Padang Tuan Rumah 4th ROSADE 2023

PERTEMUAN: Ketua Pelaksana 4 Th ROSADE 2023, Dovy Djanas didampingi panitia lainnya Bobby Indra Utama dan Ketua Panitia Pertemuan Alumni Ferdinal Ferry dan Eko Apriandhi memberikan penjelasan kepada wartawan terkait ROSADE 2023, Kamis (9/2).(EKA RIANTO/PADEK)

Kota Padang akan menjadi tuan rumah pertemuan ilmiah 4th Regional Obgyn Sumatera Update (ROSADE 2023) pada 10-14 Februari mendatang. Kegiatan ini digagas Perkumpulan Obstetri Ginekologi Indonesia (POGI) Regional Sumatera. Pusat kegiatan digelar di Hotel Truntum yang direncanakan dibuka Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah, Minggu (12/2).

“ROSADE merupakan acara tahunan yang diselenggarakan POGI Regional Sumatera. Pertemuan ilmiah tahun ini bertujuan untuk memperdalam pengetahuan di bidang obstetri dan ginekologi bersifat aplikatif untuk praktik sehari-hari,” kata Ketua Pelaksana 4th ROSADE 2023, Dovy Djanas didampingi panitia ROSADE Bobby Indra Utama dan Ketua Panitia Pertemuan Alumni Ferdinal Ferry dan Eko Apriandhi.

Dovy mengatakan, pertemuan ilmiah tersebut akan dilaksanakan secara luring.
Dengan mengusung tema From Clinical To Daily Practice To Improve Women Health. “Diharapkan melalui pertemuan ilmiah itu dapat meningkatkan derajat kesehatan wanita Indonesia,” harap Direktur SDM, Pendidikan dan Umum RSUP Dr M Djamil Padang ini.

ROSADE 2023, tutur Dovy, juga mengadakan workshop yang bertujuan untuk meningkatkan tidak hanya pengetahuan. Akan tetapi juga keterampilan untuk menentukan manajemen temuan selanjutnya sebagai keterampilan dasar dalam mendiagnosa dan penatalaksanaan kasus.

“Kami menyajikan simposium dari ahli di bidangnya secara holistik dan interaktif. Salah satu pemateri Wali Kota Metro Lampung Wahdi Siradjuddin. Peserta juga akan akan memiliki pengalaman melalui hands-on dan proaktif lainnya sesi workshop,” ungkapnya.

Baca Juga:  Ratusan Nelayan Dilindungi BPJS Ketenagakerjaan

Hal senada juga disampaikan Ketua Panita Pertemuan Alumni Ferdinal Ferry. Ia mengatakan profesi spesialis kebidanan dan kandungan menjadi sorotan banyak pihak terutama dalam masalah masih tingginya angka kematian ibu di Indonesia. Sebagai dokter kebidanan dan kandungan kita dituntut untuk terus aktif dalam melakukan pelayanan kesehatan optimal.

“Ini demi tercapainya Sustainable Development Goals untuk mengurangi risiko kematian ibu global menjadi kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup pada 2030. Strategi yang kuat untuk mengatasi masalah kesehatan maternal sangat diperlukan dalam rangka mewujudkan sumber daya manusia unggul menuju Indonesia emas 2045,” ungkapnya.

Ia mengatakan, tujuan dan harapan pertemuan ini adalah untuk menambah ilmu serta keterampilan yang lebih maju dan terkini dalam menghadapi masalah-masalah yang muncul terkait pelayanan di bidang kebidanan dan kandungan.

“Kami berharap pertemuan ilmiah tersebut berjalan lancar dan baik. Keindahan alam Sumbar dan nikmatnya kuliner serta kudapan akan menemani kita semua dalam pertemuan ilmiah ini,” ucapnya. (eko)