Dosen dan Mahasiswa Prodi Gizi Upertis Lakukan Pengabmas Galakzi

29

Tim pengabdian masyarakat (pengabmas) dosen dan mahasiswa Program Studi Gizi Universitas Perintis Indonesia (Upertis) Padang melakukan observasi dan informasi dari Kepala SDN 06 Pasir Jambak Kecamatan Kototangah Kota Padang. Hasilnya, banyak siswa yang berasal dari keluarga nelayan, ditemukan masalah gizi kurang dan gizi lebih.

‘’Salah satu penyebab masalah gizi adalah pola makan dan kebiasaan jajan yang tidak sehat dan rendahnya pengetahuan gizi siswa. Upaya yang telah dilakukan oleh pihak sekolah untuk penanggulangan masalah gizi tersebut adalah dengan kebijakan semua siswa wajib membawa bekal dari rumah. Akan tetapi bekal yang dibawa siswa belum sesuai dengan konsep makanan sehat dan bergizi seimbang. Hal ini terkait dengan pengetahuan ibu yang menyiapkan bekal anak di rumah dan kemampuan finansial keluarga,’’ ungkap Ketua Tim Pengabmas Erina Masri didampingi anggota tim, Sepni Asmira dan Rahmita Yanti, Minggu (5/2).

Kemudian tim melakukan promosi gizi kepada para siswa dengan tema Galakzi (Galakkan Makanan Sehat dan Bergizi) dengan memberikan edukasi gizi dan pemberdayaan siswa beserta orang tua (ibu).  Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan gizi siswa dan orang tua, serta tumbuhnya kebiasaan untuk mengolah makanan bekal sekolah dengan memanfaatkan hasil perikanan setempat dan bahan pangan murah bergizi lainnya.

Baca Juga:  Ramadhan, Volume Sampah Meningkat

‘’Media yang digunakan adalah slide, pamflet, banner dan contoh makanan untuk bekal. Kegiatan Promosi Gizi dan Kesehatan dalam bentuk edukasi gizi dan pemberdayaan tersebut terlaksana dengan sangat baik. dihadiri oleh 46 orang siswa (kelas V dan VI). Peserta sangat antusias berpartisipasi aktif dalam kegiatan dari pagi hingga selesai. Kegiatan dimulai dengan senam pagi, dilanjutkan dengan pemeriksaan  bekal yang dibawa dari rumah untuk mengetahui kesesuaian bekal tersebut dengan konsep “Isi Piringku” dan makan bekal bersama. Setelah makan bekal bersama, maka dilakukan edukasi gizi dan upaya pemberdayaan terhadap siswa dan orang tua.

Pengetahuan dan pemahaman peserta hampir sebagian besar (78%) mengenai konsep makanan bergizi meningkat setelah diberikan edukasi. Lebih dari separuh sasaran (67%) membawa bekal yang sudah sesuai dengan konsep gizi seimbang dengan memanfaatkan hasil perikanan setempat dan bahan pangan murah bergizi lainnya.(*)