Masyarakat Sumbar diminta hati-hati saat menaiki bus angkutan penumpang. Disinyalir banyak bus zombie yang bersileweran mencari penumpang jelang H-7 hingga H+ Idul Fitri 1443 H.
Kendaraan-kendaraan yang tidak laik jalan biasanya pada waktu peak season (musim puncak) seperti Lebaran ini, bermunculan dan beroperasi. Mungkin karena telah 2 tahun tidak beroperasi, vakum akibat pandemi dan larangan mudik.
Ini yang harus diantisipasi, karena banyak kendaraan yang pemeliharannya kurang, lalu dipaksakan untuk beroperasi. Ini yang sangat mengkhawatirkan kita, penumpang tidak mengetahui kondisi armada yang mereka naiki.
Kondisi tersebut juga dipicu oleh pengemudinya, karena terdesak kebutuhan rumah tangga, mereka memaksakan diri untuk beroperasi. Ini yang dikhawatirkan dan harus diantisipasi maksimal.
“Kita ingin kendaraan yang masuk terminal itu diperiksa kelaikannya. Upaya itu, minimal mengingatkan kepada mereka supaya ekstra hati-hati. Baik sopir maupun penumpang tidak tahu apa nanti yang akan terjadi di jalan raya,” ungkap Kepala BPTD Wilayah III Sumbar, Deny Kusdyana didampingi Korlak Terminal Anak Aia, Hendri, Senin (25/4).
Seperti diketahui, sejak dimulainya Posko Angkutan Lebaran hingga masuk H-7 dan nantinya berakhir hingga H+7, BPTD Wilayah III Sumbar menggiatkan pelaksanaan rampcheck (inspeksi keselamatan) secara optimal di Terminal Anak Air, Batipuh Panjang Kota Padang. Di terminal-terminal lainnya juga dilakukan rampcheck tersebut seperti di Terminal Jati Pariaman, Terminal Bareh Solok, dan seterusnya.
“Kami dari Balai Pengelola Transportasi Darat sudah menyurati ke Dishub untuk melaksanakan ramp check di wilayahnya masing-masing. Kita juga memberikan atensi pada bus-bus pariwisata karena mereka tidak melewati terminal. Jadi kita minta didatangi poolnya dan diperiksa kelayakan. Kebanyakan bus pariwisata masih plat nomornya masih luar Sumbar. Mereka ini harus mengurus numpang uji, namun mereka tidak melaksanakannya. Hal ini pasti bermasalah, makanya Dishub kabupaten kota yang paham pengusaha-pengusaha di daerahnya kita minta menyikapinya,” ungkap Deni.
Ramp check di Terminal Anak Air ini dilaksanakan bersama Dishub Kota Padang. Kita harus terus meyakinkan masyarakat bahwa kendaraan yang beroperasi untuk pelayanan angkutan Lebaran betul-betul layak jalan. Memang masih ada saja yang tidak melaksanakan uji berkala (uji keur).
Kita lakukan penyitaan terhadap dokumen dan kita inginnya penumpangnya dialihkan, tapi banyak juga yang bandel karena penumpangnya juga tidak protes. Ini masalah yang kita hadapi. Kita sebenarnya sudah nmelakukan hal-hal yang baik untuk penumpang itu sendiri. Terhadap bus yang layak, kita menempelkan stiker bahwa kendaraan tersebut sudah melalui pemeriksaan.
Sebenarnya, sebelum berangkat operator bus sudah ada SOP-nya untuk melakukan pengawasan itu sendiri. SOP ini sudah benar-benar dilakukan oleh perusahaan oto (PO) yang manajemennya sehat. Kebanyakan yang beroperasi di Sumbar ini manajemennya konvensional. Inilah kendalanya. Garasi busnya ada di rumah masing-masing, hanya setoran-setoran saja. Itu yang mungkin terjadi di saat ini. Bus-bus zombie itu yang kita tangkap. Namun karena informasinya sudah beredar, banyak di antaranya yang tidak jalan, atau oper penumpang saat memasuki areal terminal.
Ciri-ciri bus zombie itu dari bodinya sudah tidak meyakinkan. Buku ujinya mati, kartu pengawasaan juga sudah mati. Saat cek fisik banyak yang sudah tidak layak, seperti lampu-lampunya mati, kadang wipernya juga mati asal bawa saja. (hsn)