
Penggunaan pupuk organik juga dapat menekan percepatan global warming atau perubahan iklim yang berdampak terhadap kenaikan suhu permukaan bumi. Sehingga, lapisan ozon akan menebal.
Sementara, ketika penggunaan pupuk berbahan kimia, keseimbangan ekosistem dalam tanah akan rusak, sehingga tanah akan kehilangan kesuburannya.
Hal itu diungkapkan Rachmadi selaku Kepala Divisi Lobi dan Advokasi Yayasan Field saat memberikan edukasi kepada pengurus dan santri Yayasan Hidayatullah kilometer 8 Tuapejat, Kamis, (18/8). Dia mengatakan, tanaman mencari makanan di dalam tanah melalui akar dan dimasak melalui daun.
“Nah, penggunaan pupuk organik akan menghidupkan mikroorganisme lokal yang berfungsi sebagai pemasak makanan, sehingga terpenuhi kebutuhannya. Pupuk organik sederhana dapat dengan pengolahan lahan dengan membuat bedengan kayu,” ungkapnya.
Di mana, kata dia, tanah yang sudah digali sedalam 30 centimeter dimasukkan kayu-kayu ranting dari ukuran terbesar hingga terkecil. Nah, setelah tumpukan ranting tersebut, ditimbun dengan tanah, di atasnya ditumpukkan mulsa dari rumput-rumput kering.
Metode ini, kata dia, merupakan salah satu cara pengelolaan pertanian yang dapat meringankan pengolahan. Sebab, kata dia, ranting-ranting yang sudah ditimbun tersebut, akan menjadi lapuk dan pertumbuhan gulma juga akan berkurang.
Kepala sekolah Pesantren Hidayatullah, Muslimin mengaku berterimakasih kepada Yayasan Field yang memiliki program sekolah lapangan dalam kegiatan road to school. Dia berharap, program tersebut, menambah semangat santri dan menjadi bekal bagi mereka ke depan.
“Terimakasih atas berbagi pengalaman dari yayasan Field kepala santri Hidayatullah. Mudah-mudahan, ke depannya mereka bisa mengelola lahan pesantren yang memiliki luas lebih kurang 10 hektar dan menjadi bekal bagi mereka ke depan,” pungkasnya. (rif)