Harga cabai terus naik di Padangpariaman. Sekarang sudah dikisaran Rp 70 ribu per kilogram. Naiknya harga cabai diklaim karena minimnya stok bahan pemedas makanan tersebut.
Informasi itu dihimpun Padang Ekspres sejumlah pedagang di Pasar Pauhkamba, Pakandangan, dan Lubukalung. “Petani juga mahal jual cabainya sekarang. Kalau petani di Padangpariaman yang langsung menjual cabainya ke pedagang, harganya kisaran Rp 55-60 ribu per kg,” ujar Rosni, 41, salah seorang pedagang cabai di Pasar Pauhkamba.
Kendati hari balai (pasar sedang ramai) di Pasar Pauhkamba Sabtu (26/12), kondisi itu tidak mempengaruhi harga cabai yang memang sedang mahal. “Biasanya di hari balai itu kan harga lebih murah dari hari-hari biasanya,” ungkap wanita yang hanya berdagang saat hari balai tersebut.
Ia mengatakan memang ada cabai yang dijualnya dengan harga di bawah Rp 70 ribu per kg. Hanya saja, kualitasnya lebih rendah, ukurannya pun lebih kecil. “Kalau cabai yang di bawah Rp 70 ribu itu, kadang rasa pedasnya agak kurang. Tampilannya juga kurang segar. Ini contohnya,” katanya sembari menunjuk setumpuk cabai.
Ia menilai harga cabai yang terus naik sejak awal Desember 2020, belum terlalu berpengaruh signifikan terhadap bahan masak lainnya. Misalnya bawang, tomat, dan sejumlah sayuran. “Yang ikut mahal itu cabai rawit. Harganya sudah hampir Rp 55 per kg,” ungkapnya.
Rosni tidak dapat memprediksi kapan harga cabai akan stabil kembali. Namun, yang pasti menurutnya penurunan harga cabai pasti terjadi saat pasokan cabai meningkat. “Kalau kami pedagang kecil ini, mau murah ataupun mahal harga cabai, untung yang kami dapatkan sama saja,” pungkasnya.
Warga Toboh Gadang, Zaidar, 43, yang berbelanja di Pasar Pauhkamba, mengaku terkejut dengan harga cabai yang mencapai Rp 70 ribu per kg. Sebab, saat belanja di hari balai Pasar Pakandangan, Kamis (24/12), harga cabai masih Rp 65 ribu per kg. Sedangkan waktu hari balai di Pasar Pauhkamba, Sabtu (19/12), harganya masih Rp 60 per kg.
“Semoga harga yang sekarang tidak lebih mahal lagi. Sebab, dalam kondisi ekonomi serba sulit sekarang, tentu bisa buat kita semakin kesulitan memenuhi kebutuhan dapur,” harapnya.
Hal itu turut dibenarkan oleh Rina Mardini, 45, salah seorang warga Lubukalung. Kendati begitu, dirinya mengaku tidak kaget dengan harga cabai yang mencapai Rp 70 ribu per kg. Sebab, beberapan tahun lalu, harga cabai pernah mahal dari itu.
“Namun kita selaku ibu rumah tanggang yang selalu pusing melengkapi isi dapur, tentu merakan pusir saat cabai mahal. Sebab kita berbelanja saat hari balai ini untuk kebutuhan empat hari atau seminggu,” katanya.
Sehingga, tambahnya, saat harga cabai mahal dirinya tidak dapat lagi memaksakan untuk bisa mencukupi kebutuhan dapur seminggu. Terlebih pemasukan keuangan keluarganya pas-pasan. “Kalau harga cabai naik pendapatan juga naik, kami mungkin tidak pusing. Tapi ini kan tidak, pendapatan tetap sedangkan kebutuhan dapur harganya naik,” pungkasnya. (apg)