Nevi Imbau Santri Menyesuaikan dengan Zaman 

27

Anggota DPR RI asal Sumbar II, Nevi Zuairina merayakan Hari Santri Nasional di Pondok Pesantren Nurul Yaqin, Bukit Kandih Sungai Sariak, Kabupaten Padangpariaman. Ia meminta para santri menyesuaikan dengan zaman kekinian untuk dapat melebur dengan era yang serba digital dengan tetap membawa panji-panji keislaman dengan Al Quran sebagai pedoman.

”Saya meminta para santri untuk terus memegang Al Quran ya. Apapun keadaannya segala rujukan adalah Al Quran di tangan. Sehingga, mental iman dan takwa akan senantiasa terpatri pada diri kita semua untuk menyongsong SDM masa depan yang semakin saleh, santun, bijaksana dan berwibawa,” tutur Nevi Zuairina.

Nevi menyampaikan bahwa saat ini dari data kementerian yang ia dapat per Februari 2020, jumlah santri se-Indonesia sebanyak 18 juta orang dengan jumlah pengajar dan pendidik sekitar 1,5 juta orang. Tentunya, angka ini masih lebih besar karena banyak yang tidak terdata. Sedangkan santri yang mondok di pondok pesantren sebanyak sekitar 5 juta santri yang tersebar di sekitar 28 ribu pesantren di Indonesia.

Politisi PKS ini melanjutkan bahwa sejarah telah mematri, pada tanggal 22 Oktober merupakan momentum keluarnya Resolusi Jihad yang dicetuskan oleh KH Hasyim Asy’ari pada tahun 1945 silam di Surabaya untuk mencegah kembalinya tentara kolonial Belanda sebagai bentuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Resolusi Jihad inilah yang kemudian melahirkan peristiwa heroik tanggal 10 November 1945 yang kita diperingati sebagai Hari Pahlawan.

Baca Juga:  Desa Wisata Nyarai Bakal Dinilai, Menparekraf Dijadwalkan Datang Besok

Begitu berharganya para ulama dan santri dalam perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia, lanjutnya, sehingga bangsa ini wajib memberikan penghormatan dan apresiasi yang tinggi kepada para santri. Di antaranya dengan mengambil spirit dari kepeloporan kaum santri dalam berjuang memerdekakan Republik Indonesia.

”Aktualisasi peran santri yang paling penting dan utama saat ini adalah bagaimana penjagaannya terhadap karakter kebangsaan Indonesia. Kaum santri harus terdepan dalam menjaga dan menumbuhkan karakter bangsa yang religius, berperikemanusiaan, bersatu dan berkeadilan sesuai dengan jiwa dan semangat Pancasila,” jelas Nevi.

Nevi meminta para santri agar tidak terbawa tarikan kepentingan pragmatis, karena hal itu jelas mengorbankan wibawa perjuangan dan peran kaum santri. Kaum santri harus bergerak dan berperan dalam tataran high politik atau politik kebangsaan. Melihat setiap dinamika bangsa dengan kejernihan pikiran dan kelapangan hati dalam bimbingan tauhid. Sehingga, setiap tindakan senantiasa mendatangkan maslahat untuk umat.

”Saya berharap agar kaum santri semakin aktif dalam mengambil peran-peran nyata dalam kehidupan masyarakat, pemerintahan, maupun sektor swasta. Kami di DPR pun akan mendorong kepada Pemerintah agar negara tetap memberikan afirmasi dan ruang kreasi seluas-luasnya sebagai bentuk apresiasi atas peran sejarah kaum santri,” tutup Nevi. (rdo)