Pemberdayaan Masyarakat di Bukit Gado-Gado, Promosi Teh Jahe Dan Kue Talam

57
BUDIDAYA JAHE: Lurah Bukit Gado-gado, Yandedi Nur bersama warga menanam jahe.(IST)

Dianugerahi keindahan alam dan punya kuliner khas teh jahe dan kue talam, Kelurahan Bukit Gado-Gado berusaha mengembangkan tanaman jahe yang nantinya dijadikan kuliner khas Kota Padang. Seperti apa?

Kelurahan Bukit Gado-Gado berada di Kecamatan Padang Selatan yang dianugerahi pemandangan yang indah seperti lautan, perbukitan, dan pemandangan Kota Padang dari ketinggian. Bahkan belakangan, Kelurahan Bukit Gado-Gado ramai dikunjungi oleh masyarakat.

Namun kelurahan ini tidak hanya terkenal dengan keindahan pemandangannya saja tapi juga kuliner yang banyak dicari oleh masyarakat ketika berkunjung ke Bukit Gado-Gado. Kuliner khas tersebut yakni teh jahe dan kue talam.

“Pasti kalau orang datang ke Bukit Gado-Gado tujuannya adalah pergi melihat pemandangan dan juga untuk berolahraga baik jalan santai atau bersepeda. Nah, banyak dari mereka ketika selesai olahraga, meluangkan waktunya untuk menikmati segelas teh jahe dan kue talam,” kata Lurah Bukit Gado-Gado, Yandedi Nur kepada Padang Ekspres, kemarin (1/9).

Teh jahe dan kue talam kelurahan Bukit Gado-Gado tak hanya dikenal oleh masyarakat Kota Padang saja tapi juga masyarakat dari daerah lain di Sumbar bahkan sampai turis mancanegara.

Melihat peluang dan potensi yang dimiliki tersebut, Pemerintah Kelurahan Bukit Gado-gado berinisiatif untuk membuat program pengembangan dan pembudidayaan tanaman jahe di tingkat rumah tangga di Kelurahan Bukit Gado-Gado.

Yandedi mengatakan, sebelumnya banyak masyarakat di Kelurahan Bukit Gado-Gado hanya bersifat menjual teh jahe dan kue talam dimana bahan-bahan kuliner tersebut dibeli dari daerah lain sehingga menambah biaya produksi.

Untuk itu program pengembangan tanaman jahe tersebut bertujuan untuk mengubah pola pikir masyarakat agar tidak hanya menjual saja tapi ikut membudidayakan dan memproduksi tanaman jahe sendiri di rumah mereka.

“Jadi dengan potensi geografis dan banyaknya orang yang berkunjung ke Bukit Gado-Gado untuk wisata dan olahraga maka masyarakat kami berdayakan untuk menanam jahe dan menjual teh jahe khas Bukit Gado-Gado,” ungkapnya.

Program pengembangan tanaman jahe di Bukit Gado-Gado telah berjalan. Bahkan tidak hanya menanam jahe, masyarakat di sana juga telah memproduksi dan mengemas produk tanaman jahe mereka dengan baik.

“Kami tidak hanya menjual teh jahe yang sudah diseduh saja, tapi juga daun teh jahe itu kami kemas sedemikian rupa dan jual ke setiap pengunjung yang datang ke Kelurahan Bukit Gado-Gado,” ujar Yandedi.

Baca Juga:  BKP SDM Padang Seleksi Terbuka 3 Jabatan Tinggi Pratama

Produk kemasan teh jahe Kelurahan Bukit Gado-Gado juga akan didaftarkan ke Balai Besar Pengawas Obat dan Makan (BBPOM) dan ke Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Padang.

Pemasaran produk kemasan teh jahe Bukit Gado-gado tidak hanya dijual secara offline tapi juga online dengan memanfaatkan media sosial agar produk tersebut dikenal luas oleh masyarakat di seluruh Indonesia dan dunia.

Lebih lanjut dijelaskan, program pengembangan tanaman jahe tersebut juga sejalan dengan program Pemko Padang yang berencana akan melanjutkan pembangunan jalan Bukit Gado-Gado menuju bukit lainnya, sehingga akan muncul lebih banyak trek sepeda di kawasan tersebut.

“Dengan banyaknya orang beraktivitas di kawasan kelurahan Bukit Gado-Gado, pemasaran produk teh jahe pastinya akan menjanjikan sehingga berdampak terhadap peningkatan perekonomian,” ujarnya.

Yandedi menambahkan, saat ini sebagian rumah tangga di Kelurahan Bukit Gado-Gado telah menanam batang jahe minimal 4 batang. Di kelurahan Bukit Gado-Gado terdapat sekitar 400 Kepala Keluarga (KK).

“Pastinya jika seluruh KK di Kelurahan Bukit Gado-Gado ini menanam minimal 4 batang jahe saja tentu potensi budidaya jahe ini sangat menjanjikan dan bisa mendongkrak perekonomian masyarakat,” katanya.

Selain di rumah-rumah warga, tanaman jahe juga dibudidayakan di taman PKK Kelurahan Bukit Gado-Gado. Di sana tidak hanya ditanam tanaman jahe saja tapi juga tanaman lain seperti matoa, sukun, dan bibit-bibit tanaman produktif lainnya.

“Nah untuk pembibitan ini kami kerja sama dengan Dinas Perikanan dan Pangan (DPP) Kota Padang. Hasilnya Kelurahan Bukit Gado-Gado menjadi dua kelurahan di Kota Padang yang masuk desa mandiri pangan,” jelasnya.

Selain fokus terhadap pengembangan tanaman jahe, Kelurahan Bukit Gado-Gado juga fokus terhadap peningkatan pendidikan anak-anak yang dibuktikan dengan aktifnya Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) yang berada di bawah PKK Kelurahan Bukit Gado-Gado.

Yandedi menyebutkan, bahkan PIK-R Kelurahan Bukit Gado-Gado berhasil meraih juara di tingkat Provinsi Sumbar sebagai PIK-R terbaik. Hal itu membuktikan Kelurahan Bukit Gado-Gado sangat serius dalam peningkatan pendidikan anak-anak. (***)