Maksimalkan Potensi Daerah Batang Arau, Tumbuhkan Kesling Lewat My Darling

33
POTENSI WISATA: Jajaran kapal carter dan kapal nelayan sedang berlabuh di kawasan Batang Arau.(POTENSI WISATA: Jajaran kapal carter dan kapal nelayan sedang berlabuh di kawasan Batang Arau.(SY RIDWAN/PADEK)

Keberadaan sejumlah destinasi wisata menjadi potensi tersendiri bagi Kelurahan Batang Arau untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Untuk mewujudkan destinasi wisata nyaman dan bersih, Kelurahan Batang Arau membuat program ”My Darling”. Seperti apa?

Siapa yang tidak kenal dengan destinasi wisata seperti jembatan Siti Nurbaya, makam Siti Nurbaya, Gunung Padang, sungai Batang Arau, dan lainnya di Kota Padang. Destinasi-destinasi wisata andalan Kota Padang tersebut berada di Kelurahan Batang Arau, Kecamatan Padang Selatan.

Perpaduan antara destinasi wisata alam dan sejarah tersebut menjadikan Kelurahan Batang Arau menjadi daerah di Kota Padang yang memiliki potensi besar dalam peningkatan perekonomian masyarakat khususnya di tengah pandemi Covid-19.

Lurah Batang Arau, Eka Saputra kepada Padang Ekspres mengatakan, saat ini pemerintah Kelurahan Batang Arau tengah gencar melakukan sosialisasi dan edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan (kesling).

Ia menambahkan, Kelurahan Batang Arau merupakan kelurahan yang dikelilingi oleh sejumlah destinasi wisata andalan di Kota Padang seperti sungai Batang Arau, jembatan Siti Nurbaya, Gunung Padang, bungker peninggalan zaman penjajahan, dan lainnya.

“Untuk itu kebersihan lingkungan di kelurahan Batang Arau menjadi poin penting dalam rangka menarik perhatian masyarakat untuk berkunjung ke destinasi-destinasi wisata di Kelurahan Batang Arau,” jelas Eka.

Sesuai dengan tagline Kelurahan Batang Arau yakni antik, asyik, dan unik, pihaknya terus berupaya menciptakan dan membuat program-program inovasi yang berhubungan dengan pariwisata dan pemberdayaan masyarakat.

Salah satu program inovasi yang telah dan sedang dilaksanakan adalah program Masyarakat Sadar Lingkungan atau disingkat program My Darling. Program itu bertujuan untuk bagaimana menciptakan masyarakat sadar lingkungan di objek wisata yang rentan bencana.

“Seperti diketahui kelurahan Batang Arau rentan terhadap bencana seperti tanah longsor karena berada di daerah perbukitan, untuk itu perlu dilakukan peningkatan kesadaran masyarakat akan lingkungan mereka,” katanya.

Baca Juga:  Butuh Komitmen Bersama Jaga Keselamatan Penerbangan

Lebih lanjut Eka menyampaikan, Kelurahan Batang Arau beberapa waktu yang lalu mendapatkan banyak bantuan dalam hal perbaikan infrastruktur di sepanjang Kelurahan Batang Arau sehingga perbaikan yang telah dilakukan harus dijaga agar kawasan tersebut tetap cantik dan unik.

Dalam program My Darling tersebut pihak Kelurahan Batang Arau bekerja sama dengan beberapa stakeholders khususnya insan kebencanaan seperti Komunitas Sadar Bencana (KSB), MRI, dan lain untuk memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat.

“Jadi yang kami inginkan itu masyarakat tidak hanya sadar menjaga kebersihan dan kenyamanan di objek wisata tapi juga mendapatkan pemahaman tentang kebencanaan,” ujar Eka.

Dengan program My Darling pemerintah Kelurahan Batang Arau ingin mengubah wajah kawasan Batang Arau yang selama ini pengunjung takut atau khawatir jika datang ke Batang Arau.

“Salah satu mengubah wajah itu adalah dengan mengajak masyarakat sekitar agar menciptakan suasana aman dan nyaman bagi para pengunjung sehingga mereka betah dan berulang datang ke sini,” ungkapnya.

Eka menyebutkan, sejak dilaksanakannya program My Darling di Kelurahan Batang Arau terdapat beberapa perubahan sikap masyarakat yang lebih antusias dan bersemangat ketika pengunjung datang ke tempat mereka.

“Nah keramahan dan kenyamanan yang diberikan adalah kunci bagi setiap objek wisata agar pengunjung ramai datang ke objek wisata tersebut,” katanya.

Selain program My Darling, pemerintah Kelurahan Batang Arau juga melakukan beberapa kegiatan positif kepada masyarakat seperti sunatan massal gratis yang bekerja sama dengan RSUP dr. M. Djamil Padang.

“Lalu kami juga ada kegiatan pembentukan Pokdarwis, bantuan mesin kapal, sosialisasi dan vaksin massal, dan peningkatan kapasitas pedagang kuliner,” tukasnya. (***)