
Saat ini pemerintah berupaya keras untuk mencegah dan menurunkan angka kasus stunting menjadi 14 persen sampai tahun 2024. Untuk itu, semua lini harus berperan dalam menurunkan angka stunting.
Kesadaran masyarakat salah satu kunci dalam menurunkan angka stunting di Indonesia, termasuk Sumbar dan Kota Padang khususnya.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Padang, Editiawarman saat Rakorda Bangga Kencana Tingkat Kota Padang Tahun 2022 di salah satu hotel di Kota Padang, Kamis (16/6). Rakor ini mengangkat tema ”Mewujudkan Kemandirian Keluarga Dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan Untuk Pencegahan Stunting”.
Pemko Padang sangat concern terhadap kasus stunting di Kota Padang. Karena itu, ia berharap kasus stunting dapat ditekan dan jangan sampai menjadi kasus besar di Kota Padang.
Sekarang ini, posisi aktual Kota Padang berada di angka 19 persen. Namun setelah dicek kembali sekitar 18,9 persen yang terindikasi stunting. “Jadi, kalau kita merujuk target nasional, maka kurang dari 5 persen lagi kita mencapai target nasional,” tutur Editiawarman.
Menurutnya, penurunan angka stunting butuh kolaborasi lintas sektor dan dukungan dari semua elemen masyarakat.
Karena stunting disebabkan banyak faktor, salah satunya pengetahuan. Pasangan orangtua harus punya pengetahuan cara membesarkan anak-anak mereka, tahu kebutuhan soal gizi dan pentingnya ASI.
Untuk itu, setiap bayi yang lahir harus sehat dan tidak stunting. Maka edukasi di masyarakat harus ditingkatkan. Setiap pengetahuan mengenai asupan gizi seimbang dan pemberian ASI ekslusif sampai bayi berusia dua tahun harus disosialisasikan hingga ke lapisan masyarakat paling bawah.
Pengetahuan itu harus ditransfer ke bawah, bukan hanya kita bagi-bagi telur, ikan, biskuit program stunting atau makanan bergizi lainnya. Edukasi ini dapat diberikan dengan cepat melalui bantuan para kader yang tergabung dalam tim pendamping keluarga (TPK).
Di Kota Padang ada 489 tim pendamping keluarga. Masing-masing tim terdiri dari 3 orang yaitu bidan, PKK dan kader. Dengan demikian terdapat 1.467 orang yang tergabung dalam TPK. Seluruh tim ini harus berperan aktif dalam upaya pencegahan dan penurunan angka kasus stunting di Kota Padang secara umum dan terutama di wilayah yang menjadi lokus stunting.
Adapun lokus prioritas pencegahan dan penanganan stunting terintegrasi tahun 2022 ini mencakup 8 wilayah kecamatan dengan 22 kelurahan. Delapan kecamatan tersebut yakni Bungus Teluk Kabung, Lubeg, Padang Selatan, Padang Timur, Padang Barat, Padang Utara, Pauh dan Kototangah.
Selain edukasi, sambung Editiawarman, kolaborasi dapat dilakukan dengan mengolah data keluarga berisiko stunting yang tepat dan akurat di Kota Padang. Kemudian dapat dilakukan dengan pemeriksaan rumah layak huni seperti bersihnya sanitasi, kelayakan WC dan sirkulasi udara bagi keluarga.
“Melalui berbagai upaya upaya tersebut kami yakin kasus stunting akan dapat ditekan di Indonesia, khususnya di Kota Padang. Sehingga Indonesia emas di tahun 2045 dapat diwujudkan dengan sebaik baiknya,” bebernya.
Untuk itu, kerja sama semua lintas sektor sangat penting dilakukan dengan sebaik-baiknya. Maka melalui Rakorda Bangga Kencana ini, ia mengajak untuk menyatukan tekad bersama-sama mencegah dan menekan angka stunting di Kota Padang.
Sementara itu, Kabid Dalduk Penyuluhan dan Penggerakan DP3AP2KB Eva Mustika Rosa mengatakan Rakor Bangga Kencana ini diikuti pimpinan puskesmas se-Kota Padang, koordinator PKB dan PKB kecamatan se-Kota Padang, koordinator kecamatan se-Kota Padang.
Sementara untuk narasumber dari Kepala Perwakilan BKKBN Sumbar, Kepala Dinas Kesehatan Padang, Kepala DP3AP2KB Padang dan Kakan Kemenag Padang. (eri)