
Sebanyak 3.603 anak telah menjalani imunisasi polio tetes di Puskesmas Lubukbuaya. Sehingga capaian imunisasi tetes di Puskesmas Lubukbuaya mencapai 63,2 persen dari jumlah anak yang menjadi sasaran imunisasi di Puskesmas Lubukbuaya.
Kepala Puskesmas Lubukbuaya Celsi K Darsun melalui Pj Imunisasi Tessy Andriani kepada Padang Ekspres mengatakan, untuk menggerakkan program Crash Program Polio (CPP), pihaknya mengerahkan tujuh tim yang turun ke lapangan setiap harinya.
“Jadwal pun sudah kita tetapkan masing-masing. Jadi data anaknya kita ambil dari aplikasi Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Balita berbasis Masyarakat (EPPGBM). Dari data ini nanti akan dicek siapa yang sudah atau belum melakukan imunisasi. Akan kita pastikan alasannya apa, kendalanya apa,” jelasnya.
Ia menjelaskan, berdasarkan jumlah sasarana anak dari Pusdatin, untuk imunisasi polio tetes sudah mencapai angka 63,2 persen atau sebanyak 3.603 anak. Sedangkan untuk imunisasi polio suntik, berada di angka 40,8 persen.
Sehingga masing-masing angka ini masih harus ditingkatkan. “Jumlah anak yang sudah dilakukan imunisasi polio tetes ada sebanyak 3603 anak. Dan untuk suntik sebanyak 2.272 anak,” ucapnya.
Ia menambahkan, pemberian imunisasi polio tetes dan suntik harus sejalan. Meskipun begitu, yang ditemui di lapangan tetap tidak sesuai harapan. Sebab mindset masyarakat terhadap suntik sudah terpengaruh akibat vaksin Covid-19.
“Jadi memang yang kita temui itu tidak semua ibu ingin memberikan dua imunisasi ini pada anaknya. Tapi di sisi lain masih ada orangtua yang ingin anaknya diberi obat tetes saja atau suntik saja. Namun ada juga yang ingin anaknya diberikan dua-duanya,” tuturnya.
Kemudian, ada juga masyarakat yang hanya ingin diberikan tetes saja, karena sudah merasa waktu bayi, anak tersebut sudah selesai melakukan imunisasi. Meskipun pihaknya telah memberikan penjelasan, akan tetapi masyarakat tetap saja tidak mau.
“Untuk imunisasi ini kita tidak melihat status imunisasi ke belakang, dan kita juga tidak melihat jarak imunisasi yang telah diberikan sebelumnya. Jadi semua anak akan dapat mulai dari usia 0-59 bulan. Nah untuk usia 0-4 bulan bayi akan mendapatkan imunisasi polio tetes saja, tapi kalau usia 4-59 bulan anak akan mendapat dua sekaligus, baik tetes maupun suntik,” terangnya.
Tessy mengatakan, sejauh ini kendala yang ditemui pihaknya hanyalah kendala umum saja, sementara untuk teknis semuanya berjalan dengan baik. Adapun kendala umum yang dimaksud adalah orangtua yang menolak, terkadang tim sudah sampai di rumah bersangkutan. Tiba-tiba petugas ditolak, karena orangtua tidak ingin anaknya diimunisasi.
“Walaupun begitu, tetap masih ada masyarakat yang ingin memberikan imunisasi pada anaknya. Sampai saat ini pun tim kita masih giat turun ke lapangan bahkan juga sampai sore kalau hari-hari biasa,” lanjutnya.
Terakhir, ia menuturkan bahwa petugas sudah maksimal turun ke lapangan, dan ini akan terus berlanjut hingga tanggal 14 April 2023 mendatang.
“Kita yakin dengan terus diberikan edukasi, perlahan masyarakat akan terbuka dan sadar bahwa imunisasi polio ini amat penting agar sang anak terhindar dari serangan penyakit polio,” harapnya. (cr4)