Keluarga Bantah Pasien Bunuh Diri

22
Ilustrasi.(NET)

Keluarga pasien gagal ginjal yang ditemukan meninggal dunia dengan posisi tergeletak di lantai satu RSUP Dr M Djamil Padang membantah pasien berinisial, H, bunuh diri. Hal tersebut disampaikan langsung oleh istri dari H, Afnizar saat ditemui di kediamannya, beberapa waktu lalu.

Kepada Padang Ekspres sang istri bercerita panjang lebar terkait penyakit ginjal kronis yang diderita oleh suaminya yang bisa dikatakan cukup lama ia derita. Ia meyakini sang suami meninggal bukan karena bunuh diri, melainkan terjatuh akibat memaksakan diri pulang demi bertemu anak.

“Sejak hari rabu (8/3) ia sudah meminta pulang ke rumah karena ingin bertemu dengan anaknya yang paling kecil. Namun adiknya yang saat itu ada di kamar ikut menjenguk almarhum juga mengatakan jangan membiarkan H pulang karena kondisi tubuhnya yang masih lemah,” katanya.

Keyakinan Afnizar terkait tidak adanya indikasi bunuh diri H saat ditemukan tergeletak di lantai bawah, celana H sebelah kanan dipenuhi oleh bekas cat tembok yang disinyalir akibat H memaksakan keluar dari RS.

“Yang luka dari fisik suami saya hanya bagian kening saja. Badannya saya berani jamin tidak ada indikasi luka atau patah tulang sedikit pun. Saya yakin ia meninggal bukan karena bunuh diri,” ucapnya.

Saat malam kejadian, Afnizar menyebut, suaminya menyuruh ia dan adiknya untuk beristirahat pulang. Saat itulah H mencoba pergi dari rumah sakit.

“Kenapa saya yakin akan hal tersebut karena sebelumnya ia pernah berkelakar mengatakan kepada saya bahwa cara untuk kabur dari RS itu sangat mudah. Tinggal cabut infus dan gelang kita bisa kabur keluar. Lalu pada malam kejadian tersebut perawat membangunkan saya menanyakan dimana keberadaan suami saya. Saya cari ke kamar mandi dan di luar ternyata saya menemukan suami saya tergeletak sudah tak bernyawa di bawah,” ucapnya.

Ia pun mengatakan selama perawatan suaminya tidak sanggup beraktivitas seperti biasa karena penyakit yang ia derita membuatnya hampir seharian berbaring di atas kasur perawatan.

Afnizar mengungkapkan, akibat pemberitaan yang mengatakan suaminya bunuh diri, ia takut akan berimbas kepada kondisi psikis anaknya kelak. Ia menyebut selama perawatan, suaminya tidak pernah mengalami stres karena kekurangan biaya, sehingga tidak ada alasan bagi suaminya untuk mengakhiri hidupnya. Ditambah rekan dan keluarganya yang selalu mendukung kesembuhan H selama dirawat.

“Suami saya bekerja di Balaikota Padang. Jangankan kekurangan, selama suami saya dirawat teman-temannya dan atasannya selalu mendukung agar tetap semangat dan sembuh. Tidak hanya itu teman-temannya selalu menitipkan uang untuk keluarga dan juga ia masih menerima gaji bulanan meski sedang di rumah sakit,” ujarnya.

Baca Juga:  Langgar Aturan, Lapak PKL Ditertibkan

Selain itu Afnizar membenarkan pihak keluarga tidak setuju dilakukan autopsi terhadap jasad suaminya yang meninggal dunia tersebut. Hal itu juga atas persetujuan pihak keluarga.

“Iya kami tidak memberi izin untuk dilakukan autopsi dikarenakan kami tidak ingin menunggu selama satu minggu sampai proses autopsi selesai. Kami sudah menerima kejadian ini dan mungkin ini sudah jalan dari Tuhan. Jadi kami beserta keluarga besar memilih untuk membawa jasad dan kami kebumikan,” ucapnya.

Selain itu, ia juga menjelaskan tidak akan menyalahkan siapapun atas kejadian yang menimpa suaminya. “Untuk perawat yang ada di RS tidak ada yang lalai bahkan mereka yang membangunkan saya ketika suami saya tidak ada di kasurnya. Namun saya hanya tidak terima ketika suami saya diberitakan bunuh diri di media,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, seorang Pasien RSUP Dr M Djamil Padang berinisial H, 40, ditemukan tak bernyawa di lantai dasar bangunan usai diduga menjatuhkan diri dari lantai 3 bangunan rumah sakit tersebut.

Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan, dan Penunjang RSUP Dr M Djamil Padang dr. Rose Dinda Martini, SpPD K-GER FINASIM saat dikonfirmasi perihal insiden tersebut mengatakan, korban memang benar merupakan pasien dari RSUP Dr M Djamil Padang.

“Iya pasien tersebut sudah dirawat sejak tanggal 6 Maret yang lalu di bagian Penyakit Dalam RSUP Dr M Djamil Padang. Dari diagnosa medis, pasien mengalami gagal ginjal dengan hemodialysis dan anamesis,” jelasnya, Kamis (9/3).

Sementara itu, Kasi Humas Polresta Padang Ipda Yanti Delfina membenarkan peristiwa tersebut. ”Benar kami mendapatkan laporan bahwasanya ada salah seorang pasien RSUP Dr M Djamil ditemukan tergeletak dalam keadaan meninggal dunia. Pasien tersebut seharusnya berada di lantai dua rumah sakit tersebut, namun ia ditemukan di lantai dasar rumah sakit. Patut diduga ia menjatuhkan diri dari lantai tiga rumah sakit,” ucapnya.

Yanti mengatakan, saat ini kepolisian sudah melakukan pemeriksaan terhadap CCTV RSUP Dr M Djamil Padang. Ia mengatakan, usai penemuan jasad pasien tersebut keluarga menandatangani surat bahwa keluarga tidak setuju dilakukannya visum dan setelah itu pasien tersebut dibawa pulang ke rumah duka.

“Kita masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut terkait kasus tersebut. Kami juga akan memangil pihak RSUP Dr M Djamil Padang terkait kasus tersebut,” jelasnya. (cr1)