Kinerja PT BPR Batang Selo: Kendalikan Biaya, Naikan Laba Usaha

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menghasilkan pertumbuhan laba. Ada yang menempuh langkah optimis dengan ekspansi kredit dan ada pula yang menitik beratkan pengendalian biaya ketika pasar kredit “menyempit”.

PT BPR Batang Selo melakukan itu ditahun buku 2021. Walau total asset relatif konstan namun laba bersih usaha berhasil tumbuh 12,50 persen secara year on year. Ekspansi atau melakukan efisiensi adalah satu diantara dua pilihan yang harus ditempuh ketika pasar kredit masih sulit.

Langkah taktis ini terpaksa diambil demi mempertahankan pertumbuhan usaha dan laba. Langkah ini juga ditempuh oleh PT BPR Batang Selo ditahun buku 2021. Total asset tumbuh relatif konstan, realisasi kredit tumbuh melandai namun beban biaya mampu diturunkan dan laba bersih usaha bisa ditingkatkan.

“Tahun 2021 kita memang terpaksa melakukan langkah pengendalian biaya dengan maksimum demi mempertahankan pertumbuhan laba. Alhamdulillah walau terbilang berat namun upaya itu berhasil. Total asset tercapai Rp 18,7 Miliar, realisasi kredit sebanyak Rp15,42 Miliar dan Dana Pihak Ketiga sebanyak Rp 15,13 Miliar. Sementara itu kualitas asset juga mulai membaik seiring menurunya ratio BOPO secara year on year dan meningkatnya laba bersih usaha dari Rp 176 Juta ditahun 2020 menjadi Rp 198 Juta ditahun 2021”, ujar Direktur Utama PT BPR Batang Selo Zazwelnefi yang didampingi Direkturnya Delferi kepada Padang Ekspres kemarin.

Menurut Zazwelnefi, Ada dua langkah strategis yang sudah disiapkan untuk mengadapi perlambatan usaha ditahun 2021 seiring belum pulihnya ekonomi. Pertama memaksimalkan realisasi kredit dan kedua melakukan efisiensi biaya.

Kedua opsi ini sama sama dijalankan dan dapat pula berjalan dengan baik. Buktinya, kredit tumbuh 5,47 persen secara year on year dan laba bersih usaha tumbuh 12,50 persen secara year on year.

Asset, Dana dan Biaya

Secara kinerja usaha, PT BPR Batang Selo tahun 2021 sedikit lebih baik dibandingkan tahun 2020 yang lalu. Hingga akhir tahun 2021 tercatat total asset sebanyak Rp 18,7 Miliar. Realisasi asset ini relatif konstan dibandingkan realisasi asset tahun 2020 yang lalu dengan nominal Rp 18,62 Miliar.

Sesuai dengan fungsi lembaga keuangan, peran intermediasi berjalan relatif stabil. Baik dalam menghimpun dana masyarakat maupun dalam mendistribusikan kembali berbentuk kredit. Hingga akhir tahun 2021 total Dana Pihak Ketiga yang mampu dihimpun tercatat sebanyak Rp 15,13 Miliar.

Dana Pihak Ketiga ini bersumber dari produk tabungan sebanyak Rp 11,68 Miliar dan dana deposito sebanyak Rp 3,45 Miliar. Jika Dana Pihak Ketiga terlihat konstan, realita sebaliknya justri terlihat pada beban biaya.

Sepanjang tahun 2021 PT BPR Batang Selo berhasil melakukan efisiensi dalam pengelolaan biaya. Buktinya beban bunga berhasil diturunkan. Hingga akhir tahun 2021 tercatat beban bunga kontraktual sebanyak Rp 435 Juta.

Realisasi beban bunga ini menurun 18,23 persen secara year on year. Begitu juga dengan beban operasional. Total beban operasional yang musti dibayarkan selama tahun 2021 tercatat sebanyak Rp 2,35 Miliar atau turun sebesar 2,89 persen secara year on year.

Baca Juga:  Jaga Generasi Muda Dari Ideologi Terlarang

Kredit dan Pendapatan

Jika Dana Pihak Ketiga tumbuh konstan sebaliknya realisasi kredit tumbuh melandai. Hingga 31 Desember 2021 tercatat total kredit yang mampu didistribusikan sebesar Rp 15,42 Miliar atau tumbuh 5,47 persen secara year on year.

Tumbuh melandainya realisasi kredit belum mampu mengkatrol pendapatan. Pendapatan bunga yang mampu dibukukan hingga akhir tahun 2021 tercatat sebanyak Rp 2,26 Miliar dan pendapatan lainnya sebanyak Rp 319 Juta.

“Secara akumulasi total pendapatan yang mampu dibukukan hingga akhir tahun 2021 tercatat sebanyak Rp 2,58 Miliar”, ujar Zazwelnefi.

NPL, BOPO dan Laba

Kualitas Asset PT BPR Batang Selo sedikit lebih baik dibandingkan kualitas asset tahun 2020 yang lalu. Sejumlah perbaikan mulai terlihat. Baik dalam bentuk kualitas kredit maupun dari tata kelola biaya.

“Dibandingkan tahun lalu, kualitas kredit kita tahun 2021 ini relatif lebih baik. Kita targetkan ditahun 2022 ini ratio non performance Loan ini sudah berada dibawah 5 persen. Begitu juga dengan ratio Biaya Operasional berbanding Pendapatan Operasional (BOPO) yang tercapai diangka 91,32 persen. Inipun ditargetkan bisa ditekan lagi menjadi 90 persen ditahun 2022”, ujar Zazwelnefi.

Sementara itu dari kinerja laba, manajemen PT BPR Batang Selo sedikit lega. Walau asset tumbuh konstan namun kinerja laba justru terlihat lebih baik. Laba bersih usaha yang mampu dibukukan meningkat dari Rp 176 Juta ditahun 2020 meningkat menjadi Rp 198 Juta ditahun 2021 atau tumbuh sebesar 12,50 persen secara year on year.
Dihadiri tokoh Masyarakat

Sedikit berbeda dari tahun tahun sebelumnya Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahun buku 2021 dihadiri oleh sejumlah tokoh masyarakat Padang Gantiang yang juga merupakan pemegang saham pada BPR Batang Selo.

Dalam RUPS tersebut seluruh pemegang saham dapat menerima pertanggungjawaban manajemen dan memberikan apresiasi karena masih bisa menumbuhkan laba usaha dan kondisi ekonomi yang masih sulit.

Tampak hadir dalam RUPS tersebut Prof Dr Ir H Musliar Kasim MSc (Mantan Wamen Pendidikan yang saat ini menjabat sebagai rector Universitas Baiturahma. Prof Musliar Kasim juga merupakan pemegang saham pengendali pada PT BPR Batang Selo. Selain itu juga hadir beberapa tokoh lainnya.

Dari data yang dimiliki Harian Pagi Padang Ekspres, PT BPR Batang Selo merupakan salah satu BPR yang beroperasional di Kabupaten Tanah Datar. BPR yang berkantor pusat di Kecamatan Padang Gantiang ini dalam menjalankan operasional usahanya dilengkapi dengan dua kantor kas yakni di Saruaso dan Lintau Buo.

Secara kinerja BPR Batang Selo dalam lima tahun terakhir terlihat relatif stabil. Walau terbilang jarang menghasilkan lompatan usaha namun pertumbuhan usaha selalu bisa dihasilkan dari tahun ke tahun. *