
SDN 19 Kampungbaru Pariaman berhasil meraih juara II nasional pada ajang Festival Lomba Seni Siswa Nasional ( FL2SN) tingkat Nasional. Ternyata prestasi ini tak diraih hanya sekejap mata.
Banyak lika-liku dan perjuangan dilalui kepala sekolah, pelatih dan murid hingga berhasil mengharumkan nama Sumbar di tingkat nasional, seperti apa?
SENYUM ketiga pelajar SDN 19 Pariaman didampingi Kepala Sekolah Azral Mavinas sumringah menyambut kehadiran Padang Ekspres di sekolah yang berlokasi Jalan Agus Salim No. 1 Desa Kampungbaru Pariaman itu.
Pelajar itu yakni Ikhsan Beniqma, 11, Nirwan Duta Alkatri, 11 dan Fajri Darmawan, 12, murid yang mewakili Provinsi Sumbar pada ajang FL2SN tingkat nasional dan berhasil meraih juara II lomba tari tingkat nasional pada ajang FL2SN yang berlangsung awal September lalu.
Mengusung tema Galuik dan Tangguak, tari ini menceritakan keseharian warga Kota Pariaman yang akrab dengan aktivitas nelayan. Gerakan ketiga penari laki-laki tersebut yang memukau dewan juri, tegas dan tajam menyerupai gerakan silek. Tangguak atau alat untuk menjaring ikan melengkapi gerakan mereka saat menari.
Namun siapa sangka diawal terpilih sebagai penari, ketiga murid, Ikhsan, Nirwan dan Fajri justru ragu-ragu dan malu saat harus menari. Dalam benak mereka menari adalah aktifitas anak perempuan.
”Namun setelah dilihatkan video tariannya oleh pelatih, saya baru tau ternyata tariannya gerakannya seperti gerakan silek. Saya akhirnya tidak lagi ragu untuk ikut serta latihan,”ujar Ikhsan kepada Padang Ekspres kemarin.
Namun demikian sebut Ikhsan diamini Nirwan dan Fajri, proses latihan yang mereka lalui memiliki tantangan tersendiri. Proses seleksi penari hingga kemudian terpilih tiga orang penari sudah dimulai sejak Januari 2021.
Mereka latihan usai pulang sekolah, terkadang sampai malam hari. Ada rasa lelah yang kadang membuat ketiganya jenuh. ”Saya sampai berfikir mundur saja mengikuti lomba tari ini, karna latihannya membuat lelah. Namun kemudian kakak pelatih dan Bapak Kepala Sekolah serta guru dan orang tua terus menyemangati saya,”ujar Nirwan sembari menyebut motivasi tersebut yang membuatnya semangat latihan kembali.
Di saat latihan pun mereka juga harus berjuang menaklukan gerakan yang kadang kala sulit menurut mereka. Nirwan menyebut gerakan bangkit menyerupai posisi kayang, gerakan tersulit yang harus ia lakukan.
Sementara Fajri menyebut gerakan slow motion seolah-olah hendak menembak, bagian tersulit sehingga ia harus menghafalnya berulang-ulang. Lain lagi dengan Ikhsan gerakan terberat versinya adalah gerakan terakhir saat harus berlari kencang diakhiri gerakan merunduk.
Namun lelah tersebut terbayar saat lomba ditingkat Kecamatan mereka berhasil meraih juara II, pertengahan Juni lalu. Mereka makin bersemangat saat lanjut di tingkat Kota Pariaman berhasil meraih juara I dan mewakili Kota Pariaman ke FL2SN tingkat Provinsi Sumbar.
Nah, di tingkat provinsi perlombaan dilakukan secara daring. Di sini perjuangan ketiga murid ini diuji. Gerakan tari tersebut harus direkam dan kemudian ditayangkan dalam bentuk video.
Ketiga murid itu melakukan sedikitnya 100 adegan layaknya proses pembuatan film. Proses pengambilan gambar dilakukan di Sungai Ampalu bahkan ada scene pengambilan di gambar dibawah jembatan”Saat pengambilan gambar ada senang dan susahnya.
Senangnya karna sekalian kami bisa main-main di sungai. Susahnya ya itu karna saat menari kami tidak pakai sendal, jadi kaki sakit keinjak batu, si Nirwan kaki hampir kesangkut kawat batu beronjong,”ujar Ikhsan yang paling semangat bercerita kepada Padang Ekspres.
Meski demikian mereka senang memiliki pengalaman baru saat syuting. Ternyata kerja keras tersebut berbuah manis, tarian mereka berhasil memikat dewan juri dan menjadi juara I bidang tari FL2SN tingkat Sumbar. Yang berlanjut lomba nasional dan menjadi juara II bidang tari FL2SN Nasional sementara juara I bidang tari diraih Provinsi Gorontalo.
”Alhamdulillah kami bahagia sekali saat Bapak Kepala Sekolah menginfokan di grup WA tari, kami juara II tingkat nasional. Kata Bapak ada hadiah tabungannya nanti kalau dapat hadiah disimpan buat tabungan pendidikan,”ujar Fajri.
Sementara itu Kepala Sekolah SDN 19 Pariaman Azral Malvinas menjelaskan proses untuk sampai juara ditingkat nasional sudah dirintis sejak tahun 2018 saat itu kelompok tari sekolah yang dipimpinnya masuk 10 besar tingkat Sumbar.
Tahun 2019 masih dibidang tari berhasil meraih peringkat 5 besar provinsi Sumbar. Tahun 2020 terus meningkat dengan meraih peringkat II di Provinsi Sumbar. ”Alhamdulillah tahun 2021 kami berhasil meraih peringkat II tingkat nasional semoga nantinya bisa meraih peringkat I tingkat nasional,”harapnya.
Azral menyebut ia memang mempersiapkan dengan sungguh-sungguh dalam setiap perlombaan. Bahkan dalam mempersiapkan konsep dan gerakan tari, ia menggandeng dosen Seni Tari ISI Padangpanjang.
Dosen yang kemudian dipanggil Kak Riva oleh murid-muridnya, bersama guru pembimbing menyeleksi dan melatih ketiga murid tersebut. Saat latihan, banyak hal yang dihadapi Azral terutama menyemangati murid-murid yang terkadang jenuh dengan latihan.
Bahkan yang membuatnya deg-degan ketiga murid yang sudah latihan tersebut sempat sakit secara bergantian jelang lomba. Namun ia bersyukur saat lomba, ketiga muridnya tersebut sudah sembuh.
Tantangan berikutnya ketika pengambilan gambar sempat khawatir terkendala cuaca karna pengambilan gambar berlangsung di alam terbuka. Izin Allah sebut Azral semua berlangsung lancar, cuaca cerah. Meski ada 100 adegan yang diambil saat syuting, ketiga muridnya terlihat semangat.
”Entah karna syutingnya di sungai jadi saat break, mereka main air jadi tidak terasa lelahnya,”sebut Azral.
Pekerjaan menyiapkan video untuk lomba tersebut berlanjut habis maghrib hingga malam hari. Dan sejumlah adegan juga dikoreksi kemudian ditambah sehingga kemudian menghasilkan video tari yang bagus.
Ia bangga ketika tari galuik dan tangguak yang ditarikan murid-muridnya menjadi tarian “opening ceremony” saat pembukaan ditingkat FL2SN ditingkat nasional. Seluruh mata yang menyaksikan lomba tersebut secara virtual tertuju kepada tarian yang ditampilkan murid-muridnya.(***)