196 Mahasiswa jadi Sarjana, Unidha Gelar Wisuda Terbatas Anticovid-19

51

Universitas Dharma Andalas (Unidha) kembali melahirkan 196 wisudawan berasal dari 10 prodi dari 13 prodi yang ada. Wisuda XLVIX itu berlangsung online dan offline dengan peserta terbatas.

Hadir Asman Abnur selaku Badan Pembina Yayasan Pendidikan Dharma Andalas (YPDA) bersama pembina lainnya dan Prof Dr dr Masrul MSc SpGK selaku Ketua Badan Pengurus beserta anggota, serta Badan Pengawas beserta anggota.

”Kami mengapresiasi sikap peduli para lulusan Unidha yang saat persiapan wisuda sangat berkeinginan untuk mengusulkan wisuda dilaksanakan secara tatap muka. Namun atas kesadaran untuk memutus rantai penyebaran Covid-19, akhirnya kita bersepakat dan ikhlas, memutuskan wisuda ke-49 tetap dilaksanakan secara virtual dan hanya beberapa mahasiswa berprestasi yang diminta hadir di aula Unidha ini mewakili teman-teman prodinya,” ujar Rektor Unidha, Prof Dr apt Deddi Prima Putra di aula Unidha, Sabtu (26/6).

Menurut Deddi, bagi Unidha wisuda kali ini adalah wisuda ke-11. Sedangkan bagi FEB (d/h STIE) Dharma Andalas ini adalah wisuda XLVIX. Sampai saat ini, secara keseluruhan Unidha telah menghasilkan alumni sebanyak 6.109 orang. Sedangkan jumlah mahasiswa aktif di 13 prodi yang ada, 2.033 orang.

Menariknya, sebanyak 16 dari 196 lulusan berhasil lulus dengan Pujian (Cumlaude). Lulus dengan predikat Cumlaude tentu menjadi prestasi tersendiri bagi para mahasiswa dan program studi.

”Kompetensi lain berupa soft skill di bidang komunikasi, bahasa Inggris, berpikir kritis, kreatif dan mampu berkolaborasi, terutama era 4.0, menjadi sangat penting. Kompetensi soft-skill dimaksud perlu dipupuk, sehingga menjadi karakter/unggulan setiap lulusan Unidha. Alumni Unidha diharapkan menjadi problem solver saat berada di masyarakat,” ujar guru besar Fakultas Farmasi Unand itu.

Baca Juga:  Ortu Berperan Cegah Anak Berperilaku Negatif

Alumni, tambah dia, menjadi seorang entrepreneur dan minimal intrapreneur yaitu menjadi alumni yang berperan aktif memajukan institusi/lembaga di mana pun mengabdi, baik di pemerintahan ataupun swasta.

Dia mengingatkan, menamatkan pendidikan di Unidha bukan berarti tidak perlu lagi belajar, menimba ilmu pengetahuan, terutama di era ’digital’ ini, setiap lulusan Unidha diharapkan mampu menjadi individu ’pembelajar mandiri’ atau ’andragogy’.

”Di mana setiap pengalaman, baik yang kita alami atau yang dialami orang lain, akan menjadi sumber ilmu pengetahuan. bak pepatah kita ’Alam Takambang Jadi Guru’. Modal dasar yang penting tentunya; motivasi, berkeinginan untuk maju dan selalu tak henti berkarya apa yang bisa kita lakukan untuk membantu masyarakat.

Dari 13 program studi Unidha, menurut Deddi, terakreditasi A (D-3 Akuntansi), akreditasi B (S-1 Manajemen, D-3 Manajemen, S-1 Akuntansi, S-1 Teknik Sipil, S-1 Ilmu Komunikasi), terakreditasi C/Baik (S-1 Ilmu Hukum, S-1 Sistem Informasi, S-1 Teknik Mesin, S-1 Teknologi Industri Pertanian, S-1 Sastra Inggris, S-1 Farmasi dan S-1 Matematika).

Secara institusi Unidha terakreditasi Baik.
”Ke depan, peningkatan akreditasi menjadi program prioritas utama, terlebih sistem akreditasi sudah menggunakan sistem baru.

Capaian yang menggembirakan dapat disampaikan, apabila dilihat melalui pemeringkatan oleh 4ICU (UniRank), tahun 2018 Unidha berada pada posisi country rank 306, tahun 2019 di posisi 299, untuk tahun 2021 country rank Unidha di posisi 267.

Unidha tetap diposisi 10 besar PT di Sumbar, dan saat ini berada di urutan ke 4 untuk PTS di Sumbar. Hasil ini, membuktikan Unidha senantiasa bergerak menuju ke arah perbaikan secara berkelanjutan,” ujar dia. (rdo)