
SMK SMAK Padang merupakan sekolah vokasi penghasil SDM industri yang mumpuni. Lulusannya memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja/dunia industri.
Hal itu disampaikan Staf Khusus yang juga juru bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif saat berkunjung ke SMAK Padang, Selasa (23/11).
Febri Hendri menyebut, sekolah binaan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian sudah link and match. Jalinan kemitraan dengan industri sudah berlangsung sejak proses belajar mengajar.
“Menghadirkan SDM industri yang kompeten merupakan upaya Kemenperin memajukan industri dalam negeri yang mandiri dan berdaya saing, ” kata Febri.
Pihaknya menilai SMAK Padang sudah memenuhi kriteria dari pendidikan vokasi yang diharapkan. Di samping memiliki infrastruktur laboratorium dan sarana pembelajaran yang lainnya yang lebih maju, secara akademis sekolah itu juga memiliki keunggulan prestasi.
“Bisa dilihat SMAK Padang memiliki infrastruktur lengkap. Mulai dari laboratorium hingga sarana pembelajaran lainnya,” ujarnya.
Meski demikian untuk menyokong kemajuan teknologi di industri kimia, peralatan sekolah harus di upgrade agar dapat menyesuaikan dengan standar industri saat ini.
”Teknologi industri itu berkembang tiap hari dan makin pesat, peralatan pengajaran harus menyesuaikan dengan itu. Kita juga akan melakukan upgrade di beberapa unit kerja lainnya seperti Balai Besar Penelitian,”ucap Febri.
Febi menambahkan, hampir 95 persen semua lulusan pendidikan vokasi diserap dunia industri. Terlebih lulusan SMAK Padang yang memiliki spesifikasi keahlian analisis kimia yang terus dinantikan.
”Hampir 95 persen kebutuhan SDM industri diserap dari lulusan pendidikan vokasi. Apalagi lulusan SMAK Padang memiliki kompetensi dan sertifikasi. Dan juga setara dengan standar industri sehingga perusahaan bisa langsung merekrut siswa,” jelasnya.
Kepala SMAK Padang Nasir berharap dengan kunjungan juru bicara Kementerian Perindustrian dapat meningkatkan kualitas SMAK Padang ke depannya. ”Semoga apa yang disampaikan oleh juru bicara Kemenperin dapat terlaksana dan segera direalisasikan,” ucapnya.
Nasir juga mengatakan, sudah merancang untuk membangun teaching factory yang sesuai dengan standar pabrik. Ia mengatakan realisasinya masih terhalang dengan beberapa alat yang masih kurang untuk proses pembelajaran anak.
”Semoga ke depannya kita bisa melakukan pembaharuan alat-alat latihan siswa yang sudah mengikuti standar pabrik yang selalu berkembang dan menyesuaikan teknologi terbarukan saat ini,” pungkas Nasir. (cr1)