
Rahadian Zainul dikukuhkan sebagai guru besar (profesor) Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UNP dalam Bidang Kimia Fisika oleh Rektor UNP Prof Ganefri, Sabtu (27/8) di Auditorium UNP.
Dalam pidato pengukuhan, pria kelahiran Sungai Penuh, 21 Januari 1974 menjabarkan terkait sistem tandem sel fotoelektrokimia (PV-EC) untuk produksi hidrogen melalui splitting air sebagai upaya penyediaan energi terbarukan untuk masa depan.
Katanya, tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap energi fosil yang jumlahnya relatif terbatas dapat memicu krisis energi di negeri ini. Energi terbarukan merupakan salah satu sumber energi yang dapat memenuhi kebutuhan energi dan menyumbang kepada bauran energi nasional dan membantu usaha mitigasi dampak perubahan iklim global.
Sumber energi ini digunakan hampir di seluruh dunia yang telah memanfaatkan energi terbarukan sebagai sumber energi strategis untuk mengantisipasi krisis energi.
Hidrogen memiliki siklus tersendiri.
Energi dari sinar matahari diubah menjadi listrik melalui sel fotovoltaik (PV). Listrik digunakan untuk memisahkan air menjadi hidrogen dan oksigen. Yang terakhir dilepaskan di atmosfer dan hidrogen disimpan, diangkut dan didistribusikan.
Akhirnya, hidrogen bersama-sama dengan oksigen dibakar dan energi dilepaskan sebagai kerja dan panas, air atau uap ke atmosfer. Siklus hidrogen analog dengan siklus karbon alami.
Rahadian menyampaikan riset mengenai pemanfaatan cahaya ruang sebagai sumber energi PV merupakan riset menarik dan perlu dikembangkan. Penelitian yang sudah dilakukan selama empat dekade tentang PV masih belum menyentuh wilayah ini, dikarenakan potensi ini masih terbatas, sementara potensi cahaya langsung masih banyak yang belum ditelaah.
Riset ini merupakan sebuah terobosan dalam pemanfaatan energi rendah dari cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan. Keterbatasan energi yang selama ini tidak dimanfaatkan, menjadi fokus utama riset ini.
Dengan demikian, apabila riset ini dikembangkan, maka salah satu potensi energi cahaya ruang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi yang simultan dan kontiniu, dengan dihasilkannya gas hidrogen dari tandem sel PV-EC cahaya ruang.
“Gas ini disimpan, dan dijadikan bahan bakar yang sangat ramah dan bersih serta murah, sehingga ketergantungan terhadap energi fosil menjadi berkurang. Setidaknya, energi hidrogen dari proses konversi cahaya ruang ini dapat dipakai untuk kebutuhan energi bagi ruangan itu sendiri,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Rektor UNP Prof Ganefri juga mengukuhkan empat guru besar lainnya, dan melepas satu orang guru besar memasuki purnabakti. Guru besar tersebut Fuji Astuti, Hasan Maksum, Ratnawulan, dan Tjung Hauw Sin. Dengan bertambahnya lima orang guru besar ini, berarti UNP telah memiliki sebanyak 78 orang guru besar.
”Kita di samping mengukuhkan, UNP juga sekaligus melepas satu orang guru besar memasuki masa purnabakti yakni Nizwardi Jalinus, beliau berasal dari Fakultas Teknik, yang pernah menjabat sebagai Pembantu Dekan 1 Fakultas Teknik 2 periode dan Pembantu Rektor selama 3 periode di UNP,” katanya. (eko)