
PT Semen Padang, membutuhkan 100 juta bibit pohon kaliandra untuk ditanam sebagai pengganti batu bara energi fosil. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pabrik semen tertua di Asia Tenggara ini, menjalin kerja sama dengan Politeknik Pertanian Negeri (Politani) Payakumbuh di Tanjungpati, Harau, Limapuluh Kota.
Nota kesepahaman kerjasama Semen Padang dengan Politani Payakumbuh itu ditandatangani Direktur Keuangan dan Umum Semen Padang Oktoweri dan Direktur Politani Payakumbuh Jhon Nefri, Senin siang (6/2). Bertepatan dengan Dies Natalis atau peringatan hari lahir Politani Payakumbuh ke-34 tahun.
Penandatangan kerja sama itu juga disaksikan Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Kementerian Pertanian Husnain SP MP MSc PHd, bersama Kepala Balai Kesehatan Hewan Semarang DR Wasis Sarjono, serta ratusan tamu dan undangan yang menghadiri acara tersebut.
Termasuk perwakilan dari Unand, Politeknik Negeri Padang, Pemprov Sumbar, Pemkab Limapuluh Kota, Pemko Payakumbuh, serta segenap unsur civitas akademika Politani.
Sebelum menandatangani nota kesepahaman, Direktur Keuangan dan Umum Semen Padang Oktoweri menyampaikan ucapan selamat kepada Direktur dan Senat Politani Payakumbuh yang sukses menggelar Dies Natalis ke-34. “Kami Semen Padang senang ikut memeriahkan Dies Natalis Politani,” ujarnya.
Oktoweri menyampaikan, Semen Padang kini berusia 113 tahun. Merupakan Pabrik semen pertama di Asia Tenggara. “Sudah sewajarnya Kami hadir di Sumbar, untuk turut berkontribusi meningkatkan perekonomian Sumbar,” ujarnya.
Oktoweri mengapresiasi Politani Payakumbuh yang menginisiasi MoU atau nota kesepahaman bersama Semen Padang dengan Politani. Pembahasan MoU ini sudah dimulai lebih sebulan lalu. Semen Padang memberikan fasilitas pengembangan riset untuk Politani di Semen Padang. Sekaligus memberi kesempatan mahasiswa untuk Politani untuk magang.
“Memang, untuk membuat semen, tak butuh pertanian. Dunia pertanian, juga tak butuh semen. Cuma saja, Semen Padang kerjanya tak jualan semen saja. Kami juga melakukan terobosan. Mewujudkan Semen Padang menuju green industri (industri hijau). Menanam kaliandra sebagai pengganti batu bara energi fosil,” kata Oktoweri.
Semangat Semen Padang menuju green industri, terutama dalam menanam kaliandra sebagai pengganti batu bara energi fosil, ternyata disambut Politani Payakumbuh. “Politani langsung menyambut sebagai tempat pembibitan. Kita lakukan pembahasan internal. Hingga dibuat kerjasama hari ini,” ujar mantan Kepala Departemen Komunikasi dan Hukum Semen Padang ini.
Oktoweri yang datang ke Politani Payakumbuh bersama Kepala Unit CSR Semen Padang Rinold Thamrin menyebutkan, Semen Padang membutuhkan 100 juta bibit pohon kaliandra. “Mustahil ini dikerjakan sendiri. Politani Payakumbuh Punya inisiatif. Punya resourcis. Makanya kita jalin kerja sama,” ujarnya.
Menurut Oktoweri, sebanyak 10 persen penggunaan fosil batu bara di Semen Padang nantinya bakal diganti dengan kaliandra. Sehingga lahan-lahan tandus, termasuk lahan-lahan reklamasi perusahaan tambang, bisa dihijaukan. “Ini juga bisa untuk pemberdayaan masyarakat. Masyarakat nanti bisa bekerja menanam kalianda. Hasilnya dibeli Semen Padang,” kata Oktoweri.
Dia berharap dukungan berharap dukungan seluruh stakeholders, terkait dengan rencana green industri Semen Padang ini. “Tak hanya kaliandra juga produk lain, kami harapkan dukungan dari seluruh stakholders,” ulas Oktoweri.
Disisi lain, Direktur Politani Payakumbuh Jhon Nefri memastikan kesiapan institusinya, melakukan kerjasama dengan PT Semen Padang terkait dengan pengembangan tanaman kaliandra.
“Tanaman kaliandra merah sangat bermanfaat untuk menopang ketahanan energi dan pertanian yang berkelanjutan. Sehingga berpotensi dimanfaatkan untuk bahan bakar pengganti batubara yang akan digunakan dalam proses produksi semen,” kata Jhon Nefri.
Dia menyebut, tanaman kaliandra ini, selain untuk bahan bakar, juga dapat digunakan untuk memperbaiki lahan-lahan kritis, menahan erosi dan memberantas tanaman liar karena tanaman kaliandra dapat tumbuh dengan baik pada tanah – tanah yang kurang subur.
Daun kaliandara merah sangat bagus untuk pakan ternak karena mengandung protein sangat tinggi dan cocok untuk pakan ternak besar. Bunga kaliandra untuk peternakan lebah madu galo-galo.
“Sisa-sisa/serpihan tanaman kaliandra juga dapat dimanfaatkan sebagai kompos atau bahan pupuk organik dan bisa juga dimanfaatkan sebagai bahan wood pellet. Wood pellet ini merupakan komoditas ekspor ke negara empat musim sebagai sumber energi pemanas karena sifat kayunya yang mudah terbakar, berenergi tinggi dan minim mengeluarkan asap,” kata Jhon Nefri.
Mengingat besarnya potensi yang akan dikembangkan ini, Jhon Nefri berharap, perguruan tinggi, pemda, serta pihak yang terkait, bersinergi untuk melakukan pemetaan potensi penggunaan lahan – lahan tidus.
Termasuk lahan-lahan kritis di Kabupaten Limapuluh Kota, Kota Payakumbuh serta daerah lainnya, untuk dapat dimanfaatkan sesuai potensinya guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Jhon Nefri sengaja menyampaikan ini, karena selain menjalin kerja sama dengan Semen Padang. Politani Payakumbuh sebelumnya juga melihat adanya peluang pengembangan komoditi ubikayu sebagai bahan baku pembuatan tepung tapioka. Tepung tapioka ini digunakan sebagai bahan baku pembuatan lem yang dibutuhkan oleh PT. Indah Kiat.
“Dimana saat ini dibutuhkan pasokan ubikayu sebanyak 30 ton per bulan. Saat ini, kita juga sedang melakukan penjajakan kerjasama penelitian dengan Politeknik Negeri Bengkalis, PT Indah Kiat dan PT. RAPP terkait dengan pengembangan tepung Tapioka ini,” kata Jhon Nefri.
Selain melirik potensi ubikayu untuk tepung tapioka, Politani Payakumbuh juga sudah membuat kesepakatan bersama dengan Bupati Limapuluh Kota Safaruddin, SH. Dt Bandaro Rajo pada 7 Juli 2022 lampau.
Politani sangat berkeinginan, kesepahaman kerjasama yang telah disepakati itu, dapat ditindaklanjuti dengan program dan kegiatan yang saling mendukung tugas pokok masing–masing.
“Ke depan dengan segala potensi yang dimiliki oleh Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh, kita bersiap berkontribusi memberikan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mengembangkan kawasan – kawasan pembangunan.
Termasuk juga, kita siap memberikan dukungan terhadap program Bupati terkait dengan pengembangan dan penanaman 20.000 hektar tanaman jagung untuk memenuhi kebutuhan jagung Limapuluh Kota,” pungkas Jhon Nefri. (frv)