
Dengan adanya pembangunan drainase melalui kegiatan Manunggal Program BBGRM, masalah banjir di RT 01 RW 13 Kelurahan Gunungpangilun, Kecamatan Padang Utara menjadi teratasi.
Pembangunan drainase di RT 01 RW 13 menjadi prioritas dalam kegiatan Manunggal Program Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) 2021 di Kelurahan Gunungpangilun, Kecamatan Padang Utara.
Setelah pembangunan drainase ini rampung, persoalan banjir yang terus saja terjadi ketika hujan turun selama lima belas menit saja, sudah bisa teratasi. Sekarang tidak ada lagi yang namanya banjir di sana.
Sekretaris Lurah Gunungpangilun Zulkarnaini mengatakan, pembangunan drainase menjadi prioritas sesuai Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) tingkat kelurahan pada tahun 2019.
Sesuai rencana, akan direalisasikan pada tahun 2020 lalu, namun akibat wabah pandemi Covid-19 pengerjaan pembangunan drainase terpaksa diundur lantaran adanya refocusing anggaran. Sehingga baru tahun ini bisa terealisasi.
Selain itu, lanjut pria berusia 44 tahun ini, pembangunan drainase menjadi prioritas karena sering tergenang air dan terjadi banjir jika turun hujan yang durasinya hanya 15 menit di lokasi tersebut.
“Dengan kondisi tersebut, RT dan RW setempat memohon kalau ada anggaran-anggaran untuk pembangunan, agar diarahkan ke wilayah agar banjir bisa teratasi,” tuturnya kepada Padang Ekspres, Senin (30/8).
Karena kebetulan ada dana kegiatan Manunggal Program BBGRM senilai Rp 35 juta yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Padang, pihaknya lantas menyalurkan dana itu untuk pembangunan drainase di lokasi tersebut.
“Awalnya RT dan RW serta masyarakat setempat minta pengecoran jalan dulu, tapi khawatir kalau itu dilakukan bisa cepat rusak karena ada genangan air. Maka diprioritaskan dulu pembangunan drainase. Tidak jadi pengecoran jalan,” ucap Zulkarnaini.
Lebih lanjut alumnus S1 PGSD UNP ini mengungkapkan, drainase yang dibangun sepanjang 180 meter secara timbal balik. Rinciannya, 90 meter sebelah kanan dan sebelah kiri. Mulai dilakukan pengerjaan pada akhir Juli lalu. Memakan waktu selama sebulan hingga akhirnya selesai akhir Agustus.
Hal ini melebihi batas waktu. Padahal sebelumnya pengerjaan ditarget selesai hanya dalam waktu 10 hari. Kondisi ini terjadi lantaran lokasi pembangunan drainase dengan tempat peletakan material seperti pasir, batu, dan semen cukup jauh.
“Sehingga butuh waktu untuk mengangkut material tersebut. Selain itu pada saat pengerjaan waktu itu juga musim hujan. Jadi sedikit mengganggu proses pengerjaan. Itu kendalanya sehingga melebihi batas waktu. Tapi kendala yang berarti tidak ada,” sebutnya.
Ayah tiga orang anak ini menyampaikam, proses pengerjaan dilakukan secara gotong royong. Diketuai LPM dibantu masyarakat setempat. Masyarakat jug turut membantu secara swadaya, baik tenaga, makanan dan minuman.
“Sekarang drainasenya sudah terbangun di sana. Alhamdulillah dengan adanya pembangunan drainase itu, aliran air menjadi lancar dan banjir bisa teratasi. Itu sangat bermanfaat sekali,” ungkap Zulkarnaini. (***)