
Puluhan rumah warga Jorong Salibawan Nagari Sundata Utara terancam rusak akibat luapan aliran Batang Sumpu yang tidak terkendali.
Wali Nagari Sundata Utara Nofriyan mengatakan kondisi tersebut sudah terjadi selama dua tahun, setidaknya sekitar 50 rumah warga, kantor wali nagari dan mushala terancam rusak. Kondisi paling parah terjadi di belakang Pasar Salibawan, dengan kerusakan sekitar setengah kilometer.
“Aliran Batang Sumpu semakin mendekat ke kawasan permukiman, sebagian rumah warga pondasinya bahkan sudah ada yang tergores aliran sungai hingga nyaris roboh,” ujarnya.
Ia menyampaikan dalam RPJM Nagari Sundata Utara tahun 2022-2028 dan Rencana Kerja Pembangunan (RKP) tahun 2023, salah satu program prioritas adalah normalisasi.
Setidaknya membutuhkan biaya sekitar Rp 5 miliar untuk proses pembangunan. “Program ini akan kita perjuangkan dalam Musrenbang tingkat kecamatan maupun kabupaten,” tuturnya.
Ia berharap Pemkab Pasaman segera melakukan penanganan melalui normalisasi dan pemasangan batu baronjong pengaman tebing pada Batang Sumpu tersebut. Sehingga dapat mengantisipasi dampak buruk yang bakal timbul akibat keganasan arus Batang Sumpu.
“Untuk melakukan normalisasi Batang Sumpu membutuhkan anggaran yang cukup besar dan kita berharap pada pemerintah daerah untuk melakukan normalisasi,” ungkapnya.
Sementara itu, kepala BPBD Pasaman, Alim Bazar mengaku masih belum mengetahui informasi tersebut, dan akan memastikan terlebih dahulu kepada pihak kenagarian. Namun ia tetap mengimbau kepada masyarakat untuk tetap berhati-hati terhadap bencana, apalagi bagi masyarakat yang tinggal di sekitar pinggiran sungai.
“Kita akan konfirmasi dulu, bagaimana kondisinya, namun kita tetap mengimbau agar masyarakat waspada terhadap pergerakan air sungai, apalagi mengingat cuaca sekarang tidak dapat diprediksi,” tutupnya. (cr8)