Ribuan Orangtua Tolak Imunisasi Polio

22
Ilustrasi.(NET)

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Padang, terdapat lebih dari 10 ribu orangtua yang memiliki anak di Kota Padang menolak pelaksanaan Crash Program Polio (CPP).

Penolakan tersebut terjadi karena banyak dari orangtua yang berpikiran bahwasanya imunisasi polio sama dengan vaksin Covid-19. Untuk menyadarkan mindset atau cara berpikir orangtua tersebut, Dinkes Kota Padang terus berupaya melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat akan pentingnya imunisasi polio bagi anak-anak mereka.

“Jadi memang harus kita tingkatkan lagi strateginya dalam menarik minat masyarakat agar mau anak mereka diimunisasi polio. Karena memang dari data yang kita himpun, lebih dari 10 ribu balita yang orangtuanya menolak anaknya untuk diberikan imunisasi polio,” ujar Kepala Dinkes Kota Padang Sri Kurnia Yati saat Rapat bulanan Staff Pemko Padang di Hotel Santika beberapa waktu lalu.

Dia menyebutkan, berdasarkan sasaran polio pada Pusdatin, ada 77 ribu lebih balita yang ditargetkan diberikan imunisasi polio di Kota Padang. Sejauh ini sudah tercapai sebanyak 48.555 balita atau 62,5 persen.

“Pelaksanaan CPP sampai saat ini mencapai angka 62,5 persen atau 48.555 balita yang sudah kita lakukan imunisasi polio. Kami juga sudah melakukan kerja sama bersama camat setempat untuk melakukan imunisasi rumah ke rumah. Dibantu lurah, bhabinsa, dan lainnya,” jelasnya.

Baca Juga:  LDII Gelar Konsolidasi Organisasi Kuatkan Program Kerja 2023

Ia juga menjelaskan, dalam pelaksanaan imunisasi polio ada dua cara pelaksanaanya. Pertama secara oral (tetes) dan kedua secara injeksi (suntik).

Adapun data yang telah dihimpun oleh pihaknya, terkait masyarakat yang menolak pelaksanaan CPP tersebut, yaitu pertama 1.704 balita usia 0-4 bulan yang orangtuanya menolak anaknya diberikan imunisasi. Kedua, sebanyak 10.095 anak usia 4-59 yang orangtuanya menolak anaknya diberikan imunisasi.

“Jadi strategi yang akan kita lakukan dalam menyadarkan orangtua akan pentingnya imunisasi polio adalah dengan mengumpulkan setiap orangtua yang menolak pelaksanaan CPP pada anaknya untuk diberikan edukasi kembali,” ujar Sri.

Lebih lanjut Sri menyampaikan, beberapa temuan di lapangan yang dirasakan oleh petugas yakni, petuga telah melakukan dua kali kunjungan ke rumah-rumah masyarakat untuk memberikan imunisasi polio pada anaknya. Akan tetapi petugas kesehatan selalu ditolak.

“Kita juga berpikir, awalnya capaian cuma sampai 33 persen, jadi kita cari sponsor untuk memberikan roti kepada balita. Sehingga dengan cara ini, diberikan roti dan susu, memang capaian menjadi melonjak sampai tembus angka 62 persen lebih sekarang,” paparnya.

Sementara itu, berdasarkan data dari Dukcapil Kemendagri, sasaran balita Kota Padang hanya 66 ribu. “Jadi kalau hitungan capaian kita dari data sasaran Dukcapil itu sudah 73 persen yang kita capai,” tutupnya. (cr4)