
Pemerintah Kota Padang terus berupaya menekan angka stunting di Kota Padang. Salah satu upaya tersebut dengan mencanangkan “Gerakan 1.000 Telur” bagi anak stunting dan ibu hamil di Kecamatan Padang Timur, Rabu (22/2).
Wako Hendri Septa mengatakan, gerakan 1.000 telur untuk anak stunting dan ibu hamil merupakan salah satu satu upaya Pemerintah Kota Padang dalam menangani persoalan stunting di Kota Padang.
“Melalui gerakan 1.000 telur ini kita ingin mengajak dan mengedukasi para orang tua dan ibu hamil untuk menyediakan kebutuhan gizi bagi anak-anaknya,” ucap Wako Hendri Septa di Aula SMKN 2 Padang.
Wako Hendri Septa menambahkan, saat ini angka prevalensi stunting di Kota Padang terjadi peningkatan dari 18,9% pada tahun 2021 menjadi 19,5% pada tahun 2022. Hal ini menjadi tugas berat mengingat dalam RPJM sudah menargetkan stunting menjadi 14 persen pada tahun 2024. Untuk itu perlu upaya yang lebih komprehensif dalam mendukung percepatan penurunan stunting.
“Atas nama Pemerintah Kota Padang kami memberikan apresiasi kepada Kecamatan Padang Timur dan Persatuan Ahli Gizi (Persagi) Sumatera Barat yang telah mengadakan kegiatan ini. Semoga dapat membantu menurunkan angka stunting di Kota Padang,” pungkas wako.
Sementara itu, Camat Padang Timur Siska Meilani mengatakan, sebanyak 300 anak dan bayi yang terdaftar mengikuti program ini. Diantaranya, 244 anak stunting dan 50 lebih ibu hamil.
“Insya Allah, akan terus berlanjut diharapkan seluruh stakeholders bisa bekerja sama untuk menyukseskan pengentasan stunting,” ungkap Siska.
Saat ini dari 80 ribu penduduk Padang Timur, dimana 41 ribu lebih diantaranya perempuan. Artinya, sekitar 50 persen merupakan calon penyumbang stunting. Saat perempuan tidak diintervensi dan diperhatikan, maka calon perempuan yang akan menjadi ibu hamil berpotensi melahirkan anak stunting.
“Ini kita tindak dari hulu ke hilir agar tidak ada lagi yang stunting. Ada 5.524 anak usia 0-5 tahun yang harus diintervensi. Sekarang 244 anak yang kita tindak di rumah gizi atau sekitar 4,2 persen. Artinya masih minim sekali dan ini yang akan terus kita galakkan. Kegiatan ini akan terus berlanjut setiap dua bulan,” tuturnya. (eri)