Penting, Ruang Publik Yang Ramah Bagi Anak

MERIAH: Festival Anak yang diinisiasi oleh DP3AP2KB Provinsi Sumbar di Aula dan Taman Istana Gubernuran Sumbar, 18 sampai 19 November, berlangsung meriah.(SUYUDI/PADEK)

Pengalaman bermain di ruang publik membentuk fondasi karakter dan keterampilan yang tidak ternilai bagi anak. Anak-anak yang aktif di ruang publik memiliki peluang lebih besar untuk menjadi individu kreatif, mandiri, dan memiliki keterampilan sosial yang kuat.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Provinsi Sumbar, Gemala Ranti, pada Festival Anak yang digelar di Aula dan Taman Istana Gubernuran Sumbar, 18 sampai 19 November, yang bertajuk “ Pertemuan di Taman Bermain”.

Festival Anak tersebut diinisiasi oleh DP3AP2KB Provinsi Sumbar dalam rangka memperingati Hari Anak se-Dunia yang jatuh pada tanggal 20 November 2023.

Gemala Ranti menyebutkan, festival itu bertujuan untuk mendorong pemahaman tentang pentingnya ruang publik yang ramah bagi anak. “Pengalaman bermain di ruang publik membentuk fondasi karakter dan keterampilan yang tidak ternilai.

Anak-anak yang aktif di ruang publik memiliki peluang lebih besar untuk menjadi individu kreatif, mandiri, dan memiliki keterampilan sosial yang kuat,” katanya. Ia menambahkan, Festival Anak terselenggaran berkat dukungan Dirjen Kebudayaan, Kemendikbudristek RI melalui helatan budaya Galanggang Arang.

Galanggang Arang sendiri merupakan aktivasi untuk menggali dan merawat kebudayaan di sepanjang kawasan Warisan Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS), program prioritas Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Direktorat Jendral Kebudayaan, Kemdikbudristek RI yang diluncurkan tanggal 19 Oktober lalu di Kota Padang.

Direktur Perlindungan Kebudayaan Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek Judi Wahyudin memberi apresiasi atas kegiatan tersebut. “Festival ini berhasil membuktikan bahwa Istana Gubernuran Sumbar bisa menjadi ruang yang inklusif sebagai tempat bermain anak. Selain itu, kegiatan ini bisa beririsan dengan Galanggang Arang, di mana pengetahuan WTBOS diperkenalkan sejak dini kepada anak,” jelasnya.

Baca Juga:  Padang Siap Pertahankan Juara Umum

Sementara itu, Kurator Festival Anak sekaligus Kurator Galanggang Arang, Mahatma Muhamad menjelaskan setiap anak di Sumbar adalah pewaris yang akan mengambil peran penting dalam pelestarian sekaligus kompleksitas persoalan yang mengancam atribut dan properti dari warisan budaya tersebut.

“Pengetahuan terkait WTBOS penting didistribusikan kepada anak di Sumbar sebagai warisan dunia yang harus dirawat, dimanfaatkan, dan dikembangkan dalam berbagai eksplorasi kerja kreatif dan penciptaan karya,” jelasnya.

Sejumlah penampilan ditampilkan pada kegiatan tersebut, seperti senam bersama Forum Anak dan anak PAUD Kota Padang, pertunjukan musik Saandiko, pantomim dari Anak Sekolah Luar Biasa (SLB) YPPLB Padang, dan pertunjukan tari dari Sanggar Seni Cahayo Bundo.

Selain itu, ada lomba kolase dengan tema WTBOS yang melibatkan interaksi anak dan orangtua. Ada pameran karya lukis kurasi, pameran Galanggang Arang di Festival Anak dengan materi lukisan serta video narasi WTBOS oleh Forum Anak tujuh kabupaten dan kota, serta panggung ekspresi dari Forum Anak 19 kabupaten dan kota di Sumbar.

Tak ketinggalan pertunjukan tari dari Majesty Minangkabau Kids, pertunjukan tari Kata Gerak, Lomba tari kreasi SD, pertunjukan Teater Tanah Ombak, Pertunjukan Boneka Ventriloquist oleh Obe Jo Gogo, dan penganugerahan Forum Anak. (y)