maksimal menampung sebanyak 8 orang pasien. Sementara, di homestay, Mapaddegat maksimal sebanyak 21 pasien. Selain itu, katanya terkait kondisi usaha air minum isi ulang, pihaknya akan melakukan traking kepada seluruh pelanggan secara masif.
“Memang untuk kesediaan masyarakat masih sangat rendah. Makanya, kita akan lakukan tracing dan tes swab langsung ke rumah-rumah warga. Tidak hanya, pelanggan air minum saja, seluruh pedagang atau pengusaha, pelayanan publik dan juga tokoh agama akan kita swab,” ungkapnya.
Sebelumnya, dilaporkan satu orang warga desa Saumanganya, Kecamatan Pagai Utara terkonfirmasi positif Covid-19 usai menggunakan transportasi kapal laut Perintis KN Sabuk Nusantara dari Tuapejat tujuan Sikakap, akhir Agustus 2020 lalu. Untuk diketahui, warga Pagai Utara tersebut, merupakan karyawan dari dari depot air minum isi yang terkonfirmasi positif Covid-19 tersebut. (rif)